MENGENAL PSIKOPAT: SESUNGGUHNYA KITA SEMUA PUNYA
MASALAH KEJIWAAN, SIH
gurupenulis.weebly.com/wajib-dibacasebuah-pengantar.html
“Jadi lo kemarin batal nolong dia? Gile, dasar lu psikopat.” Tuh. Kita sering pake kata psikopat secara sembarangan. Kita semua sebenarnya punya masalah kejiwaan, sih. Gue misalnya, gue ‘kan penderita OCD:Obsessive Cumberbatch Disorder.
Yaelah.
Istilah psikopat sering kita pake secara ngasal, ditujukan ke orang jahat 'biasa' atau orang yang ngeselinnya tingkat dewa. Psikopat tuh hal yang sangat serius, lho. Di bawah ada tuh ciri-ciri psikopat, awas ya kalo lu komentarnya,”Istri gue demen one-night stand, berarti dia psikopat dong.” Gendut boleh, bego jangan. Bacanya yang bener. Diagnosa nggak bisa ditegakkan hanya dari 1 gejala atau ciri. Di internet ada tes psikopat, yang bikin Dr.Hare, psikolog dari University of British Columbia. Nilai maksimal 60 dan kita baru disebut psikopat kalo nilainya minimal 30. Kalo mau tau secara serius ya mesti ke psikolog.
Gue nyebut orang yang ngerjain gue sebagai psikopat, itu referensinya bukan dari psikolog. Sebut aja nama dia Coca-Cola deh. Nanti kalo pake nama orang, ada yang tersinggung. Awalnya gue curiga, komentar si CC tentang beberapa hal kok kejam, ya. Trus dia paham cara orang licik mengolah ide dan mengakali situasi. Gue menyimpulkan bahwa dia bisa paham bukan karena dia cerdas tapi karena dia sendiri ya memang orang licik. Pas gue cek di beberapa literatur, dia memenuhi 80an persen kriteria psikopat dan sebagian kecil kriteria Machiavellian.
Bagaimanapun, untuk memastikan si CC psikopat atau nggak, ya harus dibawa ke ahlinya. “Kalo bukan hasil asesmen, bukan ahli yang ngomong, ya berarti cuma spekulasi aja tuh,” begitu kata Robert Schug, PhD, seorang neurocriminologist dan clinical psychologist. Kalau lo mau ambil tesnya, lo ke biro psikologi aja, bilang mau tes kepribadian pakai tes MMPI atau MCM. Atas permintaan sendiri juga boleh, nggak perlu pake pengantar..
BTW, lu tauk kan ya bahwa gue bikin tulisan ini karena sakit hati banget. Kata seseorang,”Jarang banget elu sakit hati, sekalinya sakit hati begini amat, ya?.” Ya iyalah, soalnya gue dulu percaya dia 100 %. Ya gak papa juga kali ya sakit hati. Toh gue mengubahnya jadi karya. Lu kalo dikerjain psikopat, jangan sampe terpuruk, nanti mereka hepi.
Nah, gue bikin tulisan ini karena nggak mau elo kena nasib yang sama. Si CC udah ngerjain beberapa orang. Efeknya destruktif. Gue sendiri sangat terluka. Makanya gue nulis karena nulis ‘kan punya efek terapeutik. Udah gitu gue nggak mau ada di level “terluka lalu balas dendam.” Yang keren itu ‘kan “terluka lalu berkarya.”
Ciee. Pencitraan amat yak tu kalimat. Gue psikopat kali. Eaaaaa.
Lagian bingung juga deh gue, mau ngapain coba? Membenci dia? Udah. Trus pas browsing, baru deh gue tauk bahwa nggak fair kalo gue membenci dia. Ini orang otaknya memang dari sananya udah korslet. Respons terbaik pasti bukan membenci melainkan mengasihani dia dan nyumpahin dia supaya hidupnya susah, wkwkwkwkw. Semoga dia diterima di sisiNya. Eh enak aja udah ngejahatin gue trus dia duduk di sebelahNya. Ralat ah. Semoga dia ditrima di bawahNya. Surga kalo nggak salah posisinya di atas neraka, yak. Huuahhahahahaaaa….
