I. Renungan Ngasal(Tapi Serius Menjelang Natal):
Masa' Sih, Tuhan Jadi Manusia
Pendahuluan:
Saya tertarik buat bikin renungan singkat utk menyambut Natal. Renungan yang ditulis oleh orang yang dosanya bejibun, banyak kelemahan dan kekurangan…Dan sangat—amat sangat, bahkan,- mungkin yang baca jauh di atas (dalam hal apapun itu) yang menulis. Yah, mudah2an renungan yang lahir dari orang kayak gini bisa tetap ada manfaatnya. Maap ya kalo bahasanya kacau,saya ga sempat nulis rapi (Aduhhh…Sempet nulis aja udah bagus,kalo mesti rapi pasti pada akhirnya ga nulis apa-apa). Selamat membaca.
___________________________
Masa’ Sih, Tuhan Jadi Manusia ?
Jika SBY iseng, untuk sehari misalnya, pengen jadi tukang jamu, bisa ga ?
Jika SBY iseng pengen jadi guru, untuk sehari misalnya, bagaimana?
Jika SBY iseng pengen jadi supir truk, untuk sehari misalnya, mungkin ga ?
Jika SBY iseng pengen jadi wartawan, untuk sehari misalnya, bagaimana ?
Kita tentu tahu jawaban atas keempat pertanyaan di atas.
Sekarang bagaimana jika…
tukang jamu, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
guru, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
supir truk, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
wartawan, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
Ah, namanya saja pertanyaan retoris. Jadi ngga usahlah dijawab. Kita sudah tahu.
Jadi, jelaslah sudah. Tuhan bisa berbuat apa saja. Ia bahkan bisa jadi kodok atau ikan lele kalau Dia mau. Atau menjelma jadi air putih di pabrik Aqua pas hari pertama, pergi ke Ancol dan jadi lumba-lumba di hari kedua, ke Hutan Amazon dan jadi piranha di hari berikutnya, lalu jadi benda mati lagi di hari keempat (paper klip, misalnya?), dan seterusnya…
Tapi Dia memilih untuk jadi sama dengan kita. Jadi manusia.
Jutaan orang meniru gaya Michael Jackson. Bisa bayangkan ga, kalo tiba-tiba dia (saat masih hidup, tentunya) menghampiri kita trus bilang,”Aduhhh…Gaya kamu keren banget. Bajunya mantep, cara kamu berjalan cool abis, ngomongnya gaya banget…Saya mau deh niru gaya kamu”….Ha, pastilah kita terGR-GR.
Dan ternyata, yang mau jadi sama dengan kita, bukan The King of Pop tapi The King of Kings…
Dia ga keberatan nungguin musim duren datang walau udah ngebet banget makan duren dari dua bulan sebelumnya(padahal Dia yang nyiptain pohonnya..Tinggal menyulap satu biar matang duluan, apa sih susahnya…).
Dia juga garuk-garuk kaki loh pas nyamuk lewat (padahal nyamuk pasti kabur kalo Dia yang nyuruh. Ga perlu pake Baygon).
Dia juga selimutan pas kedinginan (Alaaahhh…Meredakan badai aja bisa, apalagi cuma sekedar ngusir rasa dingin).
Dia juga kering kerongkonganNya pas lagi haus (padahal udah terbukti bisa bikin anggur kualitas top dari air putih doang).
Dia bisa aja meyelamatkan kita dengan cara yang lain. Jadi mujair dan bikin skenario “mujair ditusuk pake belati dan menggelepar-gelepar untuk menebus dosa dunia”, misalnya. Bisa juga jadi pohon mangga dan nulis cerita tentang “pohon mangga yang ditimpuk abis-abisan sampe buahnya ga bisa tumbuh demi menyelamatkan manusia”. Alternatif lain jadi penyanyi rap dan membuat skenario serupa yang berkisah tentang “ selebritis yang rutin menyelenggarakan kontes Idol-Idolan untuk menyelamatkan dosa dunia”.
Terkesan aneh ? Ya iyalah, saya berusaha menulis pake kaca mata Tuhan. Coba deh mengkhayal jadi Dia. Namanya aja Tuhan. Wah, seru banget.Bisa bikin apa aja. Jadi suka-suka Dia, dong. Cuma, Dia milih jadi manusia…kendati Dia bisa menjadi apapun termasuk menjadi sosok yang kerennya seribu kali lipat dibandig manusia (dan tetap tujuanNya bisa tercapai), Ia memilih turun ke bumi dan jadi sama dengan kita. Hmmm…Keren ‘kan ?
RENUNGAN BERIKUT:Kalo Saya Jadi Yesus Kristus, Saya Akan...
___________________
Ayat acuan:
Kata ‘sehari’ di atas dialaskan pada:
II Petrus 3 : 8 - Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Yesus menjadi manusia ada di banyak sekali ayat, antara lain:
Filipi 2:6-7: Pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya.Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan nampak hidup seperti manusia.
