Sebuah Dunia Penuh Anak TK Bernama Twitter:
Choose Your Battle
Gue sangat tertarik mengamati Twitter gue karena orang-nya banyak yang absurd dan pinter. Mungkin pinter karena mereka harus memadatkan ide ke dalam 140 kata dan kalau pun lebih, ya nggak jauh-jauh dari angka 140. Absurd karena banyak orang yang sekolah tinggi-tinggi tapi logikanya entah kenapa lebih sering remuk redam. Di FB teman-teman gue, di akun-akun mereka yang ‘sekolahnya tinggi’, jarang sekali atau bahkan nggak ada sahut-sahutan nggak berguna yang bikin bising. Di Twitter mah banyak. Gue akan cerita beberapa di antaranya. Sebagian besar nama nggak gue sebut karena kelakukannya absurd banget, males nulisnya.
1.Ada 2 orang berantem gara-gara debat lawan Jokowi. Padahal udah gede. Berantem beneran, ketemu muka. Lha padahal pas mereka berantem paling juga Jokowi lagi sibuk rapat atau mungkin kecapekan dan molor di rumah. Ajaib nggak sih.
2. Ada pengamat plus peneliti yang debat dengan seseorang dan entah bagaimana si pengamat menganggap bahwa dokumen PDF bukanlah data. Lo bingung ? Sama. Gue juga.Mungkin dia pikir yang namanya data itu bentuknya harus MS Word atau Excel, gitu kali ya. Tapi mungkin ada peraturan baru di dunia penelitian yang bunyinya begitu kali:PDF tak bisa dianggap data dan data tak boleh dalam format PDF. Kali lho...
3.Kali ini gue akan nyebut namanya terang-terangan karena ia adalah tante gue yang sangat bersemangat menegakkan moral bangsa dan rindu menjauhkan masyarakat terutama generasi muda dari berbagai tindakan asusila dan selalu berusaha agar umat dapat sejahtera *ngos-ngosan*…Yak…Fahira Idris ! Dia ngetwit dengan semangat membabibuta tentang masjid yang aksesnya ditutup Ahok dan setelah @temanahok menunjukkan bukti-bukti bahwa itu semua adalah fitnah, dengan santainya ia bilang bahwa ia hanya meneruskan info konstituen *tepok jidat*.
4. Ibu yang molek ini juga nyolot mau ketemu seseorang yang sebelumnya sahut-sahutan dengan dia di Twitter. Gue heran aja sih, gue aja yang orang biasa kagak sempet tuh ngurusin akun sosmed gue sampe segitu-gitunya, kok ya dia sempet-sempetnya yaaa.
5. Ada orang yang dibilang gendut dan sampe berbulan-bulan sesudahnya dia sakit hati dan sering dia ungkit di Twitter.Simple ajalah, kalo nggak mau dibilang gendut ya jangan gendut. Gue gendut dan sering kesel dibilang gendut tapi daripada ribet minta orang memperhalus istilah ‘gendut’ pake kata ‘segar dan makmur’, mending lo olah raga sama ngatur pola makan.
6. Banyak orang di Twitter yang nyahut-nyahutnya jauh lebih sering daripada di Facebok.Urat nyolot mereka tebel banget. Mungkin karena nggak ada fitur ‘likes’ kayak di FB ya ? Postingan gue sering dikomentarin jelek dan kalo soal Ahok, haters biasa kasih komentar yang mempertontonkan pada dunia bahwa lingkar otak mereka amatlah pendek. Semuanya gue likes. Kasian gitu, di dunia nyata mereka ‘kan jarang yang likes.
7. Ada kepala daerah yang dibilang nggak kerja dan mengklarifikasi dengan cara memberi link yang menunjukkan pencapaiannnya. Dia punya hak untuk melakukan itu tapi gue heran aja sih. Jokowi-Ahok adalah 2 pemimpin yang paling sering difitnah tapi dua-duanya tetap fokus kerja.
