Tentang Ahok yang Dipenjara dan Sakit Hati yang Belum Juga Sembuh
Sejak tanggal 9 Mei, hati gue berdarah karena dihantam palu hakim yang memvonis Ahok ditahan 2 tahun. Entah udah berapa kali gue terbangun subuh-subuh trus nangis…Pas lagi ngapain gitu, kadang juga suka mendadak lebay gak jelas,”Ahok nggak pake AC ya? Dia makan apa ya, lha gue makannya enak kayak gini padahal nggak pernah kerja buat rakyat.” Pas lagi pergi sama suami dan anak, gue juga kadang membatin,”Ih…Keluarga gue utuh, Vero nggak…Padahal ni cewek kerjaannya nolong orang melulu.”
Lebay ? Lah, ‘kan tadi di atas gue udah bilang begitu, emang lebay. Trus mau diapain ? Lha emang udah baperan dari sononya kali.
Trus gue nonton video ini. Sangattttttt bagus. Gue nangis-nangis pas liat pastornya berhenti lama waktu mengucapkan Doa Bapa Kami. Pas bener, emang udah 3-4 hari ini gue sering mikirin penggalan Doa Bapa Kami tersebut,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Kebetulan pas lagi mengalami kepahitan lalu lihat video ini ? Kebetulan adalah saat ketika Tuhan bekerja namun tak ingin dikenali, begitu kata entah-siapa-gue-nggak-tau.
Eaaaa. Ngampunin yang bersalah ke gue aja susah apalagi ngampunin yang bersalah ke gue, plus bersalah ke orang-orang miskin yang baru setahun belakangan bisa beli ransel keren buat anaknya, plus bersalah ke pasukan Oranye yang sampe nyebur masuk ke kali kotor untuk ngangkut sampah tapi hepi karena digaji secara layak, plus bersalah ke… dan ke…. dan ke…Daftarnya mungkin lama nih baru kelar.
Semua orang waras sepakat bahwa lawan-lawan Ahok lebih rendah dari hewan dan sebagian besar pasti sulit maafin bandit-bandit itu. Nah, gue termasuk golongan yang sebagian besar ini. Jadi, gak heran, kayak yang gue tulis di atas, udah 3-4 hari ini gue sering mikirin penggalan Doa Bapa Kami,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Gue nggak mengucapkan Doa Bapa Kami, gue cuma mikirin frase yang sebaris itu aja. Kalo buat ngucapin gak bisa, ‘kan yang penggalan itu nggak gue lakukan ? Bisa sih gue sebut, ngibul aja, pencitraan di depan Tuhan. Lha tapi emangnya gue lawan-lawannya Ahok, sok alim di rumah ibadah tapi aslinya ngadalin Tuhan ? Gue bukan Kristen yang baik tapi ya alhamdullilah gue nggak segitu ancurnya lah sampe berani ngadalin Tuhan.
Sebagian orang berpendapat bahwa memaafkan Eep, Prabowo, Sandi, HT, Anies, Rizieq, dan penjahat lainnya nggak perlu dilakukan. Mereka tetap harus diproses secara hukum. Sementara itu 2-3 temen Kristen gue yang hiper religius beranggapan bahwa orang jahat nggak perlu diminta menanggung resiko atas perbuatan jahatanya, cukup diampuni dan didoakan. Mungkin mereka di KTP tulisannya warga negara surga. Gue memang warga negara surga sih katanya Alkitab, tapi di KTP status gue warga negara Indonesia jadi ya otomatis gue harus mengacu ke hukum yang berlaku di negara ini.
Cross is a place where justice meets mercy.
Artinya? Ya artinya dengan segenap kapasitas, keterbatasan dan kelebihan yang kita punya…Dengan cara, gaya, dan profesi masing-masing, kita harus dukung supaya Anies, Sandi, Rizieq, HT, dan bandit-bandit kolega mereka, diproses secara hukum. Di saat yang sama, ya artinya orang Kristen harus bisa mengampuni mereka.
Mereka siapa ?
Ya mereka, yang ngurangin jatah KJP dan ngibul melulu pas Pilkada, yang nimpukin Haji Djarot pas beliau tiba di masjid, yang bikin Ahok dipenjara, Daud kehilangan temen rebutan stoples permen dan Vero terpisah dari suami. Mereka yang marah karena nggak bisa lagi nilep duit APBD dan kesel karena uang operasional gubernur dipake buat beli kursi roda dan bukan dikucurkan ke ormas.
