Untuk Mereka yang Di Tahun 2016
Kerjaannya Bertambah Banyak
Pada 2016 mungkin di antara kita banyak yang jumlah pekerjaannya akan bertambah. Gue termasuk tuh jadi udah dari beberapa bulan yang lalu gue mikir, gue mesti ngapainnnnn yaaa biar hidup gue tetap seimbang walau beban kerja bertambah.
Banyak di antara kita yang kalo dikasih tugas, ngerjainnya lama dengan alasan,”Banyak kerjaan, nggak sempat buat yang itu” padahal yang dimaksud dengan “yang itu” adalah tugas sederhana yang udah dikasih 2 minggu sebelumnya. Logikanya, semakin banyak kerjaan kita, justru semakin cepat kita kerja, gitu.
Gimana dong kalo kita mau kerja lebih cepat ? Sebagian orang berpendapat mesti ngatur waktu. Sebagian sisanya yakin yang perlu diatur bukan cuma waktu tapi juga pekerjaannya. Nah, gue termasuk golongan kedua.
Gue rangkum poin-poin di bawah berdasarkan pengalaman orang-orang pinter. Belum semua gue tiru, ada yang baru tahun 2016 ini mau gue lakukan. Sekedar catatan, tips di bawah hanya berlaku untuk sebagian orang.
1.Belajar shortcut keyboard laptop atau komputer.
2.Belajar baca cepat.
3. Belajar metakognisi alias thinking about your thinking. Ini tetangga deketnya strategi belajar atau strategi bekerja. Begitu kita tau cara kita berpikir, kita akan gampang nyusun strategi belajar atau bekerja.
4.Belajar ngetik 10 jari.
5. Belajar serius tentang program yang paling sering kita pake.Contoh, gue belajar tentang Gmail dan beberapa Google Products sampe agak detil. Gue baru tau bahwa Gmail ternyata bisa dipake buat ngetik suara secara otomatis, ada research tools, ada fasilitas canned response yang bikin kerjaan 1,5 menit jadi tinggal 20 detik, fitur screenshare (yang bikin kerjaan 60 menit bisa jadi 20 menit), dll. Selama ini gue hanya tau Google Hangout, Google Drive, ngirim dan terima email,titik. Gue juga baru tau bahwa GMail bisa punya beberapa tabs, ini membuat gue bisa memfokuskan perhatian hanya ke email penting. Ujung-ujungnya, lagi-lagi, hemat waktu.
6. Jangan merasa terintimidasi sama tugas. Banyak tugas kayaknya besar padahal nggak. Bertahun-tahun yang lalu, gue dan teman sekantor pernah dikirimi dokumen 15 halaman lebih yang harus diisi dalam waktu singkat. Setelah diliat, ternyata itu dokumen bisa nyampe 15 halaman lebih karena layoutnya, kalo kita cuma taruh teks, paling-paling 7-8 halaman. Lagipula 100% pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan diri kita. 2 halaman pertama isinya malah cuma data seperti nama, tanggal lahir, nama anak dan pasangan, dll. Jadi pas dikerjain ya cepet.
7. Jangan nunda pekerjaan kecil karena jumlah pekerjaan kecil jauh lebih banyak daripada pekerjaan besar. Misal,kita dikasih kuesioner. Nggak ada kuesioner yang butuh waktu 2 jam buat diisi, rata-rata 2-5 menit. Daripada bilang,"Besok ya saya balikkin", lebih baik diisi sesegera mungkin. "Besok", "kapan-kapan" dan "kalo inget" soalnya kembar siam. Mungkin nggak bisa detik itu juga kita isi tapi kalo ngisinya di hari itu juga kemungkinan besar bisa kok, kecuali kita mendadak pingsan. Sejauh kita bukan konglomerat yang punya perusahaan di 12 negara, 2-5 menit itu adalah durasi yang sangat bisa dialokasikan. Istilahnya,jangan "find a time' tapi 'create a time'. Kenapa ngisinya ggak 'ntar' ? Di banyak kasus, 'ntar' bisa jadi adalah sinonim untuk 'minggu depan', '3 bulan lagi' dan bahkan 'tahun 2050, pas anak gue udah punya anak'.
Menurut gue yang paling penting sih pelajari baik-baik metakognisi. Kita akan banyak terbantu kalo kita tau proses kita berpikir dan proses kita mengambil keputusan seperti apa.
Kedua, pelajari fitur-fitur apa aja yang ada di program yang paling sering lo pake di kantor.
Ketiga, belajar melepas kesempatan, ajakan atau pekerjaan bagus yang membuat kita jadi tambah jauh dari gol. Kalo dapat tawaran yang jelek ‘kan secara naluriah kita akan menolak. Yang ribet itu kalo dapat tawaran menarik, dapat ajakan bagus dan bermanfaat, padahal hal itu nggak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan kita. Lebih parah lagi, bukan hanya nggak ada hubungannya tapi malah berpotensi membuat kita semakin jauh dari tujuan. Nah, ini berabe deh.Pokoknya inget-inget aja, yang membuat kita susah fokus dalam meraih gol bukan hal jelek tapi hal menarik dan berguna.
