Menjadi Orang Introvert di Dunia yang Bisingnya Kebangetan:
Lo Merasa Nyaman, Nggak ?
Beberapa tahun yang lalu gue pernah baca cukup banyak artikel tentang introvert dan ekstrovert, seingat gue malahan gue sampe beli bukunya segala macem. Waktu itu tiba-tiba gue kepikiran:Gue introvert atau ekstrovert, sih ? Setelah baca agak banyak, kesimpulannya adalah... “Gue kagak tahu”, hahahahah...Blo’on yak. Efek otak sering turun ke mata kaki.
1/3 sampe setengah dari total jumlah manusia adalah introvert. Elu kali masuk yang 1/3 ? Atau yang 2/3 ? Atau lo masuk kategori lain yaitu “kategori kagak tahu” kayak gue ?? *tos dulu* *makasih udah bikin gue nggak bego sendirian*
Oh ya, ada tiga catatan yang harus lo tau sebelum nerusin baca:
1.Gue nggak tau banyak tentang psikologi padahal introvert itu ada 4 tipe dan di sini gue cuma nulis secara umum, sebisa-bisanya gue. Jadi kalo lo berharap dapat pencerahan ilmu psikologi, mending lu ke laut aja sono.
2.Nggak ada orang yang 100% introvert dan 100% ekstrovert. Introvert dan ekstrovert itu kayak spektrum, kita ada di antara keduanya. Kita ekstrovert atau nggak ditentukan oleh bandul kita cenderung sering bergerak ke arah ekstrovert atau ke introvert, gitu.
3.Introvert beda sama pemalu. Pemalu mah identik sama minder dan ketakutan akan penilaian yang diberikan masyarakat atau orang lain, introvert nggak gitu. Introvert-ekstrovert mengacu pada cara seseorang menanggapi stimulasi sosial.
OK, lanjut.
Dulu tipe masyarakat adalah agraris lalu orientasinya berubah jadi ekonomi. Orang-orang biasa kerja dengan orang yang mereka kenal lalu di jaman baru mereka berganti, harus tampil dan melakukan pembuktian diri di depan banyak orang asing di dunia super kejam bernama ‘bisnis’. Mulailah kata-kata semacam ‘kharisma’,’cara mempengaruhi orang’, ‘teknik presentasi dan mendapat pelanggan’, bermunculan. Mau tahu judul salah satu buku terlaris yang daya jualnya melampaui zaman ? “"How to Win Friends and Influence People”. Terbit pertama kali tahun 1936 dan masih terus dicetak ulang sampai sekarang.
Masyarakat mulai menganggap bahwa menjadi ektrovert adalah hal yang baik dan bahkan identik dengan kesuksesan. “Jaringan itu penting buat masa depan,”Begitu kata para orang tua ke anaknya.”Otak itu penting tapi lebih penting lagi banyak teman”, kata yang lain. “Loh...Kamu kok dari kemarin nggak jawab pertanyaan sih, aktif dong ikut diskusi”, begitu kata guru-guru ke beberapa muridnya... “ Baca buku melulu, ketemu dong sama orang, bergaul”...Familiar nggak sama kalimat semacam itu ? Contoh lain...”Gile lu, di kamar aja, ngobrol dong di luar. Dengerin musik ‘kan bisa di mobil”.
Mereka yang introvert mungkin mulai merasa tertekan dan, payahnya, sikon kian lama makin buruk.
Demi menghemat dana dan atas nama efisiensi penggunaan lahan, kantor banyak yang desainnya terbuka:Tinggi pembatas cubicle hanya 1 meter lebih dikit dan satu ruangan besar diisi oleh minimal belasan cubicles. Ruang kelas di banyak sekolah dirancang dengan penataan meja-kursi yang lebih menguntungkan anak ekstrovert:Meja disusun berbentuk O atau U, jarang yang berbaris rapi seperti jaman gue dulu SD. Jumlah tugas yang menuntut kerja kelompok tambah banyak. Kata-kata semacam ‘pionir’, ‘penggagas’ atau ‘inisiator’ diidentikkan dengan perbuatan aktif bukan pemikiran. Mereka yang disukai masyarakat adalah mereka yang bawel. Buktinya sederhana:Followers Ahok di sosmed lebih banyak daripada followers Jokowi. Lu ‘kan tau, Ahok kalo kagak ngomong satu jammmm aja, ‘kan langsung demam. Beda banget sama Pakde yang kalem.