Itulah gambaran tentang anak-anak TK yang ada di Twitter, tentu aja di sini juga ada orang-orang yang intelek abis. Ahmad Sahal adalah favorit gue, pimpinan NU cabang Amrik kalo nggak salah. Addie MS juga, berpendidikan banget, santun tapi nggak korupsi. Bnayaklah yang pinter dan normal, malahan lebih banyak yang kayak gini kok.
Kesimpulannya:Choose your battle, nggak semua hal perlu diurus atau perlu disahutin. Simpan energi lo untuk orang-orang terdekat atau untuk kegiatan sosial, acara kampus, ikut kompetisi, ngurusin korban ketidakadilan, merhatiin korban pedofile atau KDRT…Mereka yang tertariknyaut-nyaut untuk hal nggak berguna adalah mereka yang yakin bahwa mereka adalah orang penting, minimal yakin bahwa pendapat mereka amat penting. Padahal…
Lihat gambar yang ada di tulisan ini.
1. Di alam semesta ada 100 juta galaksi.Yang titik kecil itu namanya bumi, lokasinya ada di Galaksi Bima Sakti. Di satu galaksi ini, posisi bumi ya kayak gitu itu, lebih kecil daripada biji kacang ijo. Kalo 100 juta galaksi semuanya difoto, otomatis bumi kagak keliatan. Lo masih berani bilang bahwa lo manusia penting ? Gile lo, Ndro.
2. Lu ambil kembang yang kelopaknya belum terbuka. Kalo lo bisa buka tanpa bikin itu kembang mati, lu boleh dah bilang lu orang jago.
3.Di dunia jumlah semut ada 10 kuadrilion (nol-nya 15). Lu digigit 1 aja langsung bengkak-bengkak gimana ngelawan 10 kuadrilion ? Ngelawan mahkluk cemen yang lebih gede dikit daripada kutu lo aja lo nggak bisa, terus lo mau bilang lo orang penting gitu ?
Kalo mau yang dramatis, nonton Louie Giglio deh di Youtube. Kalo bahasa Inggris lo sama kacrutnya kayak Bahasa Itali gue, lo bisa beli DVD-DVDnya dihttp://passionresources.com/products/louie-giglio-indescribable,ada teks Indonesianya.
Intinya, pake sosmed dah yang bener. Tangan lo udah jauh lebih sering pegang HP daripada pegang pasangan, orang tua dan anak. Pastiin lu makenya yang becus sehingga jumlah anak TK di sosmed berkurang. Nggak usah kelewat pede bahwa dunia akan runtuh kalo pendapat kita yang benar ternyata disalahartikan. John F.Kennedy aja mati, dunia baek-baek aja tuh, apalagi kalo cuma pendapat kita disalahmengerti orang.
Menurut Unesco, dari 1000 orang Indonesia, ada 1 yang suka baca. Tulisan gue sering banget dikomentari aneh-aneh karena pembaca nggak baca sampe abis. Gue belum pernah protes sekalipun. Lha, komentar-komentar mereka nggak bikin dunia kiamat, nyantei wae. Gue juga dibully pendukungnya @ypaonganan dan @fahiraidris. Difitnah murid ya pernah, nggak gue bales tuh. Difitnah rekan sekerja malah berkali-kali. Gue protes hanya satu kali, ini juga karena emang dia hobi ngefitnah banyak orang, bukan cuma ngefitnah gue.
Gue nggak bilang gue cuek abis, kalo gue bisa difitnah dan cuek itu namanya bukan cuek tapi nggak punya perasaan. Percayalah, emak gue dulu melahirkan manusia, bukan melahirkan tembok.Cuma ya mau gimana lagi... Sok cuek ajalah. Gue punya kerjaan dan keluarga yang mesti diurus, mending ngurus dua hal ini deh. Ntar kalo usaha cuek lama-lama bisa cuek beneran atau minimal kadar cuek bertambah secara signifikan.
Mendingan (1) sok cuek dan sengsara dikit daripada (2) bertingkah seolah-olah kita sosok yang sedemikian pentingnya sehingga orang harus mendengarkan plus menyetujui omongan kita dan jika tidak, maka bumi akan hancur sebentar lagi atau minimal rupiah akan terus menurun.