Tentu mereka harus diproses secara hukum tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Gue akan bersyukur kalo mereka dipenjara karena keadilan dijalankan dan rakyat dapat tontonan yang sehat:Para penjahat mendapat ganjaran yang semestinya, eh tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
.
Kemarin gue mikir begini,” Susah banget jadi orang Kristen. Kalo disuruh ‘mengampuni’ ular cobra yang menggigit, ya OKLah. Namanya juga cobra. “Dasar hewan, lu kagak bisa pake otak, sih”, gitu ‘kan. Lha ini? Ngakunya manusia, doktor, ahli hukum, professor, peneliti, pemuka agama, kerja demi rakyat. aslinya bandit semua. Sampah lu semua. Kenapa ya Tuhan nggak matiin mereka cepet-cepet? Hati mereka padahal udah kayak Firaun, udah dikeraskan. Cepetan deh, mati aja.”
Eh tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Gue menjadi kristen karena turunan tapi bertahan di kristen karena melewati proses pencarian:Mengalami krisis iman beberapa kali, baca buku, datang ke seminar, nanya-nanya ke teolog, mikir, berdoa. Saat-saat kayak gini sungguh menguji iman:Kita ini Kristen ori apa KW ? Belum tentu lho kristen yang nyari sendiri bisa lolos ujian, jangan-jangan sama gebleknya kayak kristen turunan. Saat ini anggap aja masa ujian iman: Banyak warga dilarang memilih kafir jadi pemimpin tapi diajarkan untuk tetap setia menjadikan kafir sebagai donatur (emang sih duit nggak kenal agama)…Negara lagi diobrak-abrik dan saudara-saudara kita sebangsa setanah air lagi dirampas haknya untuk dapat hidup nyaman (ya kita kena juga sih, dirampas juga). Bisa nggak kita mengampuni biang keroknya dan antek-anteknya dan anak-anak buahnya???
Cross is a place where justice meets mercy.
Kita mutlak mendukung agar proses hukum mesti berjalan. Bagaimanapun, bisa nggak di tengah-tengah rasa syukur saat melihat rakyat berpotensi jadi sejahtera karena para penjahat dicekik ‘karma’, kita memaafkan penjahat-penjahat itu? Kata C.S Lewis,”To be a Christian means to forgive the inexcusable, because God has forgiven the inexcusable in you.”
Nah lu !
26/6/2017 jam 20.22 WIB
Meicky Shoreamanis Panggabean
Lebay ? Lah, ‘kan tadi di atas gue udah bilang begitu, emang lebay. Trus mau diapain ? Lha emang udah baperan dari sononya kali.
Trus gue nonton video ini. Sangattttttt bagus. Gue nangis-nangis pas liat pastornya berhenti lama waktu mengucapkan Doa Bapa Kami. Pas bener, emang udah 3-4 hari ini gue sering mikirin penggalan Doa Bapa Kami tersebut,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Kebetulan pas lagi mengalami kepahitan lalu lihat video ini ? Kebetulan adalah saat ketika Tuhan bekerja namun tak ingin dikenali, begitu kata entah-siapa-gue-nggak-tau.
Eaaaa. Ngampunin yang bersalah ke gue aja susah apalagi ngampunin yang bersalah ke gue, plus bersalah ke orang-orang miskin yang baru setahun belakangan bisa beli ransel keren buat anaknya, plus bersalah ke pasukan Oranye yang sampe nyebur masuk ke kali kotor untuk ngangkut sampah tapi hepi karena digaji secara layak, plus bersalah ke… dan ke…. dan ke…Daftarnya mungkin lama nih baru kelar.
Semua orang waras sepakat bahwa lawan-lawan Ahok lebih rendah dari hewan dan sebagian besar pasti sulit maafin bandit-bandit itu. Nah, gue termasuk golongan yang sebagian besar ini. Jadi, gak heran, kayak yang gue tulis di atas, udah 3-4 hari ini gue sering mikirin penggalan Doa Bapa Kami,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Gue nggak mengucapkan Doa Bapa Kami, gue cuma mikirin frase yang sebaris itu aja. Kalo buat ngucapin gak bisa, ‘kan yang penggalan itu nggak gue lakukan ? Bisa sih gue sebut, ngibul aja, pencitraan di depan Tuhan. Lha tapi emangnya gue lawan-lawannya Ahok, sok alim di rumah ibadah tapi aslinya ngadalin Tuhan ? Gue bukan Kristen yang baik tapi ya alhamdullilah gue nggak segitu ancurnya lah sampe berani ngadalin Tuhan.