Sebagian orang introvert sering merasa nggak nyaman dalam hidup. Kadang mereka (atau ‘kami’ ? ) merasa menjadi sebuah anomali. Ngga umum, aneh. Di kelas, anak introvert kadang dicap nggak cerdas karena mereka jarang ngomong. Masih banyak guru yang yakin bahwa banyak bicara berarti banyak ide atau banyak mikir. Maklum ya, guru juga manusia. Pada lupa kali tuh ada pepatah yang berbunyi ‘tong kosong nyaring bunyinya’.
Susan Cain adalah penulis yang sangat introvert, lulusan Yale dan Harvard. Ini cewek butuh 7 tahun untuk menulis “The Power of Introverts In A World That Can’t Stop Talking”. Seingat gue, pas lagi puncak-puncaknya gue kepo abis alias pengen banget tau gue introvert atau ekstrovert, gue beli buku itu tapi nggak tau deh bukunya sekarang ngilang ke mana. Kalo lo introvert, lo beli aja. Bisa nitip ke orang, buka aja bistip.com. Beli e-booknya juga bisa.
Berikut adalah beberapa hal tentang orang introvert. Karena ini bukan jurnal, gue kagak taruh sumbernya. Lu cek ajalah sendiri.
1.Adam Grant dari Wharton School menyimpulkan di risetnya bahwa pemimpin introvert kerap kerjanya lebih bagus daripada yang ekstrovert. Pemimpin introvert membiarkan anak buahnya menjalankan ide mereka sementara yang ekstrovert kalo denger ada ide baru biasanya langsung heboh dan kerap tergoda untuk ikut ambil bagian. Anak buah kadang jadi males ngasih ide. Dr. Amir Erez dari University of Florida melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, saat performance appraisal dilakukan, yang introvert biasanya ngasih nilai lebih tinggi ke sesama introvert daripada ke orang ekstrovert. Menarik, yak. Respondennya berjumlah 321 mahasiswa dari 2 universitas.
2.Orang introvert sering nggak nyaman main sama orang ekstrovert karena orang ektrovert berisik. Selain itu orang introvert nggak butuh banyak stimulasi untuk memliki energi, cukup dengan berada sendirian dan baca buku, misalnya, energinya sudah balik normal. Orang ekstrovert butuh banyak stimulasi. Pernah dengar nggak, anak yang gaul abis dikomentarin kayak gini,”Yaela...Dua hari berturut-turut pergi, tadi pergi juga, kok sekarang malah ke pesta ultah sih ? ‘Kan bukan temen deket, di rumah ajalah, istirahat gitu....”. Lah, itu justru dia butuh banget pergi ke pesta karena pesta itu berfungsi sebagai power bank yang mencharge batre di diri dia supaya penuh dan on lagi.
3.Lo merasa bener-bener nggak nyaman jadi introvert dan ingin banget jadi ekstrovert ? Mending lo mikir lagi, mungkin susah banget untuk mengubah kepribadian lo karena intovert-ektrovert ada kaitannya dengan kondisi otak sejak lahir. Ada dua bagian otak dari responden ekstrovert dan introvert yang diperiksa tahun 2005 pake brain scanner dan hasilnya menunjukkan bahwa orang dari 2 tipe ini memang bereaksi beda untuk stimulasi yang sama. Ada juga riset yang dilakukan 2012 oleh Randy Buckner dari Harvard University. Hasilnya menunjukkan bahwa warna beberapa bagian otak antara orang dari 2 tipe ini memang berbeda.
4.Orang introvert lebih peka terhadap kondisi sekeliling dibandingkan orang ekstrovert. Misal, lo nangis dan di belakang lo ada orang main drum sama lo nangis dan di belakang lo ada orang main gitar pake teknik fingerstyle, bukan gitar metal kayak Slash...Yang main gitar akan lebih peka terhadap suara tangis lo.
5. Pada 118th Annual Convention of the American Psychological Association, ada satu presentasi riset yang menunjukkan bahwa orang introvert punya ketertarikan yang sama dengan obyek benda mati dan wajah manusia. Kalo yang ekstrovert lebih tertarik dengan wajah orang. Jadi, orang introvert lebih cermat dalam melakukan pengamatan jika dibandingkan orang ekstrovert.
6. Lo introvert dan yakin bahwa dalam hidup, lo akan sering di’kalahkan’ orang ekstrovert karena mereka ‘cool’ dan banyak teman ? Lo mikir lagi deh. Ada ABG yang stres waktu SMP karena dia introvert, namanya Kihlpatrick. Dia bikin program Girltalk, kegiatannya tuh anak SMP diminta ngobrol dengan anak SMA khusus tentang masa-masa sulit jadi ABG. Sekarang kegiatan ini tersebar di 43 negara bagian Amerika. Para pekerja kreatif banyak yang introvert (karena mereka butuh melamun dan sendirian untuk mengaktifkan tombol kreativitas). Penulis rata-rata juga introvert,kok. 40% pemimpin dalam sebuah riset juga dinilai sebagai introvert, dua di antaranya adalah Obama dan Bill Gates.
