Pengalaman Pribadi Mempelajari Bahasa Baru
(Saat Sudah Tua) :Antara ‘Teori’ dan Praktik
Dear All,
Bagi yang akan dan sedang mempelajari bahasa baru atau bagi guru bahasa, mudah2an tulisan di bawah ini ada gunanya…
______________________
Pengalaman Pribadi Mempelajari Bahasa Baru (Saat Sudah Tua) :Antara ‘Teori’ dan Praktik
Bulan September tahun ini saya memutuskan untuk belajar Bahasa Spanyol (BS). Saya belajar pake buku dan audio (ngga ikut kursus). Izinkan saya untuk berbagi tips tentang belajar bahasa yang saya dapat dari beberapa websites dan kaitannya dengan pengalaman pribadi.Kata ‘teori’ saya gunakan dalam tanda kutip karena sebenarnya kurang pas dipake (tapi tetap saya pake karena saya ngga tau harus pake istilah apa)
1. ‘Teori’:Belajarlah setiap hari
Masalah:Sangat sulit awalnya untuk dilakukan karena dulu saya berpikir belajar tiap hari berarti mendisiplinkan diri untuk duduk manis dengan buku di depan mata.Ini mungkin mudah dilakukan oleh murid tapi untuk orang yang sudah kerja dan berkeluarga, terkadang sangat sulit.
Jalan Keluar:Saya usahakan kalo bisa belajar dengan buku di depan mata, lengkap dengan bolpen dan catatan. Kalo benar-benar ngga sempat, yang penting saya sudah otomatis bawa kamus dan media berbahasa Spanyol serta audio file ke manapun saya pergi karena itu semua saya install di BB. Peran smartphone semacam Blackberry/IPhone luar biasa besar. Tanpa smartphone, saya terbukti gagal belajar di mana saja dan kapan saja karena sebelum download file ke gadget, saya kerap lupa bawa flashcards dan catatan karena kadang ganti tas dan lupa mindahin.
2. ‘Teori’:Anak kecil lebih mudah mempelajari bahasa dibanding orang tua.
Komentar:Salah.Karena berbagai faktor, orang tua lebih mudah belajar bahasa, salah satunya karena kemampuan abstraksinya sudah jauh lebih tinggi dibanding anak kecil. Bagaimanapun, harus diakui bahwa kelancaran berbahasa dan kemampuan bicara seperi native speaker akan lebih mudah dikuasai jika bahasa itu sudah dipelajari sejak kecil. Di website bertebaran kok artikel berisi riset yang membuktikan bahwa orang tua punya kemampuan mempelajari bahasa yang lebih tinggi dibanding anak kecil.
3. ‘Teori’:Pakailah buku baru
Komentar:Saya beli dompet baru untuk menaruh MP3 player berisikan audio files dan flashcards (Belakangan, MP3 jarang dipake karena ternyata file bisa didownload ke smartphone). Buku catatan juga saya sampul rapi dan saya tempel kata-kata motivasi. Secara psikologis, benda bersih dan baru (bukan berarti benda mahal, yang penting baru dan otomatis bersih)sangat membantu untuk mendongkrak semangat belajar.Cobalah, efek positifnya lebih besar dari yang anda mungkin kira, lho.
4. ‘Teori’: Gunakan mnemonic system.
Komentar: Wah!Ini memang membantu banget buat menghafal kosa kata.Mnemonic system adalah metode menghafal kosa kata dengan meletakkannya secara unik pada sebuah kalimat.Misal, dalam BS, ‘cara’ berarti face. Dalam kalimat:”My friend Cara has a pretty face”. Semakin maksa kalimatnya kadang-kadang semakin bagus, membuat kita lebih mudah menghafal. Misal ‘tienda’ artinya store/toko,dalam kalimat,”Tenda (maksud saya tienda) biru itu udah diobrak-abrik, orangnya mesti jualan di toko “. Dekat rumah saya dulu memang ada tenda biru yang menaungi pedagang jualan. Lalu pihak developer melarang mereka jualan, cuma boleh jualan di ruko/toko, gitu loh. Coba saja googling free menemonic cards, pasti dapat.