Mendingan yang nomor satu daripada yang nomor dua karena yang pertama itu menyakitkan sementara yang kedua amatlah sangat memalukan.
Dan, kalo harga diri lo tinggi, lo akan lebih milih sakit daripada malu.
21/9/2015,10.05 WIB
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-
1.Ada 2 orang berantem gara-gara debat lawan Jokowi. Padahal udah gede. Berantem beneran, ketemu muka. Lha padahal pas mereka berantem paling juga Jokowi lagi sibuk rapat atau mungkin kecapekan dan molor di rumah. Ajaib nggak sih.
2. Ada pengamat plus peneliti yang debat dengan seseorang dan entah bagaimana si pengamat menganggap bahwa dokumen PDF bukanlah data. Lo bingung ? Sama. Gue juga.Mungkin dia pikir yang namanya data itu bentuknya harus MS Word atau Excel, gitu kali ya. Tapi mungkin ada peraturan baru di dunia penelitian yang bunyinya begitu kali:PDF tak bisa dianggap data dan data tak boleh dalam format PDF. Kali lho...
3.Kali ini gue akan nyebut namanya terang-terangan karena ia adalah tante gue yang sangat bersemangat menegakkan moral bangsa dan rindu menjauhkan masyarakat terutama generasi muda dari berbagai tindakan asusila dan selalu berusaha agar umat dapat sejahtera *ngos-ngosan*…Yak…Fahira Idris ! Dia ngetwit dengan semangat membabibuta tentang masjid yang aksesnya ditutup Ahok dan setelah @temanahok menunjukkan bukti-bukti bahwa itu semua adalah fitnah, dengan santainya ia bilang bahwa ia hanya meneruskan info konstituen *tepok jidat*.
4. Ibu yang molek ini juga nyolot mau ketemu seseorang yang sebelumnya sahut-sahutan dengan dia di Twitter. Gue heran aja sih, gue aja yang orang biasa kagak sempet tuh ngurusin akun sosmed gue sampe segitu-gitunya, kok ya dia sempet-sempetnya yaaa.
5. Ada orang yang dibilang gendut dan sampe berbulan-bulan sesudahnya dia sakit hati dan sering dia ungkit di Twitter.Simple ajalah, kalo nggak mau dibilang gendut ya jangan gendut. Gue gendut dan sering kesel dibilang gendut tapi daripada ribet minta orang memperhalus istilah ‘gendut’ pake kata ‘segar dan makmur’, mending lo olah raga sama ngatur pola makan.
6. Banyak orang di Twitter yang nyahut-nyahutnya jauh lebih sering daripada di Facebok.Urat nyolot mereka tebel banget. Mungkin karena nggak ada fitur ‘likes’ kayak di FB ya ? Postingan gue sering dikomentarin jelek dan kalo soal Ahok, haters biasa kasih komentar yang mempertontonkan pada dunia bahwa lingkar otak mereka amatlah pendek. Semuanya gue likes. Kasian gitu, di dunia nyata mereka ‘kan jarang yang likes.
7. Ada kepala daerah yang dibilang nggak kerja dan mengklarifikasi dengan cara memberi link yang menunjukkan pencapaiannnya. Dia punya hak untuk melakukan itu tapi gue heran aja sih. Jokowi-Ahok adalah 2 pemimpin yang paling sering difitnah tapi dua-duanya tetap fokus kerja.
Itulah gambaran tentang anak-anak TK yang ada di Twitter, tentu aja di sini juga ada orang-orang yang intelek abis. Ahmad Sahal adalah favorit gue, pimpinan NU cabang Amrik kalo nggak salah. Addie MS juga, berpendidikan banget, santun tapi nggak korupsi. Bnayaklah yang pinter dan normal, malahan lebih banyak yang kayak gini kok.
