Apakah Kita Harus Mencintai Pekerjaan Kita ?
Pertanyaan Untuk Para Pekerja Kantor Yang Hobi Mengeluh
Jawaban atas pertanyaan di atas sangat mudah:Harus sih ngga, sebaiknya ya iya. Idealnya, kita mencintai apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita cintai. Yah, namanya aja IDEal...Cuma ada di dunia ide. Pada kenyataannya, kalau pun yang kita lakukan adalah hal yang kita cintai, tetap ada waktu-waktu di mana kita mengerjakannya tanpa rasa cinta:Entah karena lagi sebel, bosen, dan lain sebagainya. Apalagi, kalo kita memang dari awal sudah tidak punya rasa cinta. Matilah kau.Ke laut aje.
Lalu bagaimana kalo selama ini kita ngga mencintai pekerjaan kita ? Ya pindahlah. Cari hal baru. Bisa itu berarti cari kantor baru atau ganti haluan:Jadi penyanyi, buka bengkel, jualan atau apalah. Kalo gagal dan (untunglah) belum keluar dari kantor lama, ya tetap aja di tempat yang sama. Jangan terlalu banyak ngomel. Kerja sebaik mungkin, suatu saat Anda butuh rekomendasi bukan ? Lagipula Anda terikat kontrak, punya tanggung jawab. Lakukan itu sambil mengasah kemampuan. Nanti kapan-kapan coba lagi untuk pindah ke tempat lain atau melakukan hal baru. Bagaimana kalo kita gagal padahal di kantor lama sudah keluar ? Wah, tanyalah pada rumput yang bergoyang, jangan sama saya.
Saya kerap kali melihat pegawai mengeluh melulu soal tempat kerja atau bossnya tapi dia kayaknya akan terus ada di kantor tersebut sampai anaknya punya cicit dan hingga anak cicitnya wisuda S3. Orang-orang kayak gini bikin saya puyeng:Kalo emang ga suka, kenapa ngga buat perbaikan ? Sudah buat tapi gagal ? Ya keluar aja. Kalo emang ga puas dengan sang pemilik, kenapa Anda ngga kerja aja sih yang bener, disambi sama wiraswasta, rajin-rajin nabung dan investasi, suatu saat jadi orang kaya, lalu ambil alihlah perusahaan itu atau buat yang lebih bagus.
Kita harus ingat bahwa perusahaan didirikan untuk memperoleh laba, bukan untuk membahagiakan pegawainya satu demi satu. Saya percaya semua perusahaan punya tanggung jawab moral untuk membuat para pegawainya merasa dihargai dan wajib memberikan fasilitas serta lingkungan kerja yang memadai. Perusahaan juga harus mengikuti semua hal yang telah ditetapkan Depnaker. Saat Anda mengikat diri dengan perusahaan tersebut melalui sebuah kontrak, Anda berdua “dipenjara” oleh serangkaian perjanjian, peraturan dan persyaratan. Tugas Anda dan perusahaanlah untuk menaati itu semua. Jika pihak perusahaan telah melakukan bagiannya dengan baik dan karyawan masih merasa ngga cukup, ya keluar aja. Ingatlah bahwa perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba dan bukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para pegawainya satu demi satu secara detil sehingga mereka merasa bahagia sepanjang tahun.
Dearest para pekerja kantoran yang kerjaannya ngomel melulu, Anda merasa punya hak ? Sama, perusahaan juga punya. Anda merasa punya kebebasan ? Sama, perusahaan Anda juga punya. Sebelum ngeluh, ngaca dulu deh: Tugas Anda sudah diselesaikan dengan baik apa belum ? Hmm...Apa tadi Anda bilang ?? Tugas belum selesai ?? ...Belum selesai tapi Anda telah bekerja sangat keras ?? Sini deh saya kasih tahu, Anda dibayar untuk menyelesaikan tugas bukan untuk bekerja keras.
