Ulasan Mengenai 3 SD di Lippo-Karawaci
LOBBY HARVEST
Saat minggu ketiga April, saya datang ke 3 sekolah di Lippo Karawaci, yaitu Harvest, Mentari Bangsa dan Gracia. Di situ masih ada beberapa SD lainnya: Sekolah Pelita Harapan (SPH), Sekolah Dian Harapan (SDH) dan Sekolah Regina Coeli. Kalo Anda pernah dengar nama-nama lain, itu posisinya sangat mungkin di Gading Serpong atau Palem Semi, ini adalah dua lingkungan yang terletak di sekitar Lippo Karawaci. Saya tidak tulis karena saya hanya mendatangi sekolah yang di Lippo Karawaci. Ulasan mengenai SDH dan SPH juga ngga ada karena mereka punya website yang komprehensif isinya dan informasi tentang mereka lumayan mudah diperoleh di internet. Regina Coeli ngga saya ulas karena ngga saya kunjungi.
Berikut adalah catatannya:
1. Harvest Christian School
Website: http://www.harvest-christian-school.com/
Sekolah ini berdiri tahun 2008 dan letaknya di sebelah pos satpam Kompleks Taman Himalaya. Harvest berada satu gedung dengan gereja IFGF, kedua institusi ini didirikan oleh Jimmy Oentoro, adik dari Johannes Oentoro, pendiri Yayasan Pendidikan Pelita Harapan yang menaungi Sekolah Pelita Harapan, Sekolah Dian Harapan, Sekolah Lentera Harapan, Universitas Pelita Harapan dan UPH College. Dari pintu masuk lobby saya diarahkan satpam untuk bertemu dengan staf marketing. Saya memutuskan untuk pergi ke kamar kecil terlebih dahulu dan saat keluar dari kamar kecil, satpam tersebut terlihat berdiri menunggui saya di koridor.
Di ruang marketing, saya diberi penjelasan tentang SPP dan DPP. Saat saya tanya berapa jumlah murid, ia langsung mengambil selembar kertas atau sebuah map dari laci dan pertanyaan saya dijawab dengan cepat. Lalu saya diberi sebuah kantong warna-warni berisikan majalah tahunan Harvest dan brosur serta bolpen. Dalam bagian penjelasan tentang TK, kita akan temukan Harvest menggunakan satu istilah pedagogi yang sangat spesifik. Brosurnya menarik karena isinya meliputi hal-hal yang sifatnya konseptual, yaitu visi dan missi sekolah,sekaligus informasi praktis berupa pemberitahuan tentang jam belajar, jenis seragam yang dikenakan dan pembagian persentase penilaian.
Setelah itu saya minta agar saya dibawa keliling sekolah.
Pegawai marketing itu,seorang perempuan yang masih muda, cantik,dan terkesan terpelajar, mengenakan seragam dan sepanjang tur menjelaskan banyak hal. WC-WCnya sangat bersih. Di ruang musik ada beberapa keyboard. Ruang perpustakaan bersih, nyaman namun belum terisi banyak buku. Science labnya juga bersih, isinya tidak super duper komplet seperti sekolah besar yang sudah berusia belasan tahun namun dijamin alat-alat peraga dasar bisa ditemukan di dalam ruangan itu. Koridor juga bersih dan petugas cleaning service duduk stand by dekat kamar-kamar kecil. Ada locker untuk tiap anak.