7. Jangan heran kalo banyak pemimpin yang yakin bahwa mereka introvert karena orang introvert memang punya kualitas buat memimpin. Mereka (a) mikir dulu baru ngomong. (b) Punya pemikiran yang mendalam. (c) Tenang. Bisa mengendalikan diri saat situasi memanas dan pas datang giliran mereka untuk bicara, mereka bisa ngomong dengan intonasi rendah. (d) Banyak yang lebih memilih untuk menuliskan pikirannya daripada bicara. Hal ini bagus untuk dokumentasi perusahaan dan jadi alat untuk training anak buah. Selain itu karena pemikiran mereka ditulis, otomatis ekspresinya jadi lebih terorganisir alias rapi.
8.Introvert yang terkenal antara lain Einstein, Chopin, Courtney Co dan Emma Watson. Yang Indonesia mungkin Ahmad Dhani sama Farhat Abbas *assiikkkkk*. Warren Buffet dinilai introvert dan ada yang protes,”Ah nggak kayak introvert mah kalo dia”. Kata yang nulis (gue tau ini dari artikel),”Dia introvert tapi tau kapan harus bersikap kayak ekstrovert”. Gitu.
Buat yang introvert dan merasa nggak nyaman...
Gimana, lu sekarang masih merasa nggak nyaman ??? OHHHH.....TIDAKKKKKK!!!! Gue udah kepanasan niiiiih ngetik di kantin kantor gua dan tulisan gua kagak ada hasilnya ? Raja tega lu ya.
Gini...Gini....
Boleh gue kasih saran ? Daripada lu capek mikirin gimana jadi orang lain mending lu mikirin gimana caranya jadi versi terbaik diri lo sendiri.
#enak ya nasehatin orang #lu kira gampang ngelakuinnya.
Pokoknya, inget-inget aja deh, lu jangan berubah ah. I love you just the way you are.
#halaahhhh.
Pesen gue satu lagi:
Jangan pernah lupa ya: You are unique (and so is everyone else sihhhh).
Hahahahaah....
Food Junction (kantin di kantor gue namanya keren yak,hahahah,padahal statusnya ya kantin doang),
Senin, 1 Februari 2016,
16.11 WIB
1/3 sampe setengah dari total jumlah manusia adalah introvert. Elu kali masuk yang 1/3 ? Atau yang 2/3 ? Atau lo masuk kategori lain yaitu “kategori kagak tahu” kayak gue ?? *tos dulu* *makasih udah bikin gue nggak bego sendirian*
Oh ya, ada tiga catatan yang harus lo tau sebelum nerusin baca:
1.Gue nggak tau banyak tentang psikologi padahal introvert itu ada 4 tipe dan di sini gue cuma nulis secara umum, sebisa-bisanya gue. Jadi kalo lo berharap dapat pencerahan ilmu psikologi, mending lu ke laut aja sono.
2.Nggak ada orang yang 100% introvert dan 100% ekstrovert. Introvert dan ekstrovert itu kayak spektrum, kita ada di antara keduanya. Kita ekstrovert atau nggak ditentukan oleh bandul kita cenderung sering bergerak ke arah ekstrovert atau ke introvert, gitu.
3.Introvert beda sama pemalu. Pemalu mah identik sama minder dan ketakutan akan penilaian yang diberikan masyarakat atau orang lain, introvert nggak gitu. Introvert-ekstrovert mengacu pada cara seseorang menanggapi stimulasi sosial.
OK, lanjut.
Dulu tipe masyarakat adalah agraris lalu orientasinya berubah jadi ekonomi. Orang-orang biasa kerja dengan orang yang mereka kenal lalu di jaman baru mereka berganti, harus tampil dan melakukan pembuktian diri di depan banyak orang asing di dunia super kejam bernama ‘bisnis’. Mulailah kata-kata semacam ‘kharisma’,’cara mempengaruhi orang’, ‘teknik presentasi dan mendapat pelanggan’, bermunculan. Mau tahu judul salah satu buku terlaris yang daya jualnya melampaui zaman ? “"How to Win Friends and Influence People”. Terbit pertama kali tahun 1936 dan masih terus dicetak ulang sampai sekarang.