#Teteup #Eh #KanGueUdahBilangGuePsikopat
‘Kan gue bilang otaknya korslet, ya. Gini loh maksudnya. MRI (magnetic resonance imaging) yang dilakukan Dr. Hare nunjukkin bahwa gambar dan kata-kata yang serem nggak menimbulkan efek apa-apa di bagian limbik otak psikopat. Limbik tuh area yang berkaitan dengan proses emosi. Sedangkan riset yang dilakukan peneliti University of Wisconsin-Madison menunjukkan bahwa ada koneksi yang lemah antara ventromedial prefrontal cortex (vmPFC), bagian otak yang ngatur empati dan rasa bersalah, dengan amygdala, bagian yang bertugas melepas rasa takut. Kalo di orang ‘normal,’ hubungan keduanya kuat. Nah jadi, dia ‘kan nggak bisa milih mesti lahir pake otak yang modelnya kayak apa, makanya gue bilang nggak fair kalo kita benci dia.
BTW, nyebut psikopat mulu dari tadi. Emangnya psikopat apaan, sih? Kata Ronald Schouten, professor bidang psikiatri dari Harvard Medical School, psikopat adalah sebuah kondisi psikologi. Penyandangnya nunjukkin kalo empatinya kurang terhadap perasaan sesama. Ego mereka gede banget trus mereka nggak keberatan terlibat dalam perilaku immoral atau anti-sosial untuk tujuan jangka pendek.
Berikut adalah ciri-ciri psikopat menurut Dr. Hare. Bacanya hati-hati ta soalnya diagnosa nggak bisa ditegakkan hanya berdasarkan satu gejala atau ciri.
1.Gampang bosen. Note:Hati-hati ya, ADHD juga gampang bosen.
2. Charming.
3.Sering berbohong.
4.Gak ada gol jangka panjang dan tujuan yang realistik. Kalo bikin tujuan tuh rata-rata jangka pendek. Yang ini hati-hati juga.
5.Merasa diri lebih baik dari yang lain. Efeknya mereka susah dinasehati dan nggak peduli dengan efek buruk dari perbuatan mereka.
6. Bagian otak mereka yang berkaitan dengan empati modelnya kayak lampu, bisa dihidupkan atau dimatikan sesuka hati mereka. Psikopat ‘kan dikenal sebagai sosok yang nggak punya perasaan. Bagaimanapun, tampil seolah-olah punya perasaan membuat mereka bisa meraih apa yang mereka kehendaki. Nah, kalo udah kayak gini, empati mereka trus mereka nyalain.
Psikopat tuh punya cognitive empathy and affective emphaty. Jadi mereka bisa mengerti kesusahan atau kesedihan orang tapi hanya secara kognitif, kalo merasakan nggak bisa. Bagaimanpun, kalo pura-pura merasakan, bisa.
7.Nggak punya komitmen untuk berhubungan seksual hanya dengan 1 partner.
8. Parasit atau oportunis.
9.Manipulatif.
10.Nggak merasa bersalah waktu habis bikin kesalahan.
11. Waktu kecil punya masalah tentang perilaku. Misal: Banting HP emaknya, motong buntut kucing, atau nyongkel mata ikan hidup.
12. Kontrol emosi kurang, contoh:Pelaku KDRT.
13. Impulsif. Psikopat mikirnya gini nih,”Gue ngelakuin ini karena gue ingin.” Hal ini berakar dari perilaku mereka yang dari sananya memang ingin meraih kepuasan, kelegaan atau kesenangan dalam waktu singkat.
Menurut Bu Henny Wirawan, psikopat itu dalam bahasa psikologinya adalah orang dengan gangguan kepribadian antisosial (APD). Di tulisan ke-2 atau ke-3, gue akan taruh ciri psikopat menurut primbon psikolog yaitu The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5. Kalo ditaruhnya sekarang, kepanjangan.