Yang menarik adalah sekolah ini tidak memiliki kantin, anak saat jam istirahat makan bersama guru di kelas. Mereka harus bawa makanan dari rumah. Sekedar informasi tambahan, untuk orang tua yang tak punya mbak di rumah dan ngga sempat masak, bisa pesan catering kok buat anak, saat tulisan ini dibuat harga per porsi 16 ribu per porsi. Saya pernah ke kantin tersebut, jaraknya sekitar 1 km dari sekolah, bersih sekali tempatnya. Perihal anak yang harus makan di kelas, saya tanya ke marketing yang antar saya berkeliling, “Terus mereka sosialisi dengan anak kelas lain, kapan ?” Dijelaskan bahwa ada kegiatan-kegiatan yang melibatkan beberapa kelas sekaligus, misalnya saat kebaktian/chapel. Makan siang pun hanya berlangsung ketika jam makan siang, ada jam istirahat yang lebih singkat dan ketika itu mereka juga main dengan anak-anak dari kelas lain. Anak-anak juga diwajibkan mengambil satu kegiatan ekstra kurikuler, pilihannya ada menggambar, berpikir kritis, dan bela diri. Mungkin ada yang lain juga tapi yang saya ingat hanya tiga ini. Di dalam kelas ada pekerjaan murid-murid yang dipajang-pajang, di luar kelas juga ada bulletin board. Pintunya juga ditempeli kerjaan murid.
Sekolah ini masuk kategori sekolah nasional plus, hampir semua pelajaran diberikan dalam Bahasa Inggris dan ada pelajaran Bahasa Indonesia serta PPKn. Tiap hari ada 1 sesi yang digunakan untuk membantu murid mengejar pelajaran yang ia anggap susah, dengan bantuan guru, tentunya. Kalau orang tua terlambat datang, maka murid akan dikumpulkan di lantai bawah, dijaga dan tak diizinkan keluar gedung. Jika mereka akan dijemput, maka pihak sekolah akan menelpon murid untuk melakukan cek dan ricek.
Gedung sekolah ini apik, bagus, dan bersih. Brosurnya menunjukkan bahwa mereka paham informasi apa yang dibutuhkan orang tua, isinya biasa-biasa aja, ngga bombastis, bukannya cap cip cup, jual kecap kepanjangan. Saya ngomong begini karena saya tahu ada sekolah-sekolah yang brosurnya memberi kesan bahwa lulusan dari sekolah tersebut akan menjadi warga dunia terbaik. Sepertinya ngga ada orang tua punya cita-cita ingin lihat anaknya jadi orang terbaik di dunia. Jadi orang baik aja udah cukup, sukur-sukur baek banget, hehehe.
Satu-satunya kekurangan Harvest adalah saat saya lewat, para petugas cleaning service yang sedang duduk sambil angkat kaki, ngga menurunkan kakinya.
Sebagai orang yang gampang jijik, tentu saja saya amat terkesan akan kebersihan sekolah. Sip, rapi jali deh ini sekolah.
Note:
Tambahan yang saya terima pada 24/4/2014: Office Boy di HCS bukan outsourcing. Di tiap lantai ada OB dan dalam waktu dekat akan dipasang CCTV. Cleaning service (outsourcing) datang untuk membersihkan sekolah sebelum dan sesudah pelajaran selesai (pagi sebelum murid datang dan sesudah sekolah selesai). Selesai pelajaran terakhir, ada satpam yang keliling tiap lantai untuk memastikan kelas kosong dan tak ada murid yang tertinggal.
Berikut adalah catatannya:
1. Harvest Christian School
Website: http://www.harvest-christian-school.com/
Sekolah ini berdiri tahun 2008 dan letaknya di sebelah pos satpam Kompleks Taman Himalaya. Harvest berada satu gedung dengan gereja IFGF, kedua institusi ini didirikan oleh Jimmy Oentoro, adik dari Johannes Oentoro, pendiri Yayasan Pendidikan Pelita Harapan yang menaungi Sekolah Pelita Harapan, Sekolah Dian Harapan, Sekolah Lentera Harapan, Universitas Pelita Harapan dan UPH College. Dari pintu masuk lobby saya diarahkan satpam untuk bertemu dengan staf marketing. Saya memutuskan untuk pergi ke kamar kecil terlebih dahulu dan saat keluar dari kamar kecil, satpam tersebut terlihat berdiri menunggui saya di koridor.