Hal terpenting dari itu semua:Pastikan kita tetap punya waktu buat cengengesan bareng temen, ngomongin hal-hal remeh binti kagak jelas seperti "Syahrini pake sendal Prada pas beli caysim" atau 'Tagihan listrik rumah Setyo Novanto 30 juta sebulan". Ngebahas 'lebih ganteng mana, Keanu Reeves atau Tom Cruise?' juga bisa. Terus-menerus mikirin hal serius berpotensi bikin kita jadi manusia sedingin es batu.
Tentang buku praktis metakognisi, The First 20 Hours-nya Josh Kaufmann bagus, dia learning junkies dan di buku ini dijelasin cara dia belajar boardgame Cina yang susahnya aujubilah minjalik (Go), programming dan ukulele. Dia nggak asal belajar, dia mikir dulu, riset, nyusun strategi dulu, baru deh abis itu dia belajar. Coursera juga nawarin kursus gratisan mulai awal Januari 2016 (Learning How To Learn di https://www.coursera.org/learn/learning-how-to-learn/home/welcome).
Tentang Google Products, sok atuh ngeYouTube ‘The Google Gooru’. Kita juga bisa follow dia di Twitter dan berlangganan tipsnya lewat email.
Membaca Cepat bisa lo download e-booknya di http://www.muhammadnoer.com/teknik-dasar-membaca-cepat-mengenali-kata-dan-gerakan-mata/. Kalo lebih betah pake Bahasa Inggris, browsing aja, banyak sumbernya.
Semoga berguna, ya. Mudah-mudahan kita di tahun yang baru bisa tambah produktif dalam bekerja dan secara keseluruhan mampu untuk tetap punya kehidupan yang seimbang.
Intinya, nggak usah ngomong 'gue sayang keluarga' kalo kita nggak mau mikir tentang gimana caranya kerja efektif. Saat kita kerja efektif, keluarga kita adalah pihak pertama yang merasakan keuntungannya selain teman satu tim serta atasan dan bawahan kita.
Note:
Video 2 menit tentang prioritas hidup, sangat menarik.
https://www.youtube.com/watch?v=Lpau5YXk46Y
25/12/2015,
09.56 WIB
Pas Natal nih, gue nggak ke gereja karena suami masuk rumah sakit.
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-
Banyak di antara kita yang kalo dikasih tugas, ngerjainnya lama dengan alasan,”Banyak kerjaan, nggak sempat buat yang itu” padahal yang dimaksud dengan “yang itu” adalah tugas sederhana yang udah dikasih 2 minggu sebelumnya. Logikanya, semakin banyak kerjaan kita, justru semakin cepat kita kerja, gitu.
Gimana dong kalo kita mau kerja lebih cepat ? Sebagian orang berpendapat mesti ngatur waktu. Sebagian sisanya yakin yang perlu diatur bukan cuma waktu tapi juga pekerjaannya. Nah, gue termasuk golongan kedua.
Gue rangkum poin-poin di bawah berdasarkan pengalaman orang-orang pinter. Belum semua gue tiru, ada yang baru tahun 2016 ini mau gue lakukan. Sekedar catatan, tips di bawah hanya berlaku untuk sebagian orang.
1.Belajar shortcut keyboard laptop atau komputer.
2.Belajar baca cepat.
3. Belajar metakognisi alias thinking about your thinking. Ini tetangga deketnya strategi belajar atau strategi bekerja. Begitu kita tau cara kita berpikir, kita akan gampang nyusun strategi belajar atau bekerja.
4.Belajar ngetik 10 jari.
5. Belajar serius tentang program yang paling sering kita pake.Contoh, gue belajar tentang Gmail dan beberapa Google Products sampe agak detil. Gue baru tau bahwa Gmail ternyata bisa dipake buat ngetik suara secara otomatis, ada research tools, ada fasilitas canned response yang bikin kerjaan 1,5 menit jadi tinggal 20 detik, fitur screenshare (yang bikin kerjaan 60 menit bisa jadi 20 menit), dll. Selama ini gue hanya tau Google Hangout, Google Drive, ngirim dan terima email,titik. Gue juga baru tau bahwa GMail bisa punya beberapa tabs, ini membuat gue bisa memfokuskan perhatian hanya ke email penting. Ujung-ujungnya, lagi-lagi, hemat waktu.