Untuk mereka yang ngeluh melulu tapi ngga melakukan perbaikan atau ngga pindah-pindah...Anda sadar ngga, bahwa secara mental sidik jari boss, pemilik atau perusahaan Anda ada di semua aspek kehidupan Anda ? Anda sadar ngga...Wajah mereka terpatri di sepatu Anda, di baju, di modem, di telor bebek yang Anda akan makan, di kopi yang baru Anda teguk....Mereka ada di setiap hal yang Anda beli dengan gaji Anda. Dan...Yang Anda lakukan adalah terus-menerus bicara jelek tentang mereka, mengeluh soal perusahaan tapi tak kunjung keluar dari situ ? Kasian. Anda mahkluk ngga laku ya ? Sejenis mahkluk yang kalo pindah kerja trus ditolak melulu, begitu ya ??? Mahkluk yang kalo wiraswasta selalu gagal ?Kasian, menyedihkan sekali.
Saya percaya pasti ada yang membaca tulisan ini dan masuk kategori pegawai absurd di atas. Izinkan saya untuk kasih tahu: Kurangi marah-marah, jangan dihilangkan sama sekali, ntar ente stroke, ane ga nanggung yak. Kalau ga betah, perbaiki situasi atau keluarlah. Milikilah harga diri. Anda ngga harus ada di situ kok. Carilah hal lain, beri diri Anda tantangan baru. Jika Anda enggan melakukan saran saya, ambillah kamera dan biarkan alat tersebut merekam kehidupan Anda di kantor selama satu hari:Anda akan melihat seseorang yang sedang frustasi dan sibuk mencela sosok-sosok yang sudah membuka pintu kemungkinan bagi dirinya untuk menghidupi anak dan pasangan di rumah. Anda akan melihat seseorang yang letih dan depresi, sibuk marah-marah tentang kantor yang telah memampukannya untuk membeli obat bagi orang tua yang sakit di rumah dan membayar uang sekolah anak atau keponakan.
Hmm...Memelas sekali bukan ? Jika Anda masih bisa keluar dari golongan mahkluk seperti itu, kenapa tidak ?
Lippo-Cikarang, 11 Desember 2013
15.48 WIB
Lagi kesel,lagi hujan deras dan lagi pengen banget makan choco bread stick-nya Domino Pizza.
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-
Lalu bagaimana kalo selama ini kita ngga mencintai pekerjaan kita ? Ya pindahlah. Cari hal baru. Bisa itu berarti cari kantor baru atau ganti haluan:Jadi penyanyi, buka bengkel, jualan atau apalah. Kalo gagal dan (untunglah) belum keluar dari kantor lama, ya tetap aja di tempat yang sama. Jangan terlalu banyak ngomel. Kerja sebaik mungkin, suatu saat Anda butuh rekomendasi bukan ? Lagipula Anda terikat kontrak, punya tanggung jawab. Lakukan itu sambil mengasah kemampuan. Nanti kapan-kapan coba lagi untuk pindah ke tempat lain atau melakukan hal baru. Bagaimana kalo kita gagal padahal di kantor lama sudah keluar ? Wah, tanyalah pada rumput yang bergoyang, jangan sama saya.
Saya kerap kali melihat pegawai mengeluh melulu soal tempat kerja atau bossnya tapi dia kayaknya akan terus ada di kantor tersebut sampai anaknya punya cicit dan hingga anak cicitnya wisuda S3. Orang-orang kayak gini bikin saya puyeng:Kalo emang ga suka, kenapa ngga buat perbaikan ? Sudah buat tapi gagal ? Ya keluar aja. Kalo emang ga puas dengan sang pemilik, kenapa Anda ngga kerja aja sih yang bener, disambi sama wiraswasta, rajin-rajin nabung dan investasi, suatu saat jadi orang kaya, lalu ambil alihlah perusahaan itu atau buat yang lebih bagus.
