Cerita tentang Aku dan Gadget
Mendengar kata gadget. Apakah yang kalian pikir? Handphone? Laptop? Iya, gadget adalah barang-barang elektronik. Kalau orang-orang bilang kata gadget, pikiranku hanya ada laptop, handphone, dan tablet. Itu adalah yang ku pakai sehari-hari.
Namaku Merryll. Aku akan kasih tahu kalian ceritaku tentang pengalamanku memakai gadget sehari-hari. Sekarang, aku pakai gadget, tetapi tidak terlalu lama.
“Merryll!” teriak Ibu. “Iya, ibu?” kujawab. “Tolong mandi!” kata Ibu. Aku masih main handphoneku, dan aku sedang main game. Flappy Bird adalah game yang kalian pikir gampang, tetapi konsentrasi harus dibutuhkan. Jadi, aku terlalu konsentrasi dan tidak mau mandi. “5 menit lagi!” kujawab. 5 menit berlalu, dan aku masih main. “Merryll! Sudah 5 menit!” kata Ibu. “5 menit lagi!” ku bilang. Gadget adalah peralatan elektronik yang aku tidak bisa lepas.
Karena itu, Ibuku sering marah. Aku sangat sedih, tetapi aku masih menunda sesuatu untuk maingadget. Sebenarnya, mataku rusak karena gadget. Mau tahu Mulainya adalah…..
“Merryll! Mau main itu tidak?!” sepupuku tanya. Dia sedang menunjuk permainan balap. Aku mengangguk. Waktu kami main permainan balap tersebut, mataku selalu melihat ke atas dan selalu ku tutup.
Setelah kami selesai bermain, kami berlari ke ayah kami. “Merryll!” kata Omku. Aku senyum. “Kenapa matamu selalu ke atas?” tanya Ayahku. “Aku juga tidak tahu…” kujawab.
Setelah sampai dirumah, Ibuku memanggilku. Aku jalan menuju kamar tidur.
“Hari-hari ini, matamu kelihatan sedang rusak. Apa yang terjadi?” tanya Ibuku. “Aku juga tidak tahu.” Kujawab. Ibuku mendesah. “Apakah ini karena main barang elektronik terlalu banyak?” Aku hanya melihat ke bawah. “Hmmm….” Kata Ibuku, “Jadi… Mari… Kamu tidak boleh menonton TV untuk tiga bulan.” Aku sangat terkejut. “Tapi itu terlalu lama!” Aku protes. “Baik. Satu bulan. Kalau tidak, matamu akan tambah rusak.” Kata Ibuku.
Dua hari berlalu. Tiga hari berlalu. Mataku masih saja rusak. “Merryll,” kata Ibu, “Apakah kamu sadar bahwa matamu rusak?” “Umm…” kujawab. Aku mengangguk. Ibuku mendesah.
Aku berhenti waktu kami di restoran. “Kalau kamu mau berhenti,”kata Omku, “Coba untuk tidak melakukan itu. Kalau kamu rasa matamu ingin ke atas, coba untuk tidak melakukannya.” Aku mengangguk. Setelah beberapa hari, mataku tidak rusak lagi.
***
“HAHAHAH!” aku tertawa. Aku sedang menonton video di YouTube. Aku sedang menonton video oleh artis YouTube atau YouTuber terkenal bernama PewDiePie. PewDiePie adalah gamer atau gamefreak terkenal.
“Lagi ngapain?” teriak Ibu. “Lagi nonton PewDiePie!” ku jawab. Ibu masuk kedalam kamar tidur. Ibu bilang, “Lampunya harus di matikan, karena nanti kalau kamu umur lima belas tahun atau tiga puluh tahun kamu bisa buta.” Aku nyalakan lampu.
Suatu hari, lampu kamarku tidak nyala. “Merryll! Nyalakan lampunya!” aku nyalakan lampu. “Kalau lampu tidak nyala, Mama ambil lima ribu dari uang sakumu!”
***
Satu hari, mataku mulai rusak lagi.
“Merryll, mari kita ke dokter. Kamu harus pereksa mata.” Kata Ibuku. “Oke, aku juga harus cek minusku.” Kujawab.
Di rumah sakit, minusku jadi 2.5 dan kata dokter kalau mataku ke atas berarti itu hanya kebiasaan. Ibuku tetap melarangku membuat mataku rusak.
***
“Merryll! Mau makan apa?” Kata tanteku. “Boleh makan apa saja…” kujawab. Kita makan seafood.
“Wah~ ada ikan!” Kata saudaraku. Saudaraku sudah tahu bahwa aku tidak suka seafood. Aku lari menuju ibuku.
“Merryll, mau apa?” Tanya Ibuku. “Kepiting saja..” kujawab.
