SUDAHKAH KITA MEMBUAT
PEMBELAJARAN KITA KONTEKSTUAL?
Satu (???) Indonesia lagi heboh tentang Kaesang. Anak SMA (dan mahasiswa) pasti bisa disodorkan isu ini.
"Emangnya kita Lambe Turah,"mungkin begitu komentar sebagian guru. Bedanya guru dengan Lambe Turah adalah apa yang akan dibahas dari fakta itu.
Coba cari screensyut postingan Ibunya Feli, bandingkan dengan video kakaknya yang berjudul Treat Women with Dignity and Respect. Kaitkan dengan hasil riset Microsoft di bawah.
Coba ajukan kemungkinan: Mereka beda agama. Yang satu orang tuanya adalah presiden di negara yang rakyatnya berantem melulu soal agama. Apa pendapatmu? Kembangkan jadi analisis profesional, bukan ghibah politik.
"Saya guru Matematika. Mau bahas apa? Jarak Indo-Sing? Ongkos tiket pesawat pp ?" Iya, hahhahaaaa. Cobalah untuk mengkuantifikasi sebuah relasi. Belum tentu bisa. Lha memangnya kalo nggak bisa, kenapa? 'Kan nggak kenapa-napa.
"Kok jadi nyasar gitu sih pelajarannya." Bukan nyasar, itu namanya interdisciplinary studies.
Intinya, mari kita buat kelas jadi ruangan yang tidak lepas dari konteks. Buku Matematika adalah satu-satunya tempat di dunia yang memungkinkan seorang anak SD beli 30 duren tanpa ditanya apa-apa.
Lepas dari konteks ini terjadi juga di banyak pelajaran lainnya.
Februari 2021
"Emangnya kita Lambe Turah,"mungkin begitu komentar sebagian guru. Bedanya guru dengan Lambe Turah adalah apa yang akan dibahas dari fakta itu.
Coba cari screensyut postingan Ibunya Feli, bandingkan dengan video kakaknya yang berjudul Treat Women with Dignity and Respect. Kaitkan dengan hasil riset Microsoft di bawah.
Coba ajukan kemungkinan: Mereka beda agama. Yang satu orang tuanya adalah presiden di negara yang rakyatnya berantem melulu soal agama. Apa pendapatmu? Kembangkan jadi analisis profesional, bukan ghibah politik.
"Saya guru Matematika. Mau bahas apa? Jarak Indo-Sing? Ongkos tiket pesawat pp ?" Iya, hahhahaaaa. Cobalah untuk mengkuantifikasi sebuah relasi. Belum tentu bisa. Lha memangnya kalo nggak bisa, kenapa? 'Kan nggak kenapa-napa.
"Kok jadi nyasar gitu sih pelajarannya." Bukan nyasar, itu namanya interdisciplinary studies.
Intinya, mari kita buat kelas jadi ruangan yang tidak lepas dari konteks. Buku Matematika adalah satu-satunya tempat di dunia yang memungkinkan seorang anak SD beli 30 duren tanpa ditanya apa-apa.
Lepas dari konteks ini terjadi juga di banyak pelajaran lainnya.
Februari 2021