Anjing Kesayangan Kita Mati:Ke Mana Lantas Ia Pergi ?
Buster, shitzu gue yang lucunya melebihi 100 Minion dijadiin satu, mati ketabrak 4 Desember 2015. Gue pun mikir, Buster sekarang ada di mana ya ? Berasa banget hidup gue ada yang kurang sejak dia nggak ada. Hati gue langsung berlubang dan dalam 3 minggu berat gue turun 4 kg. Untuk yang Kristen dan ultra religius, mungkin lu bilang,”Life without Jesus is like a doughnut, there’s a hole in the middle of our heart,kalo lo berlubang hatinya karena nggak ada anjing, berarti ada yang error di diri lo”. Kalo lo punya komentar kayak gitu, komentar gue,”OK, noted. Terima kasih banyak”.
Nah sekarang, lanjutttt...
Jadi gini. Kita lihat yuk posisi hewan di Alkitab kayak apa. Hewan itu mahkluk yang dianggap penting apa nggak ?
Amsal 12:10,”Orang benar memperhatikan hidup hewannya”. Segitu pentingnya hewan sampe-sampe cara memperlakukan binatang peliharaan dijadikan salah satu indikator standar kehidupan orang benar.
Ayub 12:7,”Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan”. Nah, bahkan hewan dijadikan Tuhan salah satu sumber pembelajaran untuk manusia.
Kesimpulannya:Alkitab menganggap hewan itu penting. Tentu kedudukan hewan ada di bawah manusia. Ayatnya ada banyak. Bagaimanapun, cukup pake akal sehat lah untuk mencerna fakta bahwa posisi manusia ada jauh di atas hewan jadi gue nggak taruh satu ayat pun tentang itu di tulisan ini.
Pertanyaan kedua, di surga ada hewan nggak ? Ada. Yesaya 11 di beberapa ayatnya bicara tentang ini.
Lantas, apakah hewan kita yang telah mati bakalan ada di surga ?
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru ; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati”. (Yesaya 65:17)
Nah, gue nggak tau apa yang dimaksud dengan “bumi yang baru”. Misalnya gue punya rumah 1 terus beli rumah ke-2. Statusnya ‘kan rumah ke-2 adalah rumah baru ya ? Bisa aja rumah ke-2 benar-benar luar dalam adalah baru 100% atau bisa juga bangunannya aja yang baru 100% tapi isinya adalah gabungan perabotan lama dari rumah pertama dan perabotan baru dari toko mebel.
Gue nggak tau yang “bumi baru” termasuk kategori baru 100% atau baru tapi ‘ada rasa lama’. Kalo baru beneran, ya berarti hewan kesayangan kita nggak ada di situ. Trus kita sedih dong ? Nggak kayaknya, lha di ayat itu ‘kan ditulis,”hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati”.Nggak papa juga Buster nggak ada situ toh gue juga nggak akan mikirin Buster dan bahkan ingat dia pun kagak bakalan, gitu deh kalo menurut ayat itu.
Nah, bagaimana kalo ternyata rumahnya ‘baru rasa lama’, berarti Buster atau hewan lain yang udah mati ada di situ dong ? Atau kali hewan termasuk hal yang 'baru' di rumah baru rasa lama itu ? Mungkin Buster udah berbentuk lain atau Tuhan bikin anjing lain atau di situ muncul hewan baru yang dulu di dunia spesiesnya nggak pernah ada ?
Jawabannya:Nggak tau.
Peter Kreeft adalah profesor filsafat di Boston College. Beliau lulusan Yale, termasuk top banget di kalangan pemikir,buku yang ia tulis berjumlah 75 judul, hampir semua tentang apologetik,teologi, filsafat dan sejenisnya. Orang yang otaknya sekelas Kreeft aja nggak tau, apalagi gue. Saat ditanya apakah kita akan bertemu lagi dengan hewan kesayangan kita, Kreeft hanya menjawab,”Mengapa tidak, bisa aja dong !? Di dunia yang baru kelak, ada hal-hal yang jauh lebih indah daripada hanya sekedar bermain dengan hewan peliharaan tapi itu bukan berarti hal yang kurang indah tak bisa didapatkan di dunia baru tersebut”.