Waktu makananku sudah habis, aku minta izin Ibuku untuk main handphone.
“Tidak boleh! Kita harus ngobrol!” Aku sangat sedih. Aku menangis. “Manja sekali!” Kata Ayahku. Tetapi, karena aku nangis, aku boleh main handphone.
***
“Merryll, mari kita makan.” Kata temanku. “Oke, mau makan apa?” kutanya. “Papaku mengajak kita untuk makan di sana.” Dia menunjuk restoran. Aku mengangguk.
Setelah kita semua pesan makanan, aku main handphone. Temanku tidur.
“Merryll, ayo makan.” Kata ayah temanku. Aku makan. Waktu aku makan, aku sambil memakai handphone.
Ayah temanku mengingatkanku untuk tidak main handphone, karena nanti tidak bisa ngobrol, mata rusak, dan makanannya tidak bisa habis, hehehe.
***
Aku belajar dari orang-orang.
Kalau kita main gadget terlalu banyak dan lama, kita tidak bisa bersosialisasi. Kalau ada Ibuku dan Ayahku, aku harus mengurangi jam main gadgetku karena, kalau aku sudah besar, aku akan berpisah dengan Ibuku dan Ayahku. Kalau aku pisah dengan orangtuaku, aku bisa main gadget dari subuh sampai subuh, walaupun tidak akan terjadi.
Gadget adalah barang yang berguna, tetapi jangan sampai main gadget terlalu lama.
Didalam cerita ini, kalian dan aku sendiri bisa belajar bahwa:
1. Kalau main gadget terlalu lama, mata kita akan rusak.
2. Kita juga bisa agak kurang hajar.
3. Gadget bisa membuat kita tidak istirahat terlalu lama.
4. Kita bisa dimarahi orang, karena kita main gadget terlalu lama.
Sebaiknya, kita—anak-anak, tidak main gadget terlalu lama. Mari coba bersosialisasi, supaya kita bisa berteman dan supaya kita bisa senang-senang.
Kalau kalian pikir kalian tidak akan bersenang-senang karena tidak ada gadget, kalian seratus persen salah. Kalau tidak ada gadget, kalian bisa lebih senang.
Kalau ada gadget, pikiran kita hanya ke gadget dan kita tidak tahu bagaimana cara ngobrol.
***
Kalau mau pakai gadget, sebaiknya kalau free time.
***
Karena gadget, aku juga pernah semacam dipingit. Aku sangat sedih, dan aku tidak mau kalian untuk punya pengalaman yang sama!
24 Maret 2014
Namaku Merryll. Aku akan kasih tahu kalian ceritaku tentang pengalamanku memakai gadget sehari-hari. Sekarang, aku pakai gadget, tetapi tidak terlalu lama.
“Merryll!” teriak Ibu. “Iya, ibu?” kujawab. “Tolong mandi!” kata Ibu. Aku masih main handphoneku, dan aku sedang main game. Flappy Bird adalah game yang kalian pikir gampang, tetapi konsentrasi harus dibutuhkan. Jadi, aku terlalu konsentrasi dan tidak mau mandi. “5 menit lagi!” kujawab. 5 menit berlalu, dan aku masih main. “Merryll! Sudah 5 menit!” kata Ibu. “5 menit lagi!” ku bilang. Gadget adalah peralatan elektronik yang aku tidak bisa lepas.
Karena itu, Ibuku sering marah. Aku sangat sedih, tetapi aku masih menunda sesuatu untuk maingadget. Sebenarnya, mataku rusak karena gadget. Mau tahu Mulainya adalah…..
“Merryll! Mau main itu tidak?!” sepupuku tanya. Dia sedang menunjuk permainan balap. Aku mengangguk. Waktu kami main permainan balap tersebut, mataku selalu melihat ke atas dan selalu ku tutup.
Setelah kami selesai bermain, kami berlari ke ayah kami. “Merryll!” kata Omku. Aku senyum. “Kenapa matamu selalu ke atas?” tanya Ayahku. “Aku juga tidak tahu…” kujawab.
Setelah sampai dirumah, Ibuku memanggilku. Aku jalan menuju kamar tidur.
“Hari-hari ini, matamu kelihatan sedang rusak. Apa yang terjadi?” tanya Ibuku. “Aku juga tidak tahu.” Kujawab. Ibuku mendesah. “Apakah ini karena main barang elektronik terlalu banyak?” Aku hanya melihat ke bawah. “Hmmm….” Kata Ibuku, “Jadi… Mari… Kamu tidak boleh menonton TV untuk tiga bulan.” Aku sangat terkejut. “Tapi itu terlalu lama!” Aku protes. “Baik. Satu bulan. Kalau tidak, matamu akan tambah rusak.” Kata Ibuku.
