Komentar Atas Komentar untuk ‘Sepucuk Tulisan Cinta Tentang Yogyakarta’:
“Ternyata saya dulu memang orang kaya…Uppsss,salah!!!”
Teman-teman yang baik,
Terima kasih banyak buat kesediaannya meluangkan waktu untuk kasih komentar. Tulisan saya membuat kita jadi buka-bukaan soal uang saku ya, ha ha ha.
Fidel,
Aku bukannya kena sindrom org kaya…Aku org ga kaya yg terbiasa liat org kaya. Ngeliat dong,ha ha ha….
Putra, Lukas, Wiji, Kerkan, Mbak Yoyo,Mbak Nur,
Aku diam-diam tahu kok kalo aku waktu itu dianggap kaya. Kayak katanya Mbak Yoyo,’wong Jakarta’, he he he…. Saya merasa aneh dianggap kaya karena dari SMP sampai SMA saya adalah murid yang dianggap berasal dari kalangan bawah. Beberapa di antara mereka suka ngomong begini nih kalo mau libur Juni-Juli,”Ya…ya…Nanti tanggal sekian kita ketemuan di San Fransisco, ya….”, atau,”Ehh…Jadi tanggal berapa lo nyampe Paris ? Gue tanggal 11”, ha ha ha…Mereka ngomongin kota2 di benua lain kayak kita ngomongin Malioboro atau Kaliurang. Dua foto model paling top di Indonesia sekolahnya ya di tempatku. Oleh karena itulah ide bahwa aku dianggap orang kaya benar2 bikin aku merasa aneh.
Bimo, Mas Welly, Mbak Lidya, Bang Roy,Kak Rita dan Linda,
Yogya memang kota mistis. Aku pernah tidur di kost dan badan tiba-tiba terangkat. Soal drumband,aihhh… Linda, lebih bagus ngga denger,deh. Gue dulu dengar suara drumbandnya pas lagi berdoa. Takuuttttt bangettttttttt. Gue sebut nama Yesus berulang kali, itu suara tetap aja ada,ha ha ha.
Grid, Dian, Mbak Nur, Lucia, Arti,Kerkan, Lili, Suratmiari….
Nah liat ‘kan, uang saku 10an ribu per bulan tapi bisa panjang umur,sehat, baik2 aja, nyampe luar negeri, produktif menulis puluhan buku. Ini yang bikin aku jatuh cinta jungkir balik sama Yogya, fighting spiritnya luar biasa….Aku yang uang sakunya 150 per bulan (kadang2 dikasih bonus 50 ribu jadi 200, kata ibuku itu buat nraktir teman…) baru buat dua buku, lagi terpenjara di Cikarang nih…Beberapa belas kilometer dari Bekasi,ha ha ha. Just joking. Tiap orang ‘kan punya jalur hidup sendiri-sendiri. Aku senang dengan kehidupanku dan sangat yakin aku punya kepuasan hidup tersendiri yang bisa buat kalian iri, begitu juga sebaliknya.
Mbak Lidya, Yulia, Kak Eva, Mbak Yoyo,Mbak Novi, en Ibeth…
Yogya emang mengesankan. Percaya ga, aku pernah berdoa dan nanya ke Tuhan,”Ehhh…Tuhan, saya nih anak emas ya??” Edan ya, saking hepinya waktu itu sampe aku nanya kayak gitu ke Tuhan. Terutama tinggal di kost Citra tuh….Wah, itu nyumbang banyak sekali ke kepribadianku yang sekarang, itu betul2 life-changing experiences. Ada 41 cewek di 1 rumah (waktu aku masuk Sept.1991) dan ada 27 cewek pas aku ninggalin Yogya di akhir 1996. Seru dan asoy banget…Kalo sekarang sih, hahhhhh…Welcome to the jungle!Ha ha ha.
Sintha,
Beruntung kerja di tempatku pake seragam. Efek buruk dari hidup di Yogyakarta:Jadi ga fashionable, ha ha ha. Tau ga Sinth, waktu Ponds baru masuk Yogya, temen-temen di kost pada sibuk nyari dan di banyak toko abis loh stock-nya.Bener-bener bukti nyata bahwa org Yogya waktu itu kulitnya pada gelap-gelap, ha ha ha.
Dear all,
Pengakuan teman2 ttg uang saku membuat saya paham sepaham-pahamnya mengapa saya dulu dianggap orang kaya…..Hmmmm????Sebentar dulu…Kaya???? Yah….Dari segi finansial,untuk ukuran Yogyakarta tahun 1991-1996, uang saku 150-200 ribu sebulan memang membuat banyak orang berpendapat bahwa saya orang kaya. Jumlah uang memang bisa membuat orang dicap ‘kaya’ atau’ tidak kaya’ tapi kekayaan yang sebenarnya tak ada korelasinya dengan harta-benda bukan ?? Saya percaya untuk bisa disebut benar-benar kaya, orang harus memiliki sesuatu yang lebih berharga dari uang. Memiliki teman-teman seperti kalian dan tinggal di kota yang penduduknya demikian mengesankan…Itulah hal-hal yang membuat saya terberkati dengan sebuah hak istimewa untuk disebut ‘benar-benar kaya’.
Jadi, teman-temanku sayang, tolong jangan salah sebut,ya. Saya bukan orang kaya….Saya orang yang BENAR-BENAR kaya!!!