Di ruang marketing, saya diberi penjelasan tentang SPP dan DPP. Saat saya tanya berapa jumlah murid, ia langsung mengambil selembar kertas atau sebuah map dari laci dan pertanyaan saya dijawab dengan cepat. Lalu saya diberi sebuah kantong warna-warni berisikan majalah tahunan Harvest dan brosur serta bolpen. Dalam bagian penjelasan tentang TK, kita akan temukan Harvest menggunakan satu istilah pedagogi yang sangat spesifik. Brosurnya menarik karena isinya meliputi hal-hal yang sifatnya konseptual, yaitu visi dan missi sekolah,sekaligus informasi praktis berupa pemberitahuan tentang jam belajar, jenis seragam yang dikenakan dan pembagian persentase penilaian.
Setelah itu saya minta agar saya dibawa keliling sekolah.
Pegawai marketing itu,seorang perempuan yang masih muda, cantik,dan terkesan terpelajar, mengenakan seragam dan sepanjang tur menjelaskan banyak hal. WC-WCnya sangat bersih. Di ruang musik ada beberapa keyboard. Ruang perpustakaan bersih, nyaman namun belum terisi banyak buku. Science labnya juga bersih, isinya tidak super duper komplet seperti sekolah besar yang sudah berusia belasan tahun namun dijamin alat-alat peraga dasar bisa ditemukan di dalam ruangan itu. Koridor juga bersih dan petugas cleaning service duduk stand by dekat kamar-kamar kecil. Ada locker untuk tiap anak.
Yang menarik adalah sekolah ini tidak memiliki kantin, anak saat jam istirahat makan bersama guru di kelas. Mereka harus bawa makanan dari rumah. Sekedar informasi tambahan, untuk orang tua yang tak punya mbak di rumah dan ngga sempat masak, bisa pesan catering kok buat anak, saat tulisan ini dibuat harga per porsi 16 ribu per porsi. Saya pernah ke kantin tersebut, jaraknya sekitar 1 km dari sekolah, bersih sekali tempatnya. Perihal anak yang harus makan di kelas, saya tanya ke marketing yang antar saya berkeliling, “Terus mereka sosialisi dengan anak kelas lain, kapan ?” Dijelaskan bahwa ada kegiatan-kegiatan yang melibatkan beberapa kelas sekaligus, misalnya saat kebaktian/chapel. Makan siang pun hanya berlangsung ketika jam makan siang, ada jam istirahat yang lebih singkat dan ketika itu mereka juga main dengan anak-anak dari kelas lain. Anak-anak juga diwajibkan mengambil satu kegiatan ekstra kurikuler, pilihannya ada menggambar, berpikir kritis, dan bela diri. Mungkin ada yang lain juga tapi yang saya ingat hanya tiga ini. Di dalam kelas ada pekerjaan murid-murid yang dipajang-pajang, di luar kelas juga ada bulletin board. Pintunya juga ditempeli kerjaan murid.
Sekolah ini masuk kategori sekolah nasional plus, hampir semua pelajaran diberikan dalam Bahasa Inggris dan ada pelajaran Bahasa Indonesia serta PPKn. Tiap hari ada 1 sesi yang digunakan untuk membantu murid mengejar pelajaran yang ia anggap susah, dengan bantuan guru, tentunya. Kalau orang tua terlambat datang, maka murid akan dikumpulkan di lantai bawah, dijaga dan tak diizinkan keluar gedung. Jika mereka akan dijemput, maka pihak sekolah akan menelpon murid untuk melakukan cek dan ricek.
Gedung sekolah ini apik, bagus, dan bersih. Brosurnya menunjukkan bahwa mereka paham informasi apa yang dibutuhkan orang tua, isinya biasa-biasa aja, ngga bombastis, bukannya cap cip cup, jual kecap kepanjangan. Saya ngomong begini karena saya tahu ada sekolah-sekolah yang brosurnya memberi kesan bahwa lulusan dari sekolah tersebut akan menjadi warga dunia terbaik. Sepertinya ngga ada orang tua punya cita-cita ingin lihat anaknya jadi orang terbaik di dunia. Jadi orang baik aja udah cukup, sukur-sukur baek banget, hehehe.