Kesimpulannya:Choose your battle, nggak semua hal perlu diurus atau perlu disahutin. Simpan energi lo untuk orang-orang terdekat atau untuk kegiatan sosial, acara kampus, ikut kompetisi, ngurusin korban ketidakadilan, merhatiin korban pedofile atau KDRT…Mereka yang tertariknyaut-nyaut untuk hal nggak berguna adalah mereka yang yakin bahwa mereka adalah orang penting, minimal yakin bahwa pendapat mereka amat penting. Padahal…
Lihat gambar yang ada di tulisan ini.
1. Di alam semesta ada 100 juta galaksi.Yang titik kecil itu namanya bumi, lokasinya ada di Galaksi Bima Sakti. Di satu galaksi ini, posisi bumi ya kayak gitu itu, lebih kecil daripada biji kacang ijo. Kalo 100 juta galaksi semuanya difoto, otomatis bumi kagak keliatan. Lo masih berani bilang bahwa lo manusia penting ? Gile lo, Ndro.
2. Lu ambil kembang yang kelopaknya belum terbuka. Kalo lo bisa buka tanpa bikin itu kembang mati, lu boleh dah bilang lu orang jago.
3.Di dunia jumlah semut ada 10 kuadrilion (nol-nya 15). Lu digigit 1 aja langsung bengkak-bengkak gimana ngelawan 10 kuadrilion ? Ngelawan mahkluk cemen yang lebih gede dikit daripada kutu lo aja lo nggak bisa, terus lo mau bilang lo orang penting gitu ?
Kalo mau yang dramatis, nonton Louie Giglio deh di Youtube. Kalo bahasa Inggris lo sama kacrutnya kayak Bahasa Itali gue, lo bisa beli DVD-DVDnya dihttp://passionresources.com/products/louie-giglio-indescribable,ada teks Indonesianya.
Intinya, pake sosmed dah yang bener. Tangan lo udah jauh lebih sering pegang HP daripada pegang pasangan, orang tua dan anak. Pastiin lu makenya yang becus sehingga jumlah anak TK di sosmed berkurang. Nggak usah kelewat pede bahwa dunia akan runtuh kalo pendapat kita yang benar ternyata disalahartikan. John F.Kennedy aja mati, dunia baek-baek aja tuh, apalagi kalo cuma pendapat kita disalahmengerti orang.
Menurut Unesco, dari 1000 orang Indonesia, ada 1 yang suka baca. Tulisan gue sering banget dikomentari aneh-aneh karena pembaca nggak baca sampe abis. Gue belum pernah protes sekalipun. Lha, komentar-komentar mereka nggak bikin dunia kiamat, nyantei wae. Gue juga dibully pendukungnya @ypaonganan dan @fahiraidris. Difitnah murid ya pernah, nggak gue bales tuh. Difitnah rekan sekerja malah berkali-kali. Gue protes hanya satu kali, ini juga karena emang dia hobi ngefitnah banyak orang, bukan cuma ngefitnah gue.
Gue nggak bilang gue cuek abis, kalo gue bisa difitnah dan cuek itu namanya bukan cuek tapi nggak punya perasaan. Percayalah, emak gue dulu melahirkan manusia, bukan melahirkan tembok.Cuma ya mau gimana lagi... Sok cuek ajalah. Gue punya kerjaan dan keluarga yang mesti diurus, mending ngurus dua hal ini deh. Ntar kalo usaha cuek lama-lama bisa cuek beneran atau minimal kadar cuek bertambah secara signifikan.
Mendingan (1) sok cuek dan sengsara dikit daripada (2) bertingkah seolah-olah kita sosok yang sedemikian pentingnya sehingga orang harus mendengarkan plus menyetujui omongan kita dan jika tidak, maka bumi akan hancur sebentar lagi atau minimal rupiah akan terus menurun.
Mendingan yang nomor satu daripada yang nomor dua karena yang pertama itu menyakitkan sementara yang kedua amatlah sangat memalukan.
Dan, kalo harga diri lo tinggi, lo akan lebih milih sakit daripada malu.
21/9/2015,10.05 WIB
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-