Hadiah Dari Dokter Gigi
Christopher dan Michelle adalah kakak-adik. Christopher duduk di kelas 2 SD, dan Michelle duduk di kelas 1 SD. Di suatu pagi Sabtu yang cerah mereka jalan-jalan pagi. Mereka lalu sangat lelah sehingga memutuskan pulang. Setelah mereka tiba di rumah, Christopher bertanya, “Aku mau makan buah.. Kau mau?”
“Boleh. Kau mau makan buah apa?” jawab Michelle.
“Aku buah apel..” kata Christopher.
“Aku jeruk.” pilih Michelle.
Waktu mereka makan buahnya, Christopher meringis kesakitan karena giginya. Dia jarang gosok gigi. “Aduh! Gigiku sakit sekali!” kata Christopher.
“Kau harus ke dokter gigi! Tapi kulihat dulu ya gigimu kenapa,” kata Michelle. Christopher membuka mulutnya lebar-lebar. “Oh tidak!” kata Michelle.
“Kenapa?” jawab Christopher.
“Gigimu bolong. Kau suka gosok gigi?” kata Michelle.
“Mmmm.. Tidak..” jawab Christopher.
“Kau harus ke dokter gigi!” kata Michelle.
“Baiklah tapi besok!” jawab Christopher.
Keesokan harinya, Christopher dan Michelle ke dokter gigi bersama orang tuanya.
“Selamat pagi, dok. Gigi saya bolong. Bisa diperbaiki?” Kata Christopher.
Orang tua Michelle dan Christopher hanya senyum-senyum melihat anaknya yang berani. Mereka memang sudah diberi tahu oleh suster rumah sakit tersebut bahwa Christopher akan mendapat hadiah dari Dokter David kalau Christopher berani.
“Tentu!” jawab Dokter. Lalu Dokter David memperbaiki gigi Christopher yang bolong dengan cara menambal giginya. Sementara gigi Christopher di tambal Michelle dan orangtua nya menunggu Christopher sambil mengobrol dan meliahat alat-alat Dokter David. Tak lama kemudian, Dokter David selesai menambal gigi Christopher dan kini gigi Christopher tidak bolong lagi.
“Christopher, kau sudah berani untuk minta Dokter perbaiki gigimu dan kamu tidak nangis. Untuk itu, Dokter akan kasih kamu gosok gigi dan odol ayng lucu dan bagus. Tapi kamu harus rajin gosok gigi.
“Baik Dokter!” jawab Christopher.
Gigi Christopher sudah tidak bolong lagi. Dokter memberikan gosok gigi dan odol yang lucu dan bagus. Semua orang tersenyum. Papa, Mama, dan Michelle. Semua senang melihat Christopher berani giginya ditambal dan dapat hadiah menarik.Dan dari hari itu, Christoher rajin menggosok giginya.
Seminggu kemudian, Christopher mencoba memakan apel. “Tidak sakit!” kata Christopher setelah mengunyah apelnya. Tentu saja tidak sakit.. Karena dia berani ke dokter gigi dan dia rajin menggosok giginya.
Bagaimana dengan kamu?
Lippo-Cikarang,
6 Februari 2012 (Kelas 2 SD)
“Boleh. Kau mau makan buah apa?” jawab Michelle.
“Aku buah apel..” kata Christopher.
“Aku jeruk.” pilih Michelle.
Waktu mereka makan buahnya, Christopher meringis kesakitan karena giginya. Dia jarang gosok gigi. “Aduh! Gigiku sakit sekali!” kata Christopher.
“Kau harus ke dokter gigi! Tapi kulihat dulu ya gigimu kenapa,” kata Michelle. Christopher membuka mulutnya lebar-lebar. “Oh tidak!” kata Michelle.
“Kenapa?” jawab Christopher.
“Gigimu bolong. Kau suka gosok gigi?” kata Michelle.
“Mmmm.. Tidak..” jawab Christopher.
“Kau harus ke dokter gigi!” kata Michelle.
“Baiklah tapi besok!” jawab Christopher.
Keesokan harinya, Christopher dan Michelle ke dokter gigi bersama orang tuanya.
“Selamat pagi, dok. Gigi saya bolong. Bisa diperbaiki?” Kata Christopher.
Orang tua Michelle dan Christopher hanya senyum-senyum melihat anaknya yang berani. Mereka memang sudah diberi tahu oleh suster rumah sakit tersebut bahwa Christopher akan mendapat hadiah dari Dokter David kalau Christopher berani.
“Tentu!” jawab Dokter. Lalu Dokter David memperbaiki gigi Christopher yang bolong dengan cara menambal giginya. Sementara gigi Christopher di tambal Michelle dan orangtua nya menunggu Christopher sambil mengobrol dan meliahat alat-alat Dokter David. Tak lama kemudian, Dokter David selesai menambal gigi Christopher dan kini gigi Christopher tidak bolong lagi.
“Christopher, kau sudah berani untuk minta Dokter perbaiki gigimu dan kamu tidak nangis. Untuk itu, Dokter akan kasih kamu gosok gigi dan odol ayng lucu dan bagus. Tapi kamu harus rajin gosok gigi.
“Baik Dokter!” jawab Christopher.
Gigi Christopher sudah tidak bolong lagi. Dokter memberikan gosok gigi dan odol yang lucu dan bagus. Semua orang tersenyum. Papa, Mama, dan Michelle. Semua senang melihat Christopher berani giginya ditambal dan dapat hadiah menarik.Dan dari hari itu, Christoher rajin menggosok giginya.
Seminggu kemudian, Christopher mencoba memakan apel. “Tidak sakit!” kata Christopher setelah mengunyah apelnya. Tentu saja tidak sakit.. Karena dia berani ke dokter gigi dan dia rajin menggosok giginya.
Bagaimana dengan kamu?
Lippo-Cikarang,
6 Februari 2012 (Kelas 2 SD)