Satu-satunya kekurangan Harvest adalah saat saya lewat, para petugas cleaning service yang sedang duduk sambil angkat kaki, ngga menurunkan kakinya.
Sebagai orang yang gampang jijik, tentu saja saya amat terkesan akan kebersihan sekolah. Sip, rapi jali deh ini sekolah.
Note:
Tambahan yang saya terima pada 24/4/2014: Office Boy di HCS bukan outsourcing. Di tiap lantai ada OB dan dalam waktu dekat akan dipasang CCTV. Cleaning service (outsourcing) datang untuk membersihkan sekolah sebelum dan sesudah pelajaran selesai (pagi sebelum murid datang dan sesudah sekolah selesai). Selesai pelajaran terakhir, ada satpam yang keliling tiap lantai untuk memastikan kelas kosong dan tak ada murid yang tertinggal.
Mentari Bangsa
2. Sekolah Mentari Bangsa
Website: http://sekolahmentaribangsa.blogspot.com/ (Ada website lain tapi alamat yang tertera adalah website yang paling banyak informasinya)
Gedung sekolah ini termasuk megah dan berlokasi di daerah Ubud, Lippo Karawaci. Tempat parkir sangat sepi dan ada seorang satpam di situ. Saya ditunjukkan oleh satpam itu, ke pintu mana saya harus pergi. Saya masuk ke lobi dan mendekati meja yang saya kira meja resepsionis. Tenyata itu adalah ‘kantor’ pegawai tata usaha. Tak jauh dari meja itu ada sebuah kantin kecil.
Oleh petugas marketing (atau pegawai tata usaha?) saya diberi selembar brosur lalu dibawa berkeliling. Laki-laki ini membawa HP, mengenakan celana jeans, sepatu kain warna merah menyala,kemeja yang di bawahnya dialasi kaos. Ia ramah namun kecenderungannya hanya bicara jika ditanya. Ia mengajak saya untuk memperpanjang kunjungan karena tak lama lagi akan ada acara di lapangan. “Biar Ibu lihat, anak-anak senang sekolah di sini”, begitu dia bilang. Saat berkeliling, beberapa anak perempuan kelas 4 SD menghampirinya dan bicara mengenai 1-2 hal. Mereka terlihat akrab namun tetap sopan kepada petugas marketing ( atau tata usaha?) ini.
Sekolah Mentari Bangsa berdiri tahun 2010 dan menggunakan kurikulum nasional serta kurikulum Cambridge. Di akhir kelas 6, murid-murid akan menghadapi ujian Cambridge di 3 mata pelajaran yaitu Bahasa Inggris, Matematika, dan Science. Seluruh murid di sekolah ini orang Indonesia. Pelajaran agama dibagi-bagi sesuai yang dipeluk murid.
Secara keseluruhan gedung sekolah bagus tapi tingkat kebersihannya masih di bawah Harvest. Kamar kecil dan koridor bersih. Di luar kelas ada bulletin board tempat anak-anak memajang pekerjaan mereka.Kalau anak-anak terlambat dijemput, mereka akan duduk dijaga petugas marketing tadi di dekat meja tata usaha.
Website: http://sekolahmentaribangsa.blogspot.com/ (Ada website lain tapi alamat yang tertera adalah website yang paling banyak informasinya)
Gedung sekolah ini termasuk megah dan berlokasi di daerah Ubud, Lippo Karawaci. Tempat parkir sangat sepi dan ada seorang satpam di situ. Saya ditunjukkan oleh satpam itu, ke pintu mana saya harus pergi. Saya masuk ke lobi dan mendekati meja yang saya kira meja resepsionis. Tenyata itu adalah ‘kantor’ pegawai tata usaha. Tak jauh dari meja itu ada sebuah kantin kecil.
