Michael Sandel
Elo bawa kereta trus remnya blong. Kalo terus, lo akan nabrak lima orang pekerja di lintasan kereta. Kalo elo banting “setir” keluar rel, ada satu pekerja di luar lintasan jadi elo akan nabrak satu orang. Elo pilih mana? Sebagian besar akan milih keluar rel. Alasannya:Lebih baik satu orang meninggal daripada lima.
Cerita kedua. Elo berdiri sebelah rel. Ada kereta mau lewat dan lo tau remnya blong. Di tengah rel ada lima pekerja. Ada orang gendut banget deket elo. Kalo itu orang elo dorong ke rel, dia akan meninggal tapi lima pekerja akan selamat. Elo akan dorong dia nggak? Sebagian besar orang akan milih untuk nggak mendorong.
Kenapa jawabannya berbeda padahal peristiwanya sama? Karena di cerita pertama kita “mematikan” orang pake “setir kereta” sedangkan di cerita kedua pake “tangan sendiri” ? Jadi (lebih) berasa kalo kita adalah pembunuh?
Cerita di atas adalah pembuka kuliah Michael Sandel di serial “Justice” (2009).
***
Di Korea tahun 2012, Sandel bicara di depan 15 ribu orang.
Di Hong Kong, ada 6000 orang yang daftar di acara Sandel dan 2000 tiket gratis abis dalam 90 menit. Kata The New York Times,"The Chinese can't get enough of him." Sandel adalah “The most influential foreign figure” versi China Newsweek tahun 2011. Kuliahnya ada di internet China, diterjemahkan relawan, dan diakses jutaan penonton.
Di Jepang tahun 2010, tiket diperoleh gratisan lewat sistem undi terus ada yang jual itu US$500. Mereka yang dapat tiket hanya sepersepuluh jumlah total pendaftar. Kata The Japan Times,” “Few philosophers are compared to rock stars or TV celebrities, but that’s the kind of popularity Michael Sandel enjoys in Japan.”
Dosen Manajemen aja belum ada yang kuliahnya dijadiin serial televisi lalu tiketnya jadi bahan rebutan. Padahal, topik mereka berhubungan langsung dengan duit, hal yang paling dikejar manusia.
Lah, Sandel ngomongin filsafat. Dia dosen Filsafat di Harvard, S3nya dari Oxford.
Temen gue bilang STF (Sekolah Tinggi Filsafat) adalah singkatan dari “Sekolah Tanpa Faedah”, hahahaaaaa. Sandel menunjukkan bahwa filsafat berfaedah karena menyentuh keseharian kita. Perannya besar dalam sistem berpikir manusia dan ini sangat penting karena manusialah yang nyusun undang-undang, bikin negara, dan lain-lain.
Namun, di tangan Sandel jugalah Filsafat jadi populis. Ada yang kurang suka. Mungkin bagi mereka letak “kedigdayaan” (?) Filsafat ada di keangkerannya dan posisinya yang (seolah-olah) terasing jadi kesannya eksklusif. Rarity wins admiration. Gitu kali yak, nggak tau juga sih, gue cuma nebak.
Gue seneng banget dengan Sandel karena dia menguasai andragogi. Dia ngajar pake Socratic Method. Ini umum, sih. Yang nggak umum adalah contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaannya (kontekstual dan relevan banget) dan fakta bahwa kuliahnya dijadikan acara televisi, disiarkan PBS ke seluruh Amerika, BBC (ke seluruh Inggris) dan NHK (ke seluruh Jepang).
Ini juga nggak umum: Topik-topik kuliahnya diangkat jadi program radio "Public Philosopher" di BBC. Stasiun ini juga punya program "Global Philosopher", di sini Sandel berinteraksi dengan pendengar dari berbagai negara lewat layar lebar.
Adapun yang orisinil adalah ide Harvard untuk membuat mata kuliah mereka bisa diakses online. Sebelumnya ada banyak kuliah online dari uni lain tapi disampaikan satu orang di depan kamera. Oleh Harvard, proses kuliah Sandel juga diupload, bukan hanya materi kuliahnya. Kamera ada tiga. Kita bisa lihat setting ruangan, dosen, dan gerak-gerik mahasiswa. Rasanya otentik dan riil.
Sayang, kuliah Sandel belom ada teks bahasa Indonesianya.
Semoga suatu saat ada dosen di Indonesia yang upload kuliah dengan format seprofesional Sandel:Ada mahasiswanya, diambil dari kuliah asli, bukan rekayasa. Terstruktur, terdiri dari topik yang sinambung, bukan hanya 1-2 kuliah umum.
Ini sulit, butuh nyali tersendiri. Kualitas dosen, materi kuliah, dan mahasiswa, otomatis dinilai masyarakat. Reputasi universitas jadi taruhan. Kuliah Sandel dihadiri 1000an orang dan setiap sesi penuh dengan diskusi: Mahasiswa di lantai 1 debat dengan mahasiswa di lantai 2 dan mereka juga adu argumen dengan Sandel.
Kampus di Indonesia udah ada belum ya yang siap bikin video kayak Michael Sandel...