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Tuesday, November 10, 2009 at 4:51pm
Saya tertarik buat bikin renungan singkat utk menyambut Natal. Renungan yang ditulis oleh orang yang dosanya bejibun, banyak kelemahan dan kekurangan…Dan sangat—amat sangat, bahkan,- mungkin yang baca jauh di atas (dalam hal apapun itu) yang menulis. Yah, mudah2an renungan yang lahir dari orang kayak gini bisa tetap ada manfaatnya. Maap ya kalo bahasanya kacau,saya ga sempat nulis rapi (Aduhhh…Sempet nulis aja udah bagus,kalo mesti rapi pasti pada akhirnya ga nulis apa-apa). Selamat membaca.
___________________________
Masa’ Sih, Tuhan Jadi Manusia ?
Jika SBY iseng, untuk sehari misalnya, pengen jadi tukang jamu, bisa ga ?
Jika SBY iseng pengen jadi guru, untuk sehari misalnya, bagaimana?
Jika SBY iseng pengen jadi supir truk, untuk sehari misalnya, mungkin ga ?
Jika SBY iseng pengen jadi wartawan, untuk sehari misalnya, bagaimana ?
Kita tentu tahu jawaban atas keempat pertanyaan di atas.
Sekarang bagaimana jika…
tukang jamu, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
guru, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
supir truk, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
wartawan, untuk sehari misalnya, ingin jadi Presiden?
Ah, namanya saja pertanyaan retoris. Jadi ngga usahlah dijawab. Kita sudah tahu.
Jadi, jelaslah sudah. Tuhan bisa berbuat apa saja. Ia bahkan bisa jadi kodok atau ikan lele kalau Dia mau. Atau menjelma jadi air putih di pabrik Aqua pas hari pertama, pergi ke Ancol dan jadi lumba-lumba di hari kedua, ke Hutan Amazon dan jadi piranha di hari berikutnya, lalu jadi benda mati lagi di hari keempat (paper klip, misalnya?), dan seterusnya…
Tapi Dia memilih untuk jadi sama dengan kita. Jadi manusia.
Jutaan orang meniru gaya Michael Jackson. Bisa bayangkan ga, kalo tiba-tiba dia (saat masih hidup, tentunya) menghampiri kita trus bilang,”Aduhhh…Gaya kamu keren banget. Bajunya mantep, cara kamu berjalan cool abis, ngomongnya gaya banget…Saya mau deh niru gaya kamu”….Ha, pastilah kita terGR-GR.
Dan ternyata, yang mau jadi sama dengan kita, bukan The King of Pop tapi The King of Kings…
Dia ga keberatan nungguin musim duren datang walau udah ngebet banget makan duren dari dua bulan sebelumnya(padahal Dia yang nyiptain pohonnya..Tinggal menyulap satu biar matang duluan, apa sih susahnya…).
Dia juga garuk-garuk kaki loh pas nyamuk lewat (padahal nyamuk pasti kabur kalo Dia yang nyuruh. Ga perlu pake Baygon).
Dia juga selimutan pas kedinginan (Alaaahhh…Meredakan badai aja bisa, apalagi cuma sekedar ngusir rasa dingin).
Dia juga kering kerongkonganNya pas lagi haus (padahal udah terbukti bisa bikin anggur kualitas top dari air putih doang).
Dia bisa aja meyelamatkan kita dengan cara yang lain. Jadi mujair dan bikin skenario “mujair ditusuk pake belati dan menggelepar-gelepar untuk menebus dosa dunia”, misalnya. Bisa juga jadi pohon mangga dan nulis cerita tentang “pohon mangga yang ditimpuk abis-abisan sampe buahnya ga bisa tumbuh demi menyelamatkan manusia”. Alternatif lain jadi penyanyi rap dan membuat skenario serupa yang berkisah tentang “ selebritis yang rutin menyelenggarakan kontes Idol-Idolan untuk menyelamatkan dosa dunia”.
Terkesan aneh ? Ya iyalah, saya berusaha menulis pake kaca mata Tuhan. Coba deh mengkhayal jadi Dia. Namanya aja Tuhan. Wah, seru banget.Bisa bikin apa aja. Jadi suka-suka Dia, dong. Cuma, Dia milih jadi manusia…kendati Dia bisa menjadi apapun termasuk menjadi sosok yang kerennya seribu kali lipat dibandig manusia (dan tetap tujuanNya bisa tercapai), Ia memilih turun ke bumi dan jadi sama dengan kita. Hmmm…Keren ‘kan ?
RENUNGAN BERIKUT:Kalo Saya Jadi Yesus Kristus, Saya Akan...
___________________
Ayat acuan:
Kata ‘sehari’ di atas dialaskan pada:
II Petrus 3 : 8 - Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Yesus menjadi manusia ada di banyak sekali ayat, antara lain:
Filipi 2:6-7: Pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya.Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan nampak hidup seperti manusia.
by Meicky Shoreamanis Dan Merryll (Notes) on Tuesday, November 10, 2009 at 4:51pm