Oleh petugas marketing (atau pegawai tata usaha?) saya diberi selembar brosur lalu dibawa berkeliling. Laki-laki ini membawa HP, mengenakan celana jeans, sepatu kain warna merah menyala,kemeja yang di bawahnya dialasi kaos. Ia ramah namun kecenderungannya hanya bicara jika ditanya. Ia mengajak saya untuk memperpanjang kunjungan karena tak lama lagi akan ada acara di lapangan. “Biar Ibu lihat, anak-anak senang sekolah di sini”, begitu dia bilang. Saat berkeliling, beberapa anak perempuan kelas 4 SD menghampirinya dan bicara mengenai 1-2 hal. Mereka terlihat akrab namun tetap sopan kepada petugas marketing ( atau tata usaha?) ini.
Sekolah Mentari Bangsa berdiri tahun 2010 dan menggunakan kurikulum nasional serta kurikulum Cambridge. Di akhir kelas 6, murid-murid akan menghadapi ujian Cambridge di 3 mata pelajaran yaitu Bahasa Inggris, Matematika, dan Science. Seluruh murid di sekolah ini orang Indonesia. Pelajaran agama dibagi-bagi sesuai yang dipeluk murid.
Secara keseluruhan gedung sekolah bagus tapi tingkat kebersihannya masih di bawah Harvest. Kamar kecil dan koridor bersih. Di luar kelas ada bulletin board tempat anak-anak memajang pekerjaan mereka.Kalau anak-anak terlambat dijemput, mereka akan duduk dijaga petugas marketing tadi di dekat meja tata usaha.
Sekolah Gracia
3.Sekolah Gracia.
Website:Tidak ada.
Sekolah ini juga berlokasi di wilayah Ubud. Di seberangnya terdapat ruko yang menjual berbagai macam makanan. Gedung sekolah cukup bagus, menurut teman saya, jumlah murid di sana berkembang terus. Saya sempat melihat kamar mandinya sebentar. Bersih. Secara keseluruhan, tingkat kebersihan termasuk OK. Bersih banget ngga, kotor juga ngga. Yang pasti, terkendali lah. Ngga ada sampah di lantai.
Saya memasuki sekolah dan langsung berbaur dengan para mbak dan ibu yang sedang menunggui anaknya pulang. Akses masuk bebas. tak ada penjagaan satpam dan ketika saya clingak-clinguk tak ada yang memandang keheranan. Saya langsung terlihat seperti salah satu warga sekolah, mungkin dikira ibu-ibu yang hendak menjemput anak. Saya lalu mendekati sebuah loket dan mengutarakan niat untuk tanya-tanya. Saya disuruh menunggu dan tak sampai 2 menit seorang pegawai mendekati saya. Ia mengajak saya merapat ke sebuah meja setinggi dada orang dewasa. Saya berdiri di sebelahnya dan orang tersebut, juga sambil berdiri, menjelaskan berapa jumlah SPP dan DPP. “Di sini pake kurikulum nasional dan kurikulum, Singapura”, katanya. Jumlah murid Sekolah Gracia jauh lebih banyak daripada murid di Harvest dan Sekolah Mentari Bangsa. Pelajaran agama disampaikan secara terpisah juga. Untuk yang tinggal di Lippo Karawaci, ada antar jemput yang diorganisir pihak sekolah, bayarnya 250 ribu per bulan.
Saya minta diantar berkeliling sekolah namun ia menolak. Bahkan hanya untuk melihat kelas di lantai satu dari luar sekalipun, saya tak diberi ijin. Orang tersebut tak ada inisiatif untuk bertanya ke atasannya apakah sebaiknya permintaan saya sebaiknya dikabulkan atau tidak. Ia bersikeras untuk bilang tidak, saya paksa beberapa kali, ia tetap mengatakan tidak.
Sekarang bagaimana dengan besarnya SPP/DPP ?