Masyarakat mulai menganggap bahwa menjadi ektrovert adalah hal yang baik dan bahkan identik dengan kesuksesan. “Jaringan itu penting buat masa depan,”Begitu kata para orang tua ke anaknya.”Otak itu penting tapi lebih penting lagi banyak teman”, kata yang lain. “Loh...Kamu kok dari kemarin nggak jawab pertanyaan sih, aktif dong ikut diskusi”, begitu kata guru-guru ke beberapa muridnya... “ Baca buku melulu, ketemu dong sama orang, bergaul”...Familiar nggak sama kalimat semacam itu ? Contoh lain...”Gile lu, di kamar aja, ngobrol dong di luar. Dengerin musik ‘kan bisa di mobil”.
Mereka yang introvert mungkin mulai merasa tertekan dan, payahnya, sikon kian lama makin buruk.
Demi menghemat dana dan atas nama efisiensi penggunaan lahan, kantor banyak yang desainnya terbuka:Tinggi pembatas cubicle hanya 1 meter lebih dikit dan satu ruangan besar diisi oleh minimal belasan cubicles. Ruang kelas di banyak sekolah dirancang dengan penataan meja-kursi yang lebih menguntungkan anak ekstrovert:Meja disusun berbentuk O atau U, jarang yang berbaris rapi seperti jaman gue dulu SD. Jumlah tugas yang menuntut kerja kelompok tambah banyak. Kata-kata semacam ‘pionir’, ‘penggagas’ atau ‘inisiator’ diidentikkan dengan perbuatan aktif bukan pemikiran. Mereka yang disukai masyarakat adalah mereka yang bawel. Buktinya sederhana:Followers Ahok di sosmed lebih banyak daripada followers Jokowi. Lu ‘kan tau, Ahok kalo kagak ngomong satu jammmm aja, ‘kan langsung demam. Beda banget sama Pakde yang kalem.
Sebagian orang introvert sering merasa nggak nyaman dalam hidup. Kadang mereka (atau ‘kami’ ? ) merasa menjadi sebuah anomali. Ngga umum, aneh. Di kelas, anak introvert kadang dicap nggak cerdas karena mereka jarang ngomong. Masih banyak guru yang yakin bahwa banyak bicara berarti banyak ide atau banyak mikir. Maklum ya, guru juga manusia. Pada lupa kali tuh ada pepatah yang berbunyi ‘tong kosong nyaring bunyinya’.
Susan Cain adalah penulis yang sangat introvert, lulusan Yale dan Harvard. Ini cewek butuh 7 tahun untuk menulis “The Power of Introverts In A World That Can’t Stop Talking”. Seingat gue, pas lagi puncak-puncaknya gue kepo abis alias pengen banget tau gue introvert atau ekstrovert, gue beli buku itu tapi nggak tau deh bukunya sekarang ngilang ke mana. Kalo lo introvert, lo beli aja. Bisa nitip ke orang, buka aja bistip.com. Beli e-booknya juga bisa.
Berikut adalah beberapa hal tentang orang introvert. Karena ini bukan jurnal, gue kagak taruh sumbernya. Lu cek ajalah sendiri.
1.Adam Grant dari Wharton School menyimpulkan di risetnya bahwa pemimpin introvert kerap kerjanya lebih bagus daripada yang ekstrovert. Pemimpin introvert membiarkan anak buahnya menjalankan ide mereka sementara yang ekstrovert kalo denger ada ide baru biasanya langsung heboh dan kerap tergoda untuk ikut ambil bagian. Anak buah kadang jadi males ngasih ide. Dr. Amir Erez dari University of Florida melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, saat performance appraisal dilakukan, yang introvert biasanya ngasih nilai lebih tinggi ke sesama introvert daripada ke orang ekstrovert. Menarik, yak. Respondennya berjumlah 321 mahasiswa dari 2 universitas.
2.Orang introvert sering nggak nyaman main sama orang ekstrovert karena orang ektrovert berisik. Selain itu orang introvert nggak butuh banyak stimulasi untuk memliki energi, cukup dengan berada sendirian dan baca buku, misalnya, energinya sudah balik normal. Orang ekstrovert butuh banyak stimulasi. Pernah dengar nggak, anak yang gaul abis dikomentarin kayak gini,”Yaela...Dua hari berturut-turut pergi, tadi pergi juga, kok sekarang malah ke pesta ultah sih ? ‘Kan bukan temen deket, di rumah ajalah, istirahat gitu....”. Lah, itu justru dia butuh banget pergi ke pesta karena pesta itu berfungsi sebagai power bank yang mencharge batre di diri dia supaya penuh dan on lagi.