Sebagian orang berpendapat bahwa memaafkan Eep, Prabowo, Sandi, HT, Anies, Rizieq, dan penjahat lainnya nggak perlu dilakukan. Mereka tetap harus diproses secara hukum. Sementara itu 2-3 temen Kristen gue yang hiper religius beranggapan bahwa orang jahat nggak perlu diminta menanggung resiko atas perbuatan jahatanya, cukup diampuni dan didoakan. Mungkin mereka di KTP tulisannya warga negara surga. Gue memang warga negara surga sih katanya Alkitab, tapi di KTP status gue warga negara Indonesia jadi ya otomatis gue harus mengacu ke hukum yang berlaku di negara ini.
Cross is a place where justice meets mercy.
Artinya? Ya artinya dengan segenap kapasitas, keterbatasan dan kelebihan yang kita punya…Dengan cara, gaya, dan profesi masing-masing, kita harus dukung supaya Anies, Sandi, Rizieq, HT, dan bandit-bandit kolega mereka, diproses secara hukum. Di saat yang sama, ya artinya orang Kristen harus bisa mengampuni mereka.
Mereka siapa ?
Ya mereka, yang ngurangin jatah KJP dan ngibul melulu pas Pilkada, yang nimpukin Haji Djarot pas beliau tiba di masjid, yang bikin Ahok dipenjara, Daud kehilangan temen rebutan stoples permen dan Vero terpisah dari suami. Mereka yang marah karena nggak bisa lagi nilep duit APBD dan kesel karena uang operasional gubernur dipake buat beli kursi roda dan bukan dikucurkan ke ormas.
Tentu mereka harus diproses secara hukum tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Gue akan bersyukur kalo mereka dipenjara karena keadilan dijalankan dan rakyat dapat tontonan yang sehat:Para penjahat mendapat ganjaran yang semestinya, eh tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
.
Kemarin gue mikir begini,” Susah banget jadi orang Kristen. Kalo disuruh ‘mengampuni’ ular cobra yang menggigit, ya OKLah. Namanya juga cobra. “Dasar hewan, lu kagak bisa pake otak, sih”, gitu ‘kan. Lha ini? Ngakunya manusia, doktor, ahli hukum, professor, peneliti, pemuka agama, kerja demi rakyat. aslinya bandit semua. Sampah lu semua. Kenapa ya Tuhan nggak matiin mereka cepet-cepet? Hati mereka padahal udah kayak Firaun, udah dikeraskan. Cepetan deh, mati aja.”
Eh tapi,”…dan ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”.
Gue menjadi kristen karena turunan tapi bertahan di kristen karena melewati proses pencarian:Mengalami krisis iman beberapa kali, baca buku, datang ke seminar, nanya-nanya ke teolog, mikir, berdoa. Saat-saat kayak gini sungguh menguji iman:Kita ini Kristen ori apa KW ? Belum tentu lho kristen yang nyari sendiri bisa lolos ujian, jangan-jangan sama gebleknya kayak kristen turunan. Saat ini anggap aja masa ujian iman: Banyak warga dilarang memilih kafir jadi pemimpin tapi diajarkan untuk tetap setia menjadikan kafir sebagai donatur (emang sih duit nggak kenal agama)…Negara lagi diobrak-abrik dan saudara-saudara kita sebangsa setanah air lagi dirampas haknya untuk dapat hidup nyaman (ya kita kena juga sih, dirampas juga). Bisa nggak kita mengampuni biang keroknya dan antek-anteknya dan anak-anak buahnya???
Cross is a place where justice meets mercy.
Kita mutlak mendukung agar proses hukum mesti berjalan. Bagaimanapun, bisa nggak di tengah-tengah rasa syukur saat melihat rakyat berpotensi jadi sejahtera karena para penjahat dicekik ‘karma’, kita memaafkan penjahat-penjahat itu? Kata C.S Lewis,”To be a Christian means to forgive the inexcusable, because God has forgiven the inexcusable in you.”
Nah lu !
26/6/2017 jam 20.22 WIB
Meicky Shoreamanis Panggabean