5. ‘Teori’:Disarankan untuk menggunakan bahasa yang kita pelajari (bahasa target) seaktif mungkin.
a.Praktik: Belum sampai 2 minggu saya belajar, saya nekad-nekadin kirim surat 2-3 paragaraf ke native speaker pake BS tapi saya kasih terjemahannya dalam Bahasa Inggris (karena yakin bahwa beliau pasti ngga ngerti saya nulis apa). Saya juga nekad ngedeketin ortu murid yang orang Peru. Yahh…10% ngomong BS, 90% pake bahasa tubuh, he..he..he…Itung-itung olahraga.
Kendala:Saya cuma berani nekad ke native speaker. Saya ada beberapa teman orang Indonesia yang bisa BS tapi entah kenapa saya maluuu banget ngomong atau nulis dalam BS ke mereka. Padahal, saya berani jamin, mereka pasti akan meladeni dengan baik.
Jalan keluar:Berani ngomong dengan guru orang Indonesia di sekolah saya pake BS (dia pernah ke beberapa negara Amerika Latin beberapa bulan)saya masukkan daftar New Year’s Resolution 2011.Saya tahu persis bahwa saya gengsi/malu kalo ngga melakukan apa yang sudah saya tulis jadi ya masukkan aja ke daftar NY’s Resolution.
b.Praktik: 3 bulan setelah belajar BS, saya kirim surat sebulan sekali atau dua kali ke dua orang.
Kendala pertama:BS saya masih sangat terbatas, bagaimana mungkin kirim surat banyak-banyak?
Jalan keluar:Saya kirim email hanya singkat saja, paling juga hanya 1/3 halaman kertas kuarto, saya kirim ke 2 orang. Isinya sama karena memang bahasa saya amat terbatas. Bagaimanapun, saat menulis saya tidak pake sistem copy paste. Jadi walau isinya sama, proses berpikirnya terjadi dua kali.
Kendala kedua:Makan waktu.Belum genap dua minggu belajar, saya kirim email ke native speaker beberapa kalimat (sekitar 1/3 halaman), saya butuh waktu hampir satu jam untuk buat itu.Mesti punya persediaan sabar dan tabah dalam porsi besuaaarrrr bukan hanya saat nulis tapi juga saat baca balasan dari native speaker.
Jalan keluar:Ya dijalani aja. No pain, no gain.
c. Praktik:Saya bertekad saat ketemu native speaker saya ngomong “ini,ini, ini dan itu”
Kendala: Oalahhh, saat ketemu orangnya, otak saya blank, kosong, saya gugup mau bicara apa.
Jalan keluar:Mesti dibiasakan ketemu dan nekad ngobrol.Kalo ngga bisa sering-sering ketemu native speaker, cara termudah adalah ngomong sendiri. Ya kita yang ngomong,kita yang nyahut…. Keliatan agak-agak gila tapi ini adalah cara yang disarankan beberap website tentang tips belajar bahasa.
6. ‘Teori’:Disarankan untuk mengekspos diri kita sebanyak mungkin ke dalam bahasa target.
a. Praktik:Saya set gmail dan yahoo saya ke dalam BS. Hari pertama, saya bahkan ngga tahu apa yang harus saya klik kalo mau sign out.
Jalan keluar:Saya buat email gmail dan yahoo yang lain,itu saya set dalam Bahasa Inggris. Jadi, kalo lagi pake email sering saya buka 2 windows sekaligus. Kan layoutnya sama jadi saya bisa langsung tahu apa yang mesti diklik saat buka email yang pake BS.
b. Saya buat flashcards dan saya tempel di perabotan di rumah.
c. Saya pasang radio berbahasa spanyol rutin tiap hari ½ jam. Saya tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tapi jumlah kata yang bisa saya tangkap (walau hanya kata-kata sederhana, bukan yang susah-susah) perlahan tapi pasti mulai bertambah, dari nol menjadi beberapa belas kata.
d. Saya install kamus dan beberapa koran berbahasa Spanyol.
7. ‘Teori’:Review pelajaran 15-30 menit per hari
Praktik:Karena saya senang banget, jadi pernah ada waktu-waktu di mana saya belajar BS beberapa jam dalam sehari.
Masalah: Kepala saya pusing banget, mungkin karena BS susah sekali ya…
Jalan keluar:Pusing tersebut hanya terjadi satu kali karena saya ogah ngalamin lagi. Sekarang saya belajar rutin maksimal 1 jam, sudah termasuk review 15-30 menit. Rata-rata tiap hari saya belajar 20-30an menit. Rasanya belajar terus-menerus hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memang lagi butuh banget, misalnya sedang ikut kursus secara khusus untuk keperluan studi. Bagi mereka yang sikonnnya kayak saya (kerja rutin, banyak urusan, sehingga pikiran bercabang ke banyak hal), belajar mati-matian beberapa jam selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bukanlah pilihan yang bijak (kecuali pinter banget).