6. Jangan merasa terintimidasi sama tugas. Banyak tugas kayaknya besar padahal nggak. Bertahun-tahun yang lalu, gue dan teman sekantor pernah dikirimi dokumen 15 halaman lebih yang harus diisi dalam waktu singkat. Setelah diliat, ternyata itu dokumen bisa nyampe 15 halaman lebih karena layoutnya, kalo kita cuma taruh teks, paling-paling 7-8 halaman. Lagipula 100% pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan diri kita. 2 halaman pertama isinya malah cuma data seperti nama, tanggal lahir, nama anak dan pasangan, dll. Jadi pas dikerjain ya cepet.
7. Jangan nunda pekerjaan kecil karena jumlah pekerjaan kecil jauh lebih banyak daripada pekerjaan besar. Misal,kita dikasih kuesioner. Nggak ada kuesioner yang butuh waktu 2 jam buat diisi, rata-rata 2-5 menit. Daripada bilang,"Besok ya saya balikkin", lebih baik diisi sesegera mungkin. "Besok", "kapan-kapan" dan "kalo inget" soalnya kembar siam. Mungkin nggak bisa detik itu juga kita isi tapi kalo ngisinya di hari itu juga kemungkinan besar bisa kok, kecuali kita mendadak pingsan. Sejauh kita bukan konglomerat yang punya perusahaan di 12 negara, 2-5 menit itu adalah durasi yang sangat bisa dialokasikan. Istilahnya,jangan "find a time' tapi 'create a time'. Kenapa ngisinya ggak 'ntar' ? Di banyak kasus, 'ntar' bisa jadi adalah sinonim untuk 'minggu depan', '3 bulan lagi' dan bahkan 'tahun 2050, pas anak gue udah punya anak'.
Menurut gue yang paling penting sih pelajari baik-baik metakognisi. Kita akan banyak terbantu kalo kita tau proses kita berpikir dan proses kita mengambil keputusan seperti apa.
Kedua, pelajari fitur-fitur apa aja yang ada di program yang paling sering lo pake di kantor.
Ketiga, belajar melepas kesempatan, ajakan atau pekerjaan bagus yang membuat kita jadi tambah jauh dari gol. Kalo dapat tawaran yang jelek ‘kan secara naluriah kita akan menolak. Yang ribet itu kalo dapat tawaran menarik, dapat ajakan bagus dan bermanfaat, padahal hal itu nggak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan kita. Lebih parah lagi, bukan hanya nggak ada hubungannya tapi malah berpotensi membuat kita semakin jauh dari tujuan. Nah, ini berabe deh.Pokoknya inget-inget aja, yang membuat kita susah fokus dalam meraih gol bukan hal jelek tapi hal menarik dan berguna.
Hal terpenting dari itu semua:Pastikan kita tetap punya waktu buat cengengesan bareng temen, ngomongin hal-hal remeh binti kagak jelas seperti "Syahrini pake sendal Prada pas beli caysim" atau 'Tagihan listrik rumah Setyo Novanto 30 juta sebulan". Ngebahas 'lebih ganteng mana, Keanu Reeves atau Tom Cruise?' juga bisa. Terus-menerus mikirin hal serius berpotensi bikin kita jadi manusia sedingin es batu.
Tentang buku praktis metakognisi, The First 20 Hours-nya Josh Kaufmann bagus, dia learning junkies dan di buku ini dijelasin cara dia belajar boardgame Cina yang susahnya aujubilah minjalik (Go), programming dan ukulele. Dia nggak asal belajar, dia mikir dulu, riset, nyusun strategi dulu, baru deh abis itu dia belajar. Coursera juga nawarin kursus gratisan mulai awal Januari 2016 (Learning How To Learn di https://www.coursera.org/learn/learning-how-to-learn/home/welcome).
Tentang Google Products, sok atuh ngeYouTube ‘The Google Gooru’. Kita juga bisa follow dia di Twitter dan berlangganan tipsnya lewat email.
Membaca Cepat bisa lo download e-booknya di http://www.muhammadnoer.com/teknik-dasar-membaca-cepat-mengenali-kata-dan-gerakan-mata/. Kalo lebih betah pake Bahasa Inggris, browsing aja, banyak sumbernya.
Semoga berguna, ya. Mudah-mudahan kita di tahun yang baru bisa tambah produktif dalam bekerja dan secara keseluruhan mampu untuk tetap punya kehidupan yang seimbang.
Intinya, nggak usah ngomong 'gue sayang keluarga' kalo kita nggak mau mikir tentang gimana caranya kerja efektif. Saat kita kerja efektif, keluarga kita adalah pihak pertama yang merasakan keuntungannya selain teman satu tim serta atasan dan bawahan kita.
Note:
Video 2 menit tentang prioritas hidup, sangat menarik.
https://www.youtube.com/watch?v=Lpau5YXk46Y
25/12/2015,
09.56 WIB
Pas Natal nih, gue nggak ke gereja karena suami masuk rumah sakit.
“One child, one teacher, one book, one pen can change the world.”
-Malala Yousafzai-