Kita harus ingat bahwa perusahaan didirikan untuk memperoleh laba, bukan untuk membahagiakan pegawainya satu demi satu. Saya percaya semua perusahaan punya tanggung jawab moral untuk membuat para pegawainya merasa dihargai dan wajib memberikan fasilitas serta lingkungan kerja yang memadai. Perusahaan juga harus mengikuti semua hal yang telah ditetapkan Depnaker. Saat Anda mengikat diri dengan perusahaan tersebut melalui sebuah kontrak, Anda berdua “dipenjara” oleh serangkaian perjanjian, peraturan dan persyaratan. Tugas Anda dan perusahaanlah untuk menaati itu semua. Jika pihak perusahaan telah melakukan bagiannya dengan baik dan karyawan masih merasa ngga cukup, ya keluar aja. Ingatlah bahwa perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba dan bukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan para pegawainya satu demi satu secara detil sehingga mereka merasa bahagia sepanjang tahun.
Dearest para pekerja kantoran yang kerjaannya ngomel melulu, Anda merasa punya hak ? Sama, perusahaan juga punya. Anda merasa punya kebebasan ? Sama, perusahaan Anda juga punya. Sebelum ngeluh, ngaca dulu deh: Tugas Anda sudah diselesaikan dengan baik apa belum ? Hmm...Apa tadi Anda bilang ?? Tugas belum selesai ?? ...Belum selesai tapi Anda telah bekerja sangat keras ?? Sini deh saya kasih tahu, Anda dibayar untuk menyelesaikan tugas bukan untuk bekerja keras.
Untuk mereka yang ngeluh melulu tapi ngga melakukan perbaikan atau ngga pindah-pindah...Anda sadar ngga, bahwa secara mental sidik jari boss, pemilik atau perusahaan Anda ada di semua aspek kehidupan Anda ? Anda sadar ngga...Wajah mereka terpatri di sepatu Anda, di baju, di modem, di telor bebek yang Anda akan makan, di kopi yang baru Anda teguk....Mereka ada di setiap hal yang Anda beli dengan gaji Anda. Dan...Yang Anda lakukan adalah terus-menerus bicara jelek tentang mereka, mengeluh soal perusahaan tapi tak kunjung keluar dari situ ? Kasian. Anda mahkluk ngga laku ya ? Sejenis mahkluk yang kalo pindah kerja trus ditolak melulu, begitu ya ??? Mahkluk yang kalo wiraswasta selalu gagal ?Kasian, menyedihkan sekali.
Saya percaya pasti ada yang membaca tulisan ini dan masuk kategori pegawai absurd di atas. Izinkan saya untuk kasih tahu: Kurangi marah-marah, jangan dihilangkan sama sekali, ntar ente stroke, ane ga nanggung yak. Kalau ga betah, perbaiki situasi atau keluarlah. Milikilah harga diri. Anda ngga harus ada di situ kok. Carilah hal lain, beri diri Anda tantangan baru. Jika Anda enggan melakukan saran saya, ambillah kamera dan biarkan alat tersebut merekam kehidupan Anda di kantor selama satu hari:Anda akan melihat seseorang yang sedang frustasi dan sibuk mencela sosok-sosok yang sudah membuka pintu kemungkinan bagi dirinya untuk menghidupi anak dan pasangan di rumah. Anda akan melihat seseorang yang letih dan depresi, sibuk marah-marah tentang kantor yang telah memampukannya untuk membeli obat bagi orang tua yang sakit di rumah dan membayar uang sekolah anak atau keponakan.
Hmm...Memelas sekali bukan ? Jika Anda masih bisa keluar dari golongan mahkluk seperti itu, kenapa tidak ?
Lippo-Cikarang, 11 Desember 2013
15.48 WIB
Lagi kesel,lagi hujan deras dan lagi pengen banget makan choco bread stick-nya Domino Pizza.
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-