8. ‘Teori’: Pasanglah target yang bisa diukur.
Praktik:Kebiasaan saya adalah menulis gol yang saya mau capai, mengemailnya ke diri sendiri dan mengemailnya juga ke orang yang bersangkutan (jika gol itu melibatkan orang lain).Saya kirim email ke 2 teman saya, saya bilang bahwa sebelum 12 September 2011 (12 Sept 2010 adalah hari pertama saya belajar BS), saya akan kirim mereka surat pake BS, 1-1,5 halaman, 1,5 spasi, ukuran font 12.
Kendala:Biasanya orang membuat gol yang sangat abstrak seperti,”Target saya tahun depan saya lebih baik dari tahun ini”. Lah, gimana ngukurnya ? Jalan keluar: Gol yang bisa diukur membuat kita jadi bisa tahu, sebenarnya kita gagal atau sukses.Pastikan juga kita tahu trik apa yang harus dilakukan agar kita bisa meraih gol yang sudah kita tetapkan. Hindari gol yang terlalu rendah. Lebih baik pasang gol ketinggian tapi gagal daripada pasang gol kelewat rendah lalu berhasil. Yang ideal, tentu saja pasang gol yang realistis, bikinlah goal secara berkala/kontinu,tahap demi tahap. Misal:Minggu ini harus tahu 10 kata kerja. Minggu depan nambah 10 lagi.
9. ‘Teori’:Gunakan kamus
Praktik:Saya pernah membaca artikel yang intinya “El presidente de Paraguay, Fernando Lugo reunion en palacio, bla..bla..bla…”. Saya tidak buka kamus karena merasa udah tahu apa arti kalimat tersebut. Saya berpikir,”Hahhh???Presiden???Reuni??Duilehhh,rajin amat, die capek kali neeehhhh, kerja melulu, pengen refreshing”. Di artikel ditulis bahwa Lugo reuni dengan Menteri Pertahanan jadi saya pikir,”Ohhh…Menteri Pertahanan? Oh, mereka dulu satu almamater kali,ya??!” Baru beberapa minggu kemudian saya tahu bahwa reunion dalam BS artinya adalah meeting, rapat, gitu.Bukan reuni kayak reuni dalam Bahasa Indonesia.
Jalan Keluar:Intinya, dalam keadaan penting misalnya ujian bahasa atau apalah, hindari asumsi. Coba lihat:Independence vs Dependence, Inability vs Ability, Insecure vs Secure…Tapi indifferent bukan antonim dari different, ‘kan?
10. ‘Teori’:Berpikirlah dalam bahasa target
Praktik:Karena saya tidak tinggal di negara berbahasa target, saya kesulitan untuk melakukan poin ini.
Jalan Keluar: Saya hanya coba sesering mungkin menyebut kata dalam bahasa target saat melihat sebuah benda. Misal:Saya lihat komputer dan diam-diam dalam hati saya bergumam “computadora”.
Yang tidak kalah penting dari semua tips di atas:Hargai diri sendiri, sekecil apapun perkembangan yang diraih. Karena saya belajar otodidak, kemajuan saya agak lambat. Bagaimanapun, saya tetap sangat menghargai investasi waktu, uang dan tenaga yang telah saya curahkan. Saya percaya, menghargai jerih payah kita adalah hal amat penting dalam belajar karena dasar dalam belajar atau dasar sebuah pendidikan adalah optimisme. Bagaimana kita bisa optimis kalo kita punya self-esteem yang rendah ? Bermanis-manislah dengan diri sendiri kalo sudah meraih perkembangan tertentu. Ngga perlu mahal. Cukup hadiahkan diri kita dengan sebuah hamburger,es krim atau satu pasang jepit rambut baru, misalnya. Dalam tiga bulan ini, saya sudah dua kali nraktir diri sendiri sambil bilang, ”Ini hadiah buat lo karena lo udah kerja lebih dari yang semestinya. Lo ga harus kok belajar Spanyol tapi lo belajar dan lo serius, hebattt”. Jangan samakan tindakan menghargai diri sendiri dengan tindakan narsis….Ukhhh, beda…Beda SEKALI.