3.Lo merasa bener-bener nggak nyaman jadi introvert dan ingin banget jadi ekstrovert ? Mending lo mikir lagi, mungkin susah banget untuk mengubah kepribadian lo karena intovert-ektrovert ada kaitannya dengan kondisi otak sejak lahir. Ada dua bagian otak dari responden ekstrovert dan introvert yang diperiksa tahun 2005 pake brain scanner dan hasilnya menunjukkan bahwa orang dari 2 tipe ini memang bereaksi beda untuk stimulasi yang sama. Ada juga riset yang dilakukan 2012 oleh Randy Buckner dari Harvard University. Hasilnya menunjukkan bahwa warna beberapa bagian otak antara orang dari 2 tipe ini memang berbeda.
4.Orang introvert lebih peka terhadap kondisi sekeliling dibandingkan orang ekstrovert. Misal, lo nangis dan di belakang lo ada orang main drum sama lo nangis dan di belakang lo ada orang main gitar pake teknik fingerstyle, bukan gitar metal kayak Slash...Yang main gitar akan lebih peka terhadap suara tangis lo.
5. Pada 118th Annual Convention of the American Psychological Association, ada satu presentasi riset yang menunjukkan bahwa orang introvert punya ketertarikan yang sama dengan obyek benda mati dan wajah manusia. Kalo yang ekstrovert lebih tertarik dengan wajah orang. Jadi, orang introvert lebih cermat dalam melakukan pengamatan jika dibandingkan orang ekstrovert.
6. Lo introvert dan yakin bahwa dalam hidup, lo akan sering di’kalahkan’ orang ekstrovert karena mereka ‘cool’ dan banyak teman ? Lo mikir lagi deh. Ada ABG yang stres waktu SMP karena dia introvert, namanya Kihlpatrick. Dia bikin program Girltalk, kegiatannya tuh anak SMP diminta ngobrol dengan anak SMA khusus tentang masa-masa sulit jadi ABG. Sekarang kegiatan ini tersebar di 43 negara bagian Amerika. Para pekerja kreatif banyak yang introvert (karena mereka butuh melamun dan sendirian untuk mengaktifkan tombol kreativitas). Penulis rata-rata juga introvert,kok. 40% pemimpin dalam sebuah riset juga dinilai sebagai introvert, dua di antaranya adalah Obama dan Bill Gates.
7. Jangan heran kalo banyak pemimpin yang yakin bahwa mereka introvert karena orang introvert memang punya kualitas buat memimpin. Mereka (a) mikir dulu baru ngomong. (b) Punya pemikiran yang mendalam. (c) Tenang. Bisa mengendalikan diri saat situasi memanas dan pas datang giliran mereka untuk bicara, mereka bisa ngomong dengan intonasi rendah. (d) Banyak yang lebih memilih untuk menuliskan pikirannya daripada bicara. Hal ini bagus untuk dokumentasi perusahaan dan jadi alat untuk training anak buah. Selain itu karena pemikiran mereka ditulis, otomatis ekspresinya jadi lebih terorganisir alias rapi.
8.Introvert yang terkenal antara lain Einstein, Chopin, Courtney Co dan Emma Watson. Yang Indonesia mungkin Ahmad Dhani sama Farhat Abbas *assiikkkkk*. Warren Buffet dinilai introvert dan ada yang protes,”Ah nggak kayak introvert mah kalo dia”. Kata yang nulis (gue tau ini dari artikel),”Dia introvert tapi tau kapan harus bersikap kayak ekstrovert”. Gitu.
Buat yang introvert dan merasa nggak nyaman...
Gimana, lu sekarang masih merasa nggak nyaman ??? OHHHH.....TIDAKKKKKK!!!! Gue udah kepanasan niiiiih ngetik di kantin kantor gua dan tulisan gua kagak ada hasilnya ? Raja tega lu ya.
Gini...Gini....
Boleh gue kasih saran ? Daripada lu capek mikirin gimana jadi orang lain mending lu mikirin gimana caranya jadi versi terbaik diri lo sendiri.
#enak ya nasehatin orang #lu kira gampang ngelakuinnya.
Pokoknya, inget-inget aja deh, lu jangan berubah ah. I love you just the way you are.
#halaahhhh.
Pesen gue satu lagi:
Jangan pernah lupa ya: You are unique (and so is everyone else sihhhh).
Hahahahaah....
Food Junction (kantin di kantor gue namanya keren yak,hahahah,padahal statusnya ya kantin doang),
Senin, 1 Februari 2016,
16.11 WIB