Psikopat sangat identik dengan ciri nggak punya belas kasihan. Jadi, pembahasan berikut adalah:
“Ada tuh orang, dia baik, suka nolong. Mungkin nggak orang kayak gini ternyata psikopat?”
4 Maret 2019, 23.33 WIB
Yaelah.
Istilah psikopat sering kita pake secara ngasal, ditujukan ke orang jahat 'biasa' atau orang yang ngeselinnya tingkat dewa. Psikopat tuh hal yang sangat serius, lho. Di bawah ada tuh ciri-ciri psikopat, awas ya kalo lu komentarnya,”Istri gue demen one-night stand, berarti dia psikopat dong.” Gendut boleh, bego jangan. Bacanya yang bener. Diagnosa nggak bisa ditegakkan hanya dari 1 gejala atau ciri. Di internet ada tes psikopat, yang bikin Dr.Hare, psikolog dari University of British Columbia. Nilai maksimal 60 dan kita baru disebut psikopat kalo nilainya minimal 30. Kalo mau tau secara serius ya mesti ke psikolog.
Gue nyebut orang yang ngerjain gue sebagai psikopat, itu referensinya bukan dari psikolog. Sebut aja nama dia Coca-Cola deh. Nanti kalo pake nama orang, ada yang tersinggung. Awalnya gue curiga, komentar si CC tentang beberapa hal kok kejam, ya. Trus dia paham cara orang licik mengolah ide dan mengakali situasi. Gue menyimpulkan bahwa dia bisa paham bukan karena dia cerdas tapi karena dia sendiri ya memang orang licik. Pas gue cek di beberapa literatur, dia memenuhi 80an persen kriteria psikopat dan sebagian kecil kriteria Machiavellian.
Bagaimanapun, untuk memastikan si CC psikopat atau nggak, ya harus dibawa ke ahlinya. “Kalo bukan hasil asesmen, bukan ahli yang ngomong, ya berarti cuma spekulasi aja tuh,” begitu kata Robert Schug, PhD, seorang neurocriminologist dan clinical psychologist. Kalau lo mau ambil tesnya, lo ke biro psikologi aja, bilang mau tes kepribadian pakai tes MMPI atau MCM. Atas permintaan sendiri juga boleh, nggak perlu pake pengantar..
BTW, lu tauk kan ya bahwa gue bikin tulisan ini karena sakit hati banget. Kata seseorang,”Jarang banget elu sakit hati, sekalinya sakit hati begini amat, ya?.” Ya iyalah, soalnya gue dulu percaya dia 100 %. Ya gak papa juga kali ya sakit hati. Toh gue mengubahnya jadi karya. Lu kalo dikerjain psikopat, jangan sampe terpuruk, nanti mereka hepi.
Nah, gue bikin tulisan ini karena nggak mau elo kena nasib yang sama. Si CC udah ngerjain beberapa orang. Efeknya destruktif. Gue sendiri sangat terluka. Makanya gue nulis karena nulis ‘kan punya efek terapeutik. Udah gitu gue nggak mau ada di level “terluka lalu balas dendam.” Yang keren itu ‘kan “terluka lalu berkarya.”
Ciee. Pencitraan amat yak tu kalimat. Gue psikopat kali. Eaaaaa.
Lagian bingung juga deh gue, mau ngapain coba? Membenci dia? Udah. Trus pas browsing, baru deh gue tauk bahwa nggak fair kalo gue membenci dia. Ini orang otaknya memang dari sananya udah korslet. Respons terbaik pasti bukan membenci melainkan mengasihani dia dan nyumpahin dia supaya hidupnya susah, wkwkwkwkw. Semoga dia diterima di sisiNya. Eh enak aja udah ngejahatin gue trus dia duduk di sebelahNya. Ralat ah. Semoga dia ditrima di bawahNya. Surga kalo nggak salah posisinya di atas neraka, yak. Huuahhahahahaaaa….