Semoga bermanfaat.
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Monday, December 13, 2010 at 2:34pm
Bagi yang akan dan sedang mempelajari bahasa baru atau bagi guru bahasa, mudah2an tulisan di bawah ini ada gunanya…
______________________
Pengalaman Pribadi Mempelajari Bahasa Baru (Saat Sudah Tua) :Antara ‘Teori’ dan Praktik
Bulan September tahun ini saya memutuskan untuk belajar Bahasa Spanyol (BS). Saya belajar pake buku dan audio (ngga ikut kursus). Izinkan saya untuk berbagi tips tentang belajar bahasa yang saya dapat dari beberapa websites dan kaitannya dengan pengalaman pribadi.Kata ‘teori’ saya gunakan dalam tanda kutip karena sebenarnya kurang pas dipake (tapi tetap saya pake karena saya ngga tau harus pake istilah apa)
1. ‘Teori’:Belajarlah setiap hari
Masalah:Sangat sulit awalnya untuk dilakukan karena dulu saya berpikir belajar tiap hari berarti mendisiplinkan diri untuk duduk manis dengan buku di depan mata.Ini mungkin mudah dilakukan oleh murid tapi untuk orang yang sudah kerja dan berkeluarga, terkadang sangat sulit.
Jalan Keluar:Saya usahakan kalo bisa belajar dengan buku di depan mata, lengkap dengan bolpen dan catatan. Kalo benar-benar ngga sempat, yang penting saya sudah otomatis bawa kamus dan media berbahasa Spanyol serta audio file ke manapun saya pergi karena itu semua saya install di BB. Peran smartphone semacam Blackberry/IPhone luar biasa besar. Tanpa smartphone, saya terbukti gagal belajar di mana saja dan kapan saja karena sebelum download file ke gadget, saya kerap lupa bawa flashcards dan catatan karena kadang ganti tas dan lupa mindahin.
2. ‘Teori’:Anak kecil lebih mudah mempelajari bahasa dibanding orang tua.
Komentar:Salah.Karena berbagai faktor, orang tua lebih mudah belajar bahasa, salah satunya karena kemampuan abstraksinya sudah jauh lebih tinggi dibanding anak kecil. Bagaimanapun, harus diakui bahwa kelancaran berbahasa dan kemampuan bicara seperi native speaker akan lebih mudah dikuasai jika bahasa itu sudah dipelajari sejak kecil. Di website bertebaran kok artikel berisi riset yang membuktikan bahwa orang tua punya kemampuan mempelajari bahasa yang lebih tinggi dibanding anak kecil.
3. ‘Teori’:Pakailah buku baru
Komentar:Saya beli dompet baru untuk menaruh MP3 player berisikan audio files dan flashcards (Belakangan, MP3 jarang dipake karena ternyata file bisa didownload ke smartphone). Buku catatan juga saya sampul rapi dan saya tempel kata-kata motivasi. Secara psikologis, benda bersih dan baru (bukan berarti benda mahal, yang penting baru dan otomatis bersih)sangat membantu untuk mendongkrak semangat belajar.Cobalah, efek positifnya lebih besar dari yang anda mungkin kira, lho.
4. ‘Teori’: Gunakan mnemonic system.
Komentar: Wah!Ini memang membantu banget buat menghafal kosa kata.Mnemonic system adalah metode menghafal kosa kata dengan meletakkannya secara unik pada sebuah kalimat.Misal, dalam BS, ‘cara’ berarti face. Dalam kalimat:”My friend Cara has a pretty face”. Semakin maksa kalimatnya kadang-kadang semakin bagus, membuat kita lebih mudah menghafal. Misal ‘tienda’ artinya store/toko,dalam kalimat,”Tenda (maksud saya tienda) biru itu udah diobrak-abrik, orangnya mesti jualan di toko “. Dekat rumah saya dulu memang ada tenda biru yang menaungi pedagang jualan. Lalu pihak developer melarang mereka jualan, cuma boleh jualan di ruko/toko, gitu loh. Coba saja googling free menemonic cards, pasti dapat.
5. ‘Teori’:Disarankan untuk menggunakan bahasa yang kita pelajari (bahasa target) seaktif mungkin.
a.Praktik: Belum sampai 2 minggu saya belajar, saya nekad-nekadin kirim surat 2-3 paragaraf ke native speaker pake BS tapi saya kasih terjemahannya dalam Bahasa Inggris (karena yakin bahwa beliau pasti ngga ngerti saya nulis apa). Saya juga nekad ngedeketin ortu murid yang orang Peru. Yahh…10% ngomong BS, 90% pake bahasa tubuh, he..he..he…Itung-itung olahraga.