Gue udah melakukan riset semi serius tentang apakah Buster, dan hewan lain yang mati, bakal ada di surga apa nggak. Kompleks, perjalanan menuju jawaban atas pertanyaan itu melibatkan debat tentang apakah hewan punya jiwa atau tidak, perbedaan mendasar manusia dan hewan, lack of moral sense lah, hewan punya perasaan bersalah atau nggak, Yesus mati untuk siapa, apakah hewan bisa berpikir atau tidak, dll.
Kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan itu semua hanya terdiri dari 3 kata:”Pusinggg pala Barbie”.
Intinya, tak ada penjelasan spesifik tentang apakah hewan kalo mati akan masuk surga atau kalo udah mati ya mati aja, nggak ada urusan sama surga. Banyak yang berpendapat bahwa hewan tuh kalo udah mati, ya udah. ‘Kan hewan nggak punya jiwa. Sah-sah aja bependapat kayak gitu. Untuk yang pendapatnya nggak kayak gitu, kalimat Billy Graham bisa dijadikan acuan tambahan. Pendeta yang berstatus sebagai penasehat spiritual beberapa presiden Amerika ini pernah berkata,“We believe that animals were intended for man’s enjoyment and use. The Bible itself does not indicate that there is life after death for animals. It may be that God’s purpose for animals is fulfilled on this earth. However, if animals would make us happier in heaven, surely there will be a place for them there”.
Intinya, hewan kesayangan kita ‘kan bikin kita benar-benar hepi, kalo hewan peliharaan lo masih hidup, ya udah, nikmati aja waktu lo dengan dia, segitu sederhananya deh. Camkan baik-baik bahwa walau dia super duper lucu, tetap kita harus lebih baik ke manusia daripada ke hewan. Kalo hewan kesayangan lo udah mati, ya ingat saja kalimat Billy Graham di atas: Kalo ternyata Tuhan menganggap kebahagiaan kita kelak hanya bisa komplet jika hewan kesayangan kita ada di sebelah kita, maka Dia akan menciptakan demikian.
Untuk yang baca tulisan ini dan merasa isinya absurd: Gue percaya Tuhan peduli dengan kehidupan gue sampe ke aspek terkecil. Kalo lo merasa Tuhan hanya peduli dengan isu besar semacam lo akan akan nikah dengan siapa atau lo akan kerja di mana, lo salah besar. Jangankan urusan hewan kesayangan kita mati, rambut kita jatuh sehelai aja Dia peduli...
Gue yakin betul tentang hal itu.
Dan oleh karena itulah tulisan ini ada.
In loving memory of Buster,no...No...He's not a pet...He's my family member,
December 24,2015,5.40 pm.
Nah sekarang, lanjutttt...
Jadi gini. Kita lihat yuk posisi hewan di Alkitab kayak apa. Hewan itu mahkluk yang dianggap penting apa nggak ?
Amsal 12:10,”Orang benar memperhatikan hidup hewannya”. Segitu pentingnya hewan sampe-sampe cara memperlakukan binatang peliharaan dijadikan salah satu indikator standar kehidupan orang benar.
Ayub 12:7,”Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan”. Nah, bahkan hewan dijadikan Tuhan salah satu sumber pembelajaran untuk manusia.
Kesimpulannya:Alkitab menganggap hewan itu penting. Tentu kedudukan hewan ada di bawah manusia. Ayatnya ada banyak. Bagaimanapun, cukup pake akal sehat lah untuk mencerna fakta bahwa posisi manusia ada jauh di atas hewan jadi gue nggak taruh satu ayat pun tentang itu di tulisan ini.
Pertanyaan kedua, di surga ada hewan nggak ? Ada. Yesaya 11 di beberapa ayatnya bicara tentang ini.
Lantas, apakah hewan kita yang telah mati bakalan ada di surga ?
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru ; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati”. (Yesaya 65:17)
Nah, gue nggak tau apa yang dimaksud dengan “bumi yang baru”. Misalnya gue punya rumah 1 terus beli rumah ke-2. Statusnya ‘kan rumah ke-2 adalah rumah baru ya ? Bisa aja rumah ke-2 benar-benar luar dalam adalah baru 100% atau bisa juga bangunannya aja yang baru 100% tapi isinya adalah gabungan perabotan lama dari rumah pertama dan perabotan baru dari toko mebel.