#Teteup #Eh #KanGueUdahBilangGuePsikopat
‘Kan gue bilang otaknya korslet, ya. Gini loh maksudnya. MRI (magnetic resonance imaging) yang dilakukan Dr. Hare nunjukkin bahwa gambar dan kata-kata yang serem nggak menimbulkan efek apa-apa di bagian limbik otak psikopat. Limbik tuh area yang berkaitan dengan proses emosi. Sedangkan riset yang dilakukan peneliti University of Wisconsin-Madison menunjukkan bahwa ada koneksi yang lemah antara ventromedial prefrontal cortex (vmPFC), bagian otak yang ngatur empati dan rasa bersalah, dengan amygdala, bagian yang bertugas melepas rasa takut. Kalo di orang ‘normal,’ hubungan keduanya kuat. Nah jadi, dia ‘kan nggak bisa milih mesti lahir pake otak yang modelnya kayak apa, makanya gue bilang nggak fair kalo kita benci dia.
BTW, nyebut psikopat mulu dari tadi. Emangnya psikopat apaan, sih? Kata Ronald Schouten, professor bidang psikiatri dari Harvard Medical School, psikopat adalah sebuah kondisi psikologi. Penyandangnya nunjukkin kalo empatinya kurang terhadap perasaan sesama. Ego mereka gede banget trus mereka nggak keberatan terlibat dalam perilaku immoral atau anti-sosial untuk tujuan jangka pendek.
Berikut adalah ciri-ciri psikopat menurut Dr. Hare. Bacanya hati-hati ta soalnya diagnosa nggak bisa ditegakkan hanya berdasarkan satu gejala atau ciri.
1.Gampang bosen. Note:Hati-hati ya, ADHD juga gampang bosen.
2. Charming.
3.Sering berbohong.
4.Gak ada gol jangka panjang dan tujuan yang realistik. Kalo bikin tujuan tuh rata-rata jangka pendek. Yang ini hati-hati juga.
5.Merasa diri lebih baik dari yang lain. Efeknya mereka susah dinasehati dan nggak peduli dengan efek buruk dari perbuatan mereka.
6. Bagian otak mereka yang berkaitan dengan empati modelnya kayak lampu, bisa dihidupkan atau dimatikan sesuka hati mereka. Psikopat ‘kan dikenal sebagai sosok yang nggak punya perasaan. Bagaimanapun, tampil seolah-olah punya perasaan membuat mereka bisa meraih apa yang mereka kehendaki. Nah, kalo udah kayak gini, empati mereka trus mereka nyalain.
Psikopat tuh punya cognitive empathy and affective emphaty. Jadi mereka bisa mengerti kesusahan atau kesedihan orang tapi hanya secara kognitif, kalo merasakan nggak bisa. Bagaimanpun, kalo pura-pura merasakan, bisa.
7.Nggak punya komitmen untuk berhubungan seksual hanya dengan 1 partner.
8. Parasit atau oportunis.
9.Manipulatif.
10.Nggak merasa bersalah waktu habis bikin kesalahan.
11. Waktu kecil punya masalah tentang perilaku. Misal: Banting HP emaknya, motong buntut kucing, atau nyongkel mata ikan hidup.
12. Kontrol emosi kurang, contoh:Pelaku KDRT.
13. Impulsif. Psikopat mikirnya gini nih,”Gue ngelakuin ini karena gue ingin.” Hal ini berakar dari perilaku mereka yang dari sananya memang ingin meraih kepuasan, kelegaan atau kesenangan dalam waktu singkat.
Menurut Bu Henny Wirawan, psikopat itu dalam bahasa psikologinya adalah orang dengan gangguan kepribadian antisosial (APD). Di tulisan ke-2 atau ke-3, gue akan taruh ciri psikopat menurut primbon psikolog yaitu The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5. Kalo ditaruhnya sekarang, kepanjangan.
Psikopat sangat identik dengan ciri nggak punya belas kasihan. Jadi, pembahasan berikut adalah:
“Ada tuh orang, dia baik, suka nolong. Mungkin nggak orang kayak gini ternyata psikopat?”
4 Maret 2019, 23.33 WIB