Kendala:Saya cuma berani nekad ke native speaker. Saya ada beberapa teman orang Indonesia yang bisa BS tapi entah kenapa saya maluuu banget ngomong atau nulis dalam BS ke mereka. Padahal, saya berani jamin, mereka pasti akan meladeni dengan baik.
Jalan keluar:Berani ngomong dengan guru orang Indonesia di sekolah saya pake BS (dia pernah ke beberapa negara Amerika Latin beberapa bulan)saya masukkan daftar New Year’s Resolution 2011.Saya tahu persis bahwa saya gengsi/malu kalo ngga melakukan apa yang sudah saya tulis jadi ya masukkan aja ke daftar NY’s Resolution.
b.Praktik: 3 bulan setelah belajar BS, saya kirim surat sebulan sekali atau dua kali ke dua orang.
Kendala pertama:BS saya masih sangat terbatas, bagaimana mungkin kirim surat banyak-banyak?
Jalan keluar:Saya kirim email hanya singkat saja, paling juga hanya 1/3 halaman kertas kuarto, saya kirim ke 2 orang. Isinya sama karena memang bahasa saya amat terbatas. Bagaimanapun, saat menulis saya tidak pake sistem copy paste. Jadi walau isinya sama, proses berpikirnya terjadi dua kali.
Kendala kedua:Makan waktu.Belum genap dua minggu belajar, saya kirim email ke native speaker beberapa kalimat (sekitar 1/3 halaman), saya butuh waktu hampir satu jam untuk buat itu.Mesti punya persediaan sabar dan tabah dalam porsi besuaaarrrr bukan hanya saat nulis tapi juga saat baca balasan dari native speaker.
Jalan keluar:Ya dijalani aja. No pain, no gain.
c. Praktik:Saya bertekad saat ketemu native speaker saya ngomong “ini,ini, ini dan itu”
Kendala: Oalahhh, saat ketemu orangnya, otak saya blank, kosong, saya gugup mau bicara apa.
Jalan keluar:Mesti dibiasakan ketemu dan nekad ngobrol.Kalo ngga bisa sering-sering ketemu native speaker, cara termudah adalah ngomong sendiri. Ya kita yang ngomong,kita yang nyahut…. Keliatan agak-agak gila tapi ini adalah cara yang disarankan beberap website tentang tips belajar bahasa.
6. ‘Teori’:Disarankan untuk mengekspos diri kita sebanyak mungkin ke dalam bahasa target.
a. Praktik:Saya set gmail dan yahoo saya ke dalam BS. Hari pertama, saya bahkan ngga tahu apa yang harus saya klik kalo mau sign out.
Jalan keluar:Saya buat email gmail dan yahoo yang lain,itu saya set dalam Bahasa Inggris. Jadi, kalo lagi pake email sering saya buka 2 windows sekaligus. Kan layoutnya sama jadi saya bisa langsung tahu apa yang mesti diklik saat buka email yang pake BS.
b. Saya buat flashcards dan saya tempel di perabotan di rumah.
c. Saya pasang radio berbahasa spanyol rutin tiap hari ½ jam. Saya tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tapi jumlah kata yang bisa saya tangkap (walau hanya kata-kata sederhana, bukan yang susah-susah) perlahan tapi pasti mulai bertambah, dari nol menjadi beberapa belas kata.
d. Saya install kamus dan beberapa koran berbahasa Spanyol.
7. ‘Teori’:Review pelajaran 15-30 menit per hari
Praktik:Karena saya senang banget, jadi pernah ada waktu-waktu di mana saya belajar BS beberapa jam dalam sehari.
Masalah: Kepala saya pusing banget, mungkin karena BS susah sekali ya…
Jalan keluar:Pusing tersebut hanya terjadi satu kali karena saya ogah ngalamin lagi. Sekarang saya belajar rutin maksimal 1 jam, sudah termasuk review 15-30 menit. Rata-rata tiap hari saya belajar 20-30an menit. Rasanya belajar terus-menerus hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memang lagi butuh banget, misalnya sedang ikut kursus secara khusus untuk keperluan studi. Bagi mereka yang sikonnnya kayak saya (kerja rutin, banyak urusan, sehingga pikiran bercabang ke banyak hal), belajar mati-matian beberapa jam selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bukanlah pilihan yang bijak (kecuali pinter banget).