Dua hari berlalu. Tiga hari berlalu. Mataku masih saja rusak. “Merryll,” kata Ibu, “Apakah kamu sadar bahwa matamu rusak?” “Umm…” kujawab. Aku mengangguk. Ibuku mendesah.
Aku berhenti waktu kami di restoran. “Kalau kamu mau berhenti,”kata Omku, “Coba untuk tidak melakukan itu. Kalau kamu rasa matamu ingin ke atas, coba untuk tidak melakukannya.” Aku mengangguk. Setelah beberapa hari, mataku tidak rusak lagi.
***
“HAHAHAH!” aku tertawa. Aku sedang menonton video di YouTube. Aku sedang menonton video oleh artis YouTube atau YouTuber terkenal bernama PewDiePie. PewDiePie adalah gamer atau gamefreak terkenal.
“Lagi ngapain?” teriak Ibu. “Lagi nonton PewDiePie!” ku jawab. Ibu masuk kedalam kamar tidur. Ibu bilang, “Lampunya harus di matikan, karena nanti kalau kamu umur lima belas tahun atau tiga puluh tahun kamu bisa buta.” Aku nyalakan lampu.
Suatu hari, lampu kamarku tidak nyala. “Merryll! Nyalakan lampunya!” aku nyalakan lampu. “Kalau lampu tidak nyala, Mama ambil lima ribu dari uang sakumu!”
***
Satu hari, mataku mulai rusak lagi.
“Merryll, mari kita ke dokter. Kamu harus pereksa mata.” Kata Ibuku. “Oke, aku juga harus cek minusku.” Kujawab.
Di rumah sakit, minusku jadi 2.5 dan kata dokter kalau mataku ke atas berarti itu hanya kebiasaan. Ibuku tetap melarangku membuat mataku rusak.
***
“Merryll! Mau makan apa?” Kata tanteku. “Boleh makan apa saja…” kujawab. Kita makan seafood.
“Wah~ ada ikan!” Kata saudaraku. Saudaraku sudah tahu bahwa aku tidak suka seafood. Aku lari menuju ibuku.
“Merryll, mau apa?” Tanya Ibuku. “Kepiting saja..” kujawab.
Waktu makananku sudah habis, aku minta izin Ibuku untuk main handphone.
“Tidak boleh! Kita harus ngobrol!” Aku sangat sedih. Aku menangis. “Manja sekali!” Kata Ayahku. Tetapi, karena aku nangis, aku boleh main handphone.
***
“Merryll, mari kita makan.” Kata temanku. “Oke, mau makan apa?” kutanya. “Papaku mengajak kita untuk makan di sana.” Dia menunjuk restoran. Aku mengangguk.
Setelah kita semua pesan makanan, aku main handphone. Temanku tidur.
“Merryll, ayo makan.” Kata ayah temanku. Aku makan. Waktu aku makan, aku sambil memakai handphone.
Ayah temanku mengingatkanku untuk tidak main handphone, karena nanti tidak bisa ngobrol, mata rusak, dan makanannya tidak bisa habis, hehehe.
***
Aku belajar dari orang-orang.
Kalau kita main gadget terlalu banyak dan lama, kita tidak bisa bersosialisasi. Kalau ada Ibuku dan Ayahku, aku harus mengurangi jam main gadgetku karena, kalau aku sudah besar, aku akan berpisah dengan Ibuku dan Ayahku. Kalau aku pisah dengan orangtuaku, aku bisa main gadget dari subuh sampai subuh, walaupun tidak akan terjadi.
Gadget adalah barang yang berguna, tetapi jangan sampai main gadget terlalu lama.
Didalam cerita ini, kalian dan aku sendiri bisa belajar bahwa:
1. Kalau main gadget terlalu lama, mata kita akan rusak.
2. Kita juga bisa agak kurang hajar.
3. Gadget bisa membuat kita tidak istirahat terlalu lama.
4. Kita bisa dimarahi orang, karena kita main gadget terlalu lama.
Sebaiknya, kita—anak-anak, tidak main gadget terlalu lama. Mari coba bersosialisasi, supaya kita bisa berteman dan supaya kita bisa senang-senang.
Kalau kalian pikir kalian tidak akan bersenang-senang karena tidak ada gadget, kalian seratus persen salah. Kalau tidak ada gadget, kalian bisa lebih senang.
Kalau ada gadget, pikiran kita hanya ke gadget dan kita tidak tahu bagaimana cara ngobrol.
***
Kalau mau pakai gadget, sebaiknya kalau free time.
***
Karena gadget, aku juga pernah semacam dipingit. Aku sangat sedih, dan aku tidak mau kalian untuk punya pengalaman yang sama!
24 Maret 2014