OPORTUNIS VS PSIKOPAT
Kata temen gue yang pernah jadi korban psikopat,”Capek banget debat sama orang yang nggak ngerti permasalahan. Kalo kita ‘kan sama-sama korban, jadi kita sepikiran. Kalo gue sih, mendingan gue simpan tenaga buat berdoa.”
Duh. Asik amat jadi dia. Lah ini jempol gue udah gue jitakin dari kemaren tapi kagak mau diem. Maka jadilah postingan ini.
Begini, opportunists are made, psychopaths are born. Orang jadi oportunistik karena nurture, kalo psikopat mah nature alias bawaan bayi. Dari lahir emang syarafnya udah beda sendiri.
Kalo kaum oportunis tuh ya, tangan yang satu mengelus-ngelus, tangan yang satu terbuka lebar untuk menerima. Dia disukai oleh yang dielus dan rasa suka itu akan membuat yang dielus memberikan banyak hal pada si oportunis. Makanya tangan si oportunis yang satunya lagi selalu terbuka, siap menerima apa yang diberikan orang yang dia elus.
Kalo psikopat, tangan yang satu mengelus-ngelus, tangan yang satu nusuk. Kenapa? Karena mereka menikmati rasa sakit orang lain.
Ada penjara di Amerika yang ngadain riset tentang ini. Di situ ada 121 psikopat . Mereka disuruh ngebayangin mereka mengalami kecelakaan. Nah, anterior insula, anterior midcingulate cortex, somatosensory cortex dan amygdala sebelah kanan, langsung menyala. Yang disebut tadi tuh bagian-bagian otak yang berhubungan dengan rasa empati.
Terus mereka disuruh ngebayangin kecelakaan yang sama menimpa orang lain. Setelah dievaluasi, bagian-bagian otak mereka yang menyala adalah ventral striatum. Ini adalah bagian yang berhubungan dengan rasa nikmat.
Ngerti sekarang bedanya?
Jadi berhentilah bilang,“Keep your friends close, keep your enemies closer.” Ini adalah kalimat yang dicetuskan Sun Tzu, pemikir kelahiran tahun 545 SEBELUM Masehi. Konsep psikopat baru muncul di awal abad 19 SESUDAH Masehi. Kalo Sun Tzu saat itu udah tau konsep psikopat, kalimatnya akan dia ubah jadi ‘Keep your friends close, keep your enemies closer and always remember to get rid of psychopaths.’
Jadi nanti tuh ya, pada saat elo liat dia menegelus-elus Pakdhe, lo amati baik-baik tangannya yang satu lagi, sedang ngapain.
Optimis, boleh. Bodoh, jangan. Jadilah pendukung yang cerdas. Politik nggak hanya soal perang urat syaraf tapi juga soal kondisi syaraf.
22 Oktober 2019
Duh. Asik amat jadi dia. Lah ini jempol gue udah gue jitakin dari kemaren tapi kagak mau diem. Maka jadilah postingan ini.
Begini, opportunists are made, psychopaths are born. Orang jadi oportunistik karena nurture, kalo psikopat mah nature alias bawaan bayi. Dari lahir emang syarafnya udah beda sendiri.
Kalo kaum oportunis tuh ya, tangan yang satu mengelus-ngelus, tangan yang satu terbuka lebar untuk menerima. Dia disukai oleh yang dielus dan rasa suka itu akan membuat yang dielus memberikan banyak hal pada si oportunis. Makanya tangan si oportunis yang satunya lagi selalu terbuka, siap menerima apa yang diberikan orang yang dia elus.
Kalo psikopat, tangan yang satu mengelus-ngelus, tangan yang satu nusuk. Kenapa? Karena mereka menikmati rasa sakit orang lain.
Ada penjara di Amerika yang ngadain riset tentang ini. Di situ ada 121 psikopat . Mereka disuruh ngebayangin mereka mengalami kecelakaan. Nah, anterior insula, anterior midcingulate cortex, somatosensory cortex dan amygdala sebelah kanan, langsung menyala. Yang disebut tadi tuh bagian-bagian otak yang berhubungan dengan rasa empati.
Terus mereka disuruh ngebayangin kecelakaan yang sama menimpa orang lain. Setelah dievaluasi, bagian-bagian otak mereka yang menyala adalah ventral striatum. Ini adalah bagian yang berhubungan dengan rasa nikmat.
Ngerti sekarang bedanya?
Jadi berhentilah bilang,“Keep your friends close, keep your enemies closer.” Ini adalah kalimat yang dicetuskan Sun Tzu, pemikir kelahiran tahun 545 SEBELUM Masehi. Konsep psikopat baru muncul di awal abad 19 SESUDAH Masehi. Kalo Sun Tzu saat itu udah tau konsep psikopat, kalimatnya akan dia ubah jadi ‘Keep your friends close, keep your enemies closer and always remember to get rid of psychopaths.’
Jadi nanti tuh ya, pada saat elo liat dia menegelus-elus Pakdhe, lo amati baik-baik tangannya yang satu lagi, sedang ngapain.
Optimis, boleh. Bodoh, jangan. Jadilah pendukung yang cerdas. Politik nggak hanya soal perang urat syaraf tapi juga soal kondisi syaraf.
22 Oktober 2019