8. ‘Teori’: Pasanglah target yang bisa diukur.
Praktik:Kebiasaan saya adalah menulis gol yang saya mau capai, mengemailnya ke diri sendiri dan mengemailnya juga ke orang yang bersangkutan (jika gol itu melibatkan orang lain).Saya kirim email ke 2 teman saya, saya bilang bahwa sebelum 12 September 2011 (12 Sept 2010 adalah hari pertama saya belajar BS), saya akan kirim mereka surat pake BS, 1-1,5 halaman, 1,5 spasi, ukuran font 12.
Kendala:Biasanya orang membuat gol yang sangat abstrak seperti,”Target saya tahun depan saya lebih baik dari tahun ini”. Lah, gimana ngukurnya ? Jalan keluar: Gol yang bisa diukur membuat kita jadi bisa tahu, sebenarnya kita gagal atau sukses.Pastikan juga kita tahu trik apa yang harus dilakukan agar kita bisa meraih gol yang sudah kita tetapkan. Hindari gol yang terlalu rendah. Lebih baik pasang gol ketinggian tapi gagal daripada pasang gol kelewat rendah lalu berhasil. Yang ideal, tentu saja pasang gol yang realistis, bikinlah goal secara berkala/kontinu,tahap demi tahap. Misal:Minggu ini harus tahu 10 kata kerja. Minggu depan nambah 10 lagi.
9. ‘Teori’:Gunakan kamus
Praktik:Saya pernah membaca artikel yang intinya “El presidente de Paraguay, Fernando Lugo reunion en palacio, bla..bla..bla…”. Saya tidak buka kamus karena merasa udah tahu apa arti kalimat tersebut. Saya berpikir,”Hahhh???Presiden???Reuni??Duilehhh,rajin amat, die capek kali neeehhhh, kerja melulu, pengen refreshing”. Di artikel ditulis bahwa Lugo reuni dengan Menteri Pertahanan jadi saya pikir,”Ohhh…Menteri Pertahanan? Oh, mereka dulu satu almamater kali,ya??!” Baru beberapa minggu kemudian saya tahu bahwa reunion dalam BS artinya adalah meeting, rapat, gitu.Bukan reuni kayak reuni dalam Bahasa Indonesia.
Jalan Keluar:Intinya, dalam keadaan penting misalnya ujian bahasa atau apalah, hindari asumsi. Coba lihat:Independence vs Dependence, Inability vs Ability, Insecure vs Secure…Tapi indifferent bukan antonim dari different, ‘kan?
10. ‘Teori’:Berpikirlah dalam bahasa target
Praktik:Karena saya tidak tinggal di negara berbahasa target, saya kesulitan untuk melakukan poin ini.
Jalan Keluar: Saya hanya coba sesering mungkin menyebut kata dalam bahasa target saat melihat sebuah benda. Misal:Saya lihat komputer dan diam-diam dalam hati saya bergumam “computadora”.
Yang tidak kalah penting dari semua tips di atas:Hargai diri sendiri, sekecil apapun perkembangan yang diraih. Karena saya belajar otodidak, kemajuan saya agak lambat. Bagaimanapun, saya tetap sangat menghargai investasi waktu, uang dan tenaga yang telah saya curahkan. Saya percaya, menghargai jerih payah kita adalah hal amat penting dalam belajar karena dasar dalam belajar atau dasar sebuah pendidikan adalah optimisme. Bagaimana kita bisa optimis kalo kita punya self-esteem yang rendah ? Bermanis-manislah dengan diri sendiri kalo sudah meraih perkembangan tertentu. Ngga perlu mahal. Cukup hadiahkan diri kita dengan sebuah hamburger,es krim atau satu pasang jepit rambut baru, misalnya. Dalam tiga bulan ini, saya sudah dua kali nraktir diri sendiri sambil bilang, ”Ini hadiah buat lo karena lo udah kerja lebih dari yang semestinya. Lo ga harus kok belajar Spanyol tapi lo belajar dan lo serius, hebattt”. Jangan samakan tindakan menghargai diri sendiri dengan tindakan narsis….Ukhhh, beda…Beda SEKALI.
Semoga bermanfaat.
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Monday, December 13, 2010 at 2:34pm