Saya putuskan untuk menulis jumlahnya secara garis besar karena saya perhatikan ada banyak info di internet tentang SPP/DPP berbagai sekolah. Kalau Anda berasal dari sekolah terkait dan keberatan jumlah SPP/DPP dipasang di sini, silahkan hubungi saya, nanti akan saya hapus.
Uang sekolah perbulan:
Harvest:Sekitar 1,3 juta.
Sekolah Mentari Bangsa:Sekitar 1,3-1,5 Juta.
Sekolah Gracia: Sekitar 650 ribu.
DPP:
Harvest:5 jutaan.
Sekolah Mentaru Bangsa:Sekitar 17 juta.
Sekolah Gracia:Lupa.
Biaya di atas belum termasuk biaya registrasi, uang seragam, uang buku dan fieldtrip.
Semoga berguna ya artikelnya.
22/4/2014
16.55 WIB
Website:Tidak ada.
Sekolah ini juga berlokasi di wilayah Ubud. Di seberangnya terdapat ruko yang menjual berbagai macam makanan. Gedung sekolah cukup bagus, menurut teman saya, jumlah murid di sana berkembang terus. Saya sempat melihat kamar mandinya sebentar. Bersih. Secara keseluruhan, tingkat kebersihan termasuk OK. Bersih banget ngga, kotor juga ngga. Yang pasti, terkendali lah. Ngga ada sampah di lantai.
Saya memasuki sekolah dan langsung berbaur dengan para mbak dan ibu yang sedang menunggui anaknya pulang. Akses masuk bebas. tak ada penjagaan satpam dan ketika saya clingak-clinguk tak ada yang memandang keheranan. Saya langsung terlihat seperti salah satu warga sekolah, mungkin dikira ibu-ibu yang hendak menjemput anak. Saya lalu mendekati sebuah loket dan mengutarakan niat untuk tanya-tanya. Saya disuruh menunggu dan tak sampai 2 menit seorang pegawai mendekati saya. Ia mengajak saya merapat ke sebuah meja setinggi dada orang dewasa. Saya berdiri di sebelahnya dan orang tersebut, juga sambil berdiri, menjelaskan berapa jumlah SPP dan DPP. “Di sini pake kurikulum nasional dan kurikulum, Singapura”, katanya. Jumlah murid Sekolah Gracia jauh lebih banyak daripada murid di Harvest dan Sekolah Mentari Bangsa. Pelajaran agama disampaikan secara terpisah juga. Untuk yang tinggal di Lippo Karawaci, ada antar jemput yang diorganisir pihak sekolah, bayarnya 250 ribu per bulan.
Saya minta diantar berkeliling sekolah namun ia menolak. Bahkan hanya untuk melihat kelas di lantai satu dari luar sekalipun, saya tak diberi ijin. Orang tersebut tak ada inisiatif untuk bertanya ke atasannya apakah sebaiknya permintaan saya sebaiknya dikabulkan atau tidak. Ia bersikeras untuk bilang tidak, saya paksa beberapa kali, ia tetap mengatakan tidak.
Sekarang bagaimana dengan besarnya SPP/DPP ?
Saya putuskan untuk menulis jumlahnya secara garis besar karena saya perhatikan ada banyak info di internet tentang SPP/DPP berbagai sekolah. Kalau Anda berasal dari sekolah terkait dan keberatan jumlah SPP/DPP dipasang di sini, silahkan hubungi saya, nanti akan saya hapus.
Uang sekolah perbulan:
Harvest:Sekitar 1,3 juta.
Sekolah Mentari Bangsa:Sekitar 1,3-1,5 Juta.
Sekolah Gracia: Sekitar 650 ribu.
DPP:
Harvest:5 jutaan.
Sekolah Mentaru Bangsa:Sekitar 17 juta.
Sekolah Gracia:Lupa.
Biaya di atas belum termasuk biaya registrasi, uang seragam, uang buku dan fieldtrip.
Semoga berguna ya artikelnya.
22/4/2014
16.55 WIB