8 Februari 2020, 15.47 WIB
Websites:
Justice Series-Youtube
www.youtube.com/watch?v=kBdfcR-8hEY&t=10s
Justice Course di EdX
www.edx.org/course/justice-2
Michael Sandel (artikel, wawancara, dll)
scholar.harvard.edu/sandel/home
Cerita kedua. Elo berdiri sebelah rel. Ada kereta mau lewat dan lo tau remnya blong. Di tengah rel ada lima pekerja. Ada orang gendut banget deket elo. Kalo itu orang elo dorong ke rel, dia akan meninggal tapi lima pekerja akan selamat. Elo akan dorong dia nggak? Sebagian besar orang akan milih untuk nggak mendorong.
Kenapa jawabannya berbeda padahal peristiwanya sama? Karena di cerita pertama kita “mematikan” orang pake “setir kereta” sedangkan di cerita kedua pake “tangan sendiri” ? Jadi (lebih) berasa kalo kita adalah pembunuh?
Cerita di atas adalah pembuka kuliah Michael Sandel di serial “Justice” (2009).
***
Di Korea tahun 2012, Sandel bicara di depan 15 ribu orang.
Di Hong Kong, ada 6000 orang yang daftar di acara Sandel dan 2000 tiket gratis abis dalam 90 menit. Kata The New York Times,"The Chinese can't get enough of him." Sandel adalah “The most influential foreign figure” versi China Newsweek tahun 2011. Kuliahnya ada di internet China, diterjemahkan relawan, dan diakses jutaan penonton.
Di Jepang tahun 2010, tiket diperoleh gratisan lewat sistem undi terus ada yang jual itu US$500. Mereka yang dapat tiket hanya sepersepuluh jumlah total pendaftar. Kata The Japan Times,” “Few philosophers are compared to rock stars or TV celebrities, but that’s the kind of popularity Michael Sandel enjoys in Japan.”
Dosen Manajemen aja belum ada yang kuliahnya dijadiin serial televisi lalu tiketnya jadi bahan rebutan. Padahal, topik mereka berhubungan langsung dengan duit, hal yang paling dikejar manusia.
Lah, Sandel ngomongin filsafat. Dia dosen Filsafat di Harvard, S3nya dari Oxford.
Temen gue bilang STF (Sekolah Tinggi Filsafat) adalah singkatan dari “Sekolah Tanpa Faedah”, hahahaaaaa. Sandel menunjukkan bahwa filsafat berfaedah karena menyentuh keseharian kita. Perannya besar dalam sistem berpikir manusia dan ini sangat penting karena manusialah yang nyusun undang-undang, bikin negara, dan lain-lain.
Namun, di tangan Sandel jugalah Filsafat jadi populis. Ada yang kurang suka. Mungkin bagi mereka letak “kedigdayaan” (?) Filsafat ada di keangkerannya dan posisinya yang (seolah-olah) terasing jadi kesannya eksklusif. Rarity wins admiration. Gitu kali yak, nggak tau juga sih, gue cuma nebak.
Gue seneng banget dengan Sandel karena dia menguasai andragogi. Dia ngajar pake Socratic Method. Ini umum, sih. Yang nggak umum adalah contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaannya (kontekstual dan relevan banget) dan fakta bahwa kuliahnya dijadikan acara televisi, disiarkan PBS ke seluruh Amerika, BBC (ke seluruh Inggris) dan NHK (ke seluruh Jepang).
Ini juga nggak umum: Topik-topik kuliahnya diangkat jadi program radio "Public Philosopher" di BBC. Stasiun ini juga punya program "Global Philosopher", di sini Sandel berinteraksi dengan pendengar dari berbagai negara lewat layar lebar.
Adapun yang orisinil adalah ide Harvard untuk membuat mata kuliah mereka bisa diakses online. Sebelumnya ada banyak kuliah online dari uni lain tapi disampaikan satu orang di depan kamera. Oleh Harvard, proses kuliah Sandel juga diupload, bukan hanya materi kuliahnya. Kamera ada tiga. Kita bisa lihat setting ruangan, dosen, dan gerak-gerik mahasiswa. Rasanya otentik dan riil.
Sayang, kuliah Sandel belom ada teks bahasa Indonesianya.
Semoga suatu saat ada dosen di Indonesia yang upload kuliah dengan format seprofesional Sandel:Ada mahasiswanya, diambil dari kuliah asli, bukan rekayasa. Terstruktur, terdiri dari topik yang sinambung, bukan hanya 1-2 kuliah umum.
Ini sulit, butuh nyali tersendiri. Kualitas dosen, materi kuliah, dan mahasiswa, otomatis dinilai masyarakat. Reputasi universitas jadi taruhan. Kuliah Sandel dihadiri 1000an orang dan setiap sesi penuh dengan diskusi: Mahasiswa di lantai 1 debat dengan mahasiswa di lantai 2 dan mereka juga adu argumen dengan Sandel.
Kampus di Indonesia udah ada belum ya yang siap bikin video kayak Michael Sandel...
8 Februari 2020, 15.47 WIB
Websites:
Justice Series-Youtube
www.youtube.com/watch?v=kBdfcR-8hEY&t=10s
Justice Course di EdX
www.edx.org/course/justice-2
Michael Sandel (artikel, wawancara, dll)
scholar.harvard.edu/sandel/home