Gue nggak tau yang “bumi baru” termasuk kategori baru 100% atau baru tapi ‘ada rasa lama’. Kalo baru beneran, ya berarti hewan kesayangan kita nggak ada di situ. Trus kita sedih dong ? Nggak kayaknya, lha di ayat itu ‘kan ditulis,”hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati”.Nggak papa juga Buster nggak ada situ toh gue juga nggak akan mikirin Buster dan bahkan ingat dia pun kagak bakalan, gitu deh kalo menurut ayat itu.
Nah, bagaimana kalo ternyata rumahnya ‘baru rasa lama’, berarti Buster atau hewan lain yang udah mati ada di situ dong ? Atau kali hewan termasuk hal yang 'baru' di rumah baru rasa lama itu ? Mungkin Buster udah berbentuk lain atau Tuhan bikin anjing lain atau di situ muncul hewan baru yang dulu di dunia spesiesnya nggak pernah ada ?
Jawabannya:Nggak tau.
Peter Kreeft adalah profesor filsafat di Boston College. Beliau lulusan Yale, termasuk top banget di kalangan pemikir,buku yang ia tulis berjumlah 75 judul, hampir semua tentang apologetik,teologi, filsafat dan sejenisnya. Orang yang otaknya sekelas Kreeft aja nggak tau, apalagi gue. Saat ditanya apakah kita akan bertemu lagi dengan hewan kesayangan kita, Kreeft hanya menjawab,”Mengapa tidak, bisa aja dong !? Di dunia yang baru kelak, ada hal-hal yang jauh lebih indah daripada hanya sekedar bermain dengan hewan peliharaan tapi itu bukan berarti hal yang kurang indah tak bisa didapatkan di dunia baru tersebut”.
Gue udah melakukan riset semi serius tentang apakah Buster, dan hewan lain yang mati, bakal ada di surga apa nggak. Kompleks, perjalanan menuju jawaban atas pertanyaan itu melibatkan debat tentang apakah hewan punya jiwa atau tidak, perbedaan mendasar manusia dan hewan, lack of moral sense lah, hewan punya perasaan bersalah atau nggak, Yesus mati untuk siapa, apakah hewan bisa berpikir atau tidak, dll.
Kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan itu semua hanya terdiri dari 3 kata:”Pusinggg pala Barbie”.
Intinya, tak ada penjelasan spesifik tentang apakah hewan kalo mati akan masuk surga atau kalo udah mati ya mati aja, nggak ada urusan sama surga. Banyak yang berpendapat bahwa hewan tuh kalo udah mati, ya udah. ‘Kan hewan nggak punya jiwa. Sah-sah aja bependapat kayak gitu. Untuk yang pendapatnya nggak kayak gitu, kalimat Billy Graham bisa dijadikan acuan tambahan. Pendeta yang berstatus sebagai penasehat spiritual beberapa presiden Amerika ini pernah berkata,“We believe that animals were intended for man’s enjoyment and use. The Bible itself does not indicate that there is life after death for animals. It may be that God’s purpose for animals is fulfilled on this earth. However, if animals would make us happier in heaven, surely there will be a place for them there”.
Intinya, hewan kesayangan kita ‘kan bikin kita benar-benar hepi, kalo hewan peliharaan lo masih hidup, ya udah, nikmati aja waktu lo dengan dia, segitu sederhananya deh. Camkan baik-baik bahwa walau dia super duper lucu, tetap kita harus lebih baik ke manusia daripada ke hewan. Kalo hewan kesayangan lo udah mati, ya ingat saja kalimat Billy Graham di atas: Kalo ternyata Tuhan menganggap kebahagiaan kita kelak hanya bisa komplet jika hewan kesayangan kita ada di sebelah kita, maka Dia akan menciptakan demikian.
Untuk yang baca tulisan ini dan merasa isinya absurd: Gue percaya Tuhan peduli dengan kehidupan gue sampe ke aspek terkecil. Kalo lo merasa Tuhan hanya peduli dengan isu besar semacam lo akan akan nikah dengan siapa atau lo akan kerja di mana, lo salah besar. Jangankan urusan hewan kesayangan kita mati, rambut kita jatuh sehelai aja Dia peduli...
Gue yakin betul tentang hal itu.
Dan oleh karena itulah tulisan ini ada.
In loving memory of Buster,no...No...He's not a pet...He's my family member,
December 24,2015,5.40 pm.