NB:Maap kalo ada yg kasih komentar trus nanti ga saya bales,lagi dikejar-kejar deadline,neehhhhhh…
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Saturday, November 13, 2010 at 6:52am
Terima kasih banyak buat kesediaannya meluangkan waktu untuk kasih komentar. Tulisan saya membuat kita jadi buka-bukaan soal uang saku ya, ha ha ha.
Fidel,
Aku bukannya kena sindrom org kaya…Aku org ga kaya yg terbiasa liat org kaya. Ngeliat dong,ha ha ha….
Putra, Lukas, Wiji, Kerkan, Mbak Yoyo,Mbak Nur,
Aku diam-diam tahu kok kalo aku waktu itu dianggap kaya. Kayak katanya Mbak Yoyo,’wong Jakarta’, he he he…. Saya merasa aneh dianggap kaya karena dari SMP sampai SMA saya adalah murid yang dianggap berasal dari kalangan bawah. Beberapa di antara mereka suka ngomong begini nih kalo mau libur Juni-Juli,”Ya…ya…Nanti tanggal sekian kita ketemuan di San Fransisco, ya….”, atau,”Ehh…Jadi tanggal berapa lo nyampe Paris ? Gue tanggal 11”, ha ha ha…Mereka ngomongin kota2 di benua lain kayak kita ngomongin Malioboro atau Kaliurang. Dua foto model paling top di Indonesia sekolahnya ya di tempatku. Oleh karena itulah ide bahwa aku dianggap orang kaya benar2 bikin aku merasa aneh.
Bimo, Mas Welly, Mbak Lidya, Bang Roy,Kak Rita dan Linda,
Yogya memang kota mistis. Aku pernah tidur di kost dan badan tiba-tiba terangkat. Soal drumband,aihhh… Linda, lebih bagus ngga denger,deh. Gue dulu dengar suara drumbandnya pas lagi berdoa. Takuuttttt bangettttttttt. Gue sebut nama Yesus berulang kali, itu suara tetap aja ada,ha ha ha.
Grid, Dian, Mbak Nur, Lucia, Arti,Kerkan, Lili, Suratmiari….
Nah liat ‘kan, uang saku 10an ribu per bulan tapi bisa panjang umur,sehat, baik2 aja, nyampe luar negeri, produktif menulis puluhan buku. Ini yang bikin aku jatuh cinta jungkir balik sama Yogya, fighting spiritnya luar biasa….Aku yang uang sakunya 150 per bulan (kadang2 dikasih bonus 50 ribu jadi 200, kata ibuku itu buat nraktir teman…) baru buat dua buku, lagi terpenjara di Cikarang nih…Beberapa belas kilometer dari Bekasi,ha ha ha. Just joking. Tiap orang ‘kan punya jalur hidup sendiri-sendiri. Aku senang dengan kehidupanku dan sangat yakin aku punya kepuasan hidup tersendiri yang bisa buat kalian iri, begitu juga sebaliknya.
Mbak Lidya, Yulia, Kak Eva, Mbak Yoyo,Mbak Novi, en Ibeth…
Yogya emang mengesankan. Percaya ga, aku pernah berdoa dan nanya ke Tuhan,”Ehhh…Tuhan, saya nih anak emas ya??” Edan ya, saking hepinya waktu itu sampe aku nanya kayak gitu ke Tuhan. Terutama tinggal di kost Citra tuh….Wah, itu nyumbang banyak sekali ke kepribadianku yang sekarang, itu betul2 life-changing experiences. Ada 41 cewek di 1 rumah (waktu aku masuk Sept.1991) dan ada 27 cewek pas aku ninggalin Yogya di akhir 1996. Seru dan asoy banget…Kalo sekarang sih, hahhhhh…Welcome to the jungle!Ha ha ha.
Sintha,
Beruntung kerja di tempatku pake seragam. Efek buruk dari hidup di Yogyakarta:Jadi ga fashionable, ha ha ha. Tau ga Sinth, waktu Ponds baru masuk Yogya, temen-temen di kost pada sibuk nyari dan di banyak toko abis loh stock-nya.Bener-bener bukti nyata bahwa org Yogya waktu itu kulitnya pada gelap-gelap, ha ha ha.
Dear all,
Pengakuan teman2 ttg uang saku membuat saya paham sepaham-pahamnya mengapa saya dulu dianggap orang kaya…..Hmmmm????Sebentar dulu…Kaya???? Yah….Dari segi finansial,untuk ukuran Yogyakarta tahun 1991-1996, uang saku 150-200 ribu sebulan memang membuat banyak orang berpendapat bahwa saya orang kaya. Jumlah uang memang bisa membuat orang dicap ‘kaya’ atau’ tidak kaya’ tapi kekayaan yang sebenarnya tak ada korelasinya dengan harta-benda bukan ?? Saya percaya untuk bisa disebut benar-benar kaya, orang harus memiliki sesuatu yang lebih berharga dari uang. Memiliki teman-teman seperti kalian dan tinggal di kota yang penduduknya demikian mengesankan…Itulah hal-hal yang membuat saya terberkati dengan sebuah hak istimewa untuk disebut ‘benar-benar kaya’.
Jadi, teman-temanku sayang, tolong jangan salah sebut,ya. Saya bukan orang kaya….Saya orang yang BENAR-BENAR kaya!!!
NB:Maap kalo ada yg kasih komentar trus nanti ga saya bales,lagi dikejar-kejar deadline,neehhhhhh…
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Saturday, November 